Singaraja (Antara Bali) - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menganggap meluapnya Danau Buyan di Kabupaten Buleleng akibat pendangkalan dasar danau.
"Dasar danau dangkal ditambah dengan erosi yang menjadi penyebab bencana," katanya saat melakukan kunjungan kerja ke Danau Buyan, Kabupaten Buleleng, Jumat.
Meluapnya Danau Buyan dua pekan lalu itu mengakibatkan belasan rumah di Desa Adat Pancasari, Kecamatan Sukasada, hingga kini masih terendam air dengan ketinggian sekitar 1,5 meter. Bahkan, 35 keluarga sampai sekarang tinggal di pengungsian.
Menhut mengingatkan masyarakat agar tidak menanam lahan hutan di sekitar Danau Buyan dan Danau Tamblingan dengan tanaman holtikultura saja, tetapi juga dengan tanaman keras.
"Silakan tanami sayuran, tapi jangan lupa tanam juga tanaman keras agar mampu meresap air. Ini tugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang menyosialisasikan kepada masyarakat," kata Menhut.
Dalam kunjungan kerja ke Danau Buyan, Menhut memberikan bantuan sosial berupa uang tunai kepada kelompok masyarakat di tiga dusun adat, masing-masing sebesar Rp50 juta plus beberapa bibit pohon.
Menhut juga melepasliarkan beberapa jenis satwa langka, di antaranya seekor burung elang ular, 10 ekor burung jeling, enam ekor burung ketungkling, dua ekor burung pelatuk. Semua itu merupakan hasil sitaan BKSDA Bali. Dalam kesempatan itu, Zulkifli juga melepas ratusan ekor bibit ikan nila dari tepi Danau Buyan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali IGN Wiranatha memperkirakan pendangkalan danau seluas 360 hektare itu telah mencapai 10 persen sejak 1990.
"Dulu kawasan ini didominasi tanaman keras, tapi dalam dua dekade terakhir sudah berubah menjadi tanaman musiman. Dalam jangka pendek, memang menguntungkan bagi masyarakat," katanya. (M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Dasar danau dangkal ditambah dengan erosi yang menjadi penyebab bencana," katanya saat melakukan kunjungan kerja ke Danau Buyan, Kabupaten Buleleng, Jumat.
Meluapnya Danau Buyan dua pekan lalu itu mengakibatkan belasan rumah di Desa Adat Pancasari, Kecamatan Sukasada, hingga kini masih terendam air dengan ketinggian sekitar 1,5 meter. Bahkan, 35 keluarga sampai sekarang tinggal di pengungsian.
Menhut mengingatkan masyarakat agar tidak menanam lahan hutan di sekitar Danau Buyan dan Danau Tamblingan dengan tanaman holtikultura saja, tetapi juga dengan tanaman keras.
"Silakan tanami sayuran, tapi jangan lupa tanam juga tanaman keras agar mampu meresap air. Ini tugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang menyosialisasikan kepada masyarakat," kata Menhut.
Dalam kunjungan kerja ke Danau Buyan, Menhut memberikan bantuan sosial berupa uang tunai kepada kelompok masyarakat di tiga dusun adat, masing-masing sebesar Rp50 juta plus beberapa bibit pohon.
Menhut juga melepasliarkan beberapa jenis satwa langka, di antaranya seekor burung elang ular, 10 ekor burung jeling, enam ekor burung ketungkling, dua ekor burung pelatuk. Semua itu merupakan hasil sitaan BKSDA Bali. Dalam kesempatan itu, Zulkifli juga melepas ratusan ekor bibit ikan nila dari tepi Danau Buyan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali IGN Wiranatha memperkirakan pendangkalan danau seluas 360 hektare itu telah mencapai 10 persen sejak 1990.
"Dulu kawasan ini didominasi tanaman keras, tapi dalam dua dekade terakhir sudah berubah menjadi tanaman musiman. Dalam jangka pendek, memang menguntungkan bagi masyarakat," katanya. (M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012