STMIK Primakara berhasil meraih dua sertifikat ISO, yakni ISO 9001:2015 dan ISO 21001:2018 sebagai upaya "Technopreneurship Campus" ini terus melakukan pembenahan secara internal organisasi dan peningkatan kualitas layanan pendidikan.

"Sertifikat ISO 9001:2015 dan ISO 21001:2018 ini didapatkan dari Lembaga sertifikasi PT. Decra Group Indonesia pada November 2020," kata Sekretaris Pusat Penjaminan Mutu STMIK Primakara Putri Anugrah Cahya Dewi di Denpasar, Jumat.

Dia mengemukakan, ISO 9001:2015 merupakan sertifikasi internasional untuk sistem manajemen mutu. Tujuan dari ISO 9001:2015 untuk meningkatkan standar mutu di STMIK Primakara agar dapat meningkatkan kepuasan baik kepuasan stakeholder maupun pihak berkepentingan.

Sementara ISO 21001:2018 merupakan sertifikasi internasional untuk sektor Pendidikan. Tujuan dari ISO 21001:2018 ini adalah untuk memberikan dan meningkatkan mutu, kualitas, layanan pendidikan, serta output di STMIK Primakara.

"Salah satu target STMIK Primakara adalah tersertifikasi internasional (ISO). Untuk mencapai target tersebut, kami sudah mempersiapkan diri kurang lebih selama 1 tahun sampai pada bulan November STMIK Primakara tersertifikasi," ujar Cahya Dewi.

Manfaat ISO 9001:2015 untuk mengevaluasi sistem manajemen mutu yang diterapkan di STMIK Primakara sehingga dapat terus meningkatkan kualitas mutu.

Sedangkan ISO 21001:2018 bermanfaat untuk mengevaluasi proses serta layanan pendidikan di STMIK Primakara, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kepuasan stakeholder dan para pihak berkepentingan serta mampu menghasilkan output yang lebih baik.
 
Ketua STMIK Primakara  Made Artana  (Antaranews Bali/HO-STMIK Primakara/2020)

Pelayanan Ekstra

Ketua STMIK Primakara  Made Artana menambahkan untuk ISO 21001:2018 baru dimiliki oleh beberapa perguruan tinggi di Indonesia. ISO ini memiliki nama resmi  Educational Organisation Management System (EOMS). 

"Jadi (ISO ini menilai) sistem manajemen untuk organisasi pendidikan atau sistem manajemen untuk perguruan tinggi," ujarnya.

Karena berkaitan dengan sistem manajemen, ISO ini melihat semua hal di perguruan tinggi seperti pengelolaannya harus sudah sesuai dengan standar internasional. 

"Nah itu yang sulit untuk memenuhinya dan di Bali sepertinya belum ada yang punya. Tapi di Indonesia, kata providernya baru belasan yang punya ISO itu," ucap Artana.

Melalui adanya ISO 21001:2018 ini, bermakna bahwa  pengelolaan perguruan tinggi STMIK Primakara sudah memenuhi standar internasional. Padahal, dalam pemenuhan standar internasional ini sangatlah tidak mudah.

Artana menuturkan, pihaknya mengejar sertifikasi ISO tersebut agar STMIK Primakara mempunyai standar yang bagus sehingga targetnya nanti bisa berkembang secara sehat karena pengelolaan sudah baik mengikuti standar internasional. 

"Standar internasional itu banyak. Misalnya contohnya bikin soal saja tidak boleh sembarangan dosennya. Soalnya harus dikalibrasi dulu, soalnya harus merujuk kepada kompetensi yang dituju," kata Artana yang pernah menyabet Juara I Penggerak Wirausaha Muda Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2017 dan peraih CYEA (Creative Young Entrepeneur Award) dari Junior Chamber International ini.

Kemudian untuk ISO 9001:2015, menurut Artana, adalah untuk sistem manajemen mutu internal. Berbeda dengan ISO 21001:2018, ISO ini sudah biasa dimiliki oleh perguruan tinggi, beberapa di antaranya sudah ada di Bali.

Bagi Artana, STMIK Primakara merasa spesial karena bisa memiliki kedua ISO ini secara bersamaan, terutama ISO 21001:2018. Diraihnya kedua ISO ini bisa dimaknai olehnya sebagai perbaikan manajemen, kualitas dan berbagai perbaikan lainnya di STMIK Primakara.

Artana menegaskan, dengan diraihnya dua sertifikat ISO ini menunjukkan komitmen yang dimiliki oleh jajaran STMIK Primakara dalam memberikan pelayanan ekstra dan excellent kepada mahasiswa. 

Menurutnya, dalam upaya mendapatkan sertifikat ISO ini, pihaknya telah mengeluarkan banyak pengorbanan. Maka dari itu, jika tidak didukung dengan komitmen maka akan sangat sulit diterapkan, terlebih ISO 21001:2008.

Salah satunya yakni menyangkut ketersediaan dana, karena berbagai sarana dan prasarana harus disesuaikan dengan standar ISO tersebut. Kemudian yang kedua juga ada tuntutan dari manajemen SDM juga banyak sekali. Dengan adanya penerapan ISO tersebut, tuntutan STMIK Primakara terhadap manajemen SDM  bertambah tinggi jika dibandingkan dengan sebelum menerapkan ISO.

Di tengah kondisi pandemi COVID-19, STMIK Primakara lebih melakukan penguatan ke dalam seperti akreditasi prodi, ISO, rebranding dengan mengubah logo dan sebagainya.

"Nah kita sedang memanfaatkannya momen pandemi ini. Jadi momen pandemi 'kan mahasiswa tidak ada, biasanya kita cukup sibuk melayani mahasiswa," kata pimpinan kampus yang beralamat di Jalan Tukad Badung Nomor 135 itu.

Hingga saat ini, kata Artana, pembenahan di segala bidang tersebut beberapa di antaranya sudah selesai, seperti ISO, rebranding dan akreditasi sudah keluar dua dari tiga prodi yang ada. 

Ke depan, STMIK Primakara akan memperbaharui rencana strategis. Di sana akan diformulasikan apa yang akan dilakukan STMIK Primakara ke depannya. 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020