Kementerian Pertanian menyebutkan bisnis hortikultura masih potensial dikembangkan oleh para petani di Tanah Air karena permintaan komoditas itu masih cukup tinggi di tengah pandemi COVID-19.
"Pengembangan industri komoditas hortikultura amat menjanjikan. Buah-buahan maupun sayuran dikonsumsi setiap hari oleh jutaan masyarakat," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan Dedi Nursyamsi di Yogyakarta, Senin.
Menurut Dedi, selain aneka buah, pengembangan bisnis hortikultura jenis sayur mayur seperti aneka cabai juga masih memiliki prospek cukup bagus hingga saat ini. "Sebagai komoditas strategis hortikultura, prospek cabai amat menggiurkan," kata dia.
Ia menyebutkan berdasar data Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Kementan, kebutuhan konsumsi cabai merah besar mencapai 254.670 ton per bulan dengan produksi 281.712 ton atau surplus 27.042 ton. "Artinya stok cabai selalu mencukupi," kata dia.
Melihat potensi itu, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta-Magelang menggelar pelatihan pengubinan untuk para penyuluh. Pelatihan Pengubinan Komoditas Hortikultura Cabai dan Bawang Merah berlangsung di Kapanewon Berbah dan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sleman menyebutkan bahwa produksi cabai di Kabupaten Sleman masih cukup tinggi. Meski saat ini produksi cabai umumnya dalam kondisi 'off season', namun cabai yang dilelang mampu menembus kisaran angka 1,5 ton hingga 3 ton.
Direktur Polbangtan Yogyakarta Magelang, Rajiman mengatakan pengubinan merupakan salah satu cara untuk memperoleh data produktivitas suatu tanaman. Data itu biasanya digunakan untuk memprediksi potensi hasil tanaman dari suatu luasan tertentu.
Teknik pengubinan, menurut dia, dilakukan dengan memilih blok pada tempat dan luasan tertentu yang mewakili sebagian dari luas lahan yang akan diperkirakan potensi hasinya. Luasan ubinan yang biasa digunakan adalah 2,5 x 2,5 meter.
"Data produktivitas hasil ubinan banyak digunakan untuk mengumpulkan data produktivitas terutama pada tanaman padi, jagung, kedelai, bawang dan cabai," kata Rajiman.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Pengembangan industri komoditas hortikultura amat menjanjikan. Buah-buahan maupun sayuran dikonsumsi setiap hari oleh jutaan masyarakat," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan Dedi Nursyamsi di Yogyakarta, Senin.
Menurut Dedi, selain aneka buah, pengembangan bisnis hortikultura jenis sayur mayur seperti aneka cabai juga masih memiliki prospek cukup bagus hingga saat ini. "Sebagai komoditas strategis hortikultura, prospek cabai amat menggiurkan," kata dia.
Ia menyebutkan berdasar data Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Kementan, kebutuhan konsumsi cabai merah besar mencapai 254.670 ton per bulan dengan produksi 281.712 ton atau surplus 27.042 ton. "Artinya stok cabai selalu mencukupi," kata dia.
Melihat potensi itu, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta-Magelang menggelar pelatihan pengubinan untuk para penyuluh. Pelatihan Pengubinan Komoditas Hortikultura Cabai dan Bawang Merah berlangsung di Kapanewon Berbah dan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sleman menyebutkan bahwa produksi cabai di Kabupaten Sleman masih cukup tinggi. Meski saat ini produksi cabai umumnya dalam kondisi 'off season', namun cabai yang dilelang mampu menembus kisaran angka 1,5 ton hingga 3 ton.
Direktur Polbangtan Yogyakarta Magelang, Rajiman mengatakan pengubinan merupakan salah satu cara untuk memperoleh data produktivitas suatu tanaman. Data itu biasanya digunakan untuk memprediksi potensi hasil tanaman dari suatu luasan tertentu.
Teknik pengubinan, menurut dia, dilakukan dengan memilih blok pada tempat dan luasan tertentu yang mewakili sebagian dari luas lahan yang akan diperkirakan potensi hasinya. Luasan ubinan yang biasa digunakan adalah 2,5 x 2,5 meter.
"Data produktivitas hasil ubinan banyak digunakan untuk mengumpulkan data produktivitas terutama pada tanaman padi, jagung, kedelai, bawang dan cabai," kata Rajiman.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020