Tim debat mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Buleleng, Bali, meraih juara satu pada ajang lomba debat bertajuk “International Virtual Speech and Debate Competition” yang diselenggarakan OIC Youth Indonesia & UKM Bahasa-FLAT UIN Jakarta, Minggu (8/11).

Wakil Rektor Undiksha Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Hubungan Masyarakat, Prof. Dr. I Wayan Suastra. M.Pd., di Singaraja, Senin, mengatakan prestasi mahasiswa ini mampu mendongkrak rangking Undiksha dalam Sistem Informasi Pemeringkatan Kemahasiswaan (Simkatmawa).

“Kami berharap prestasi ini menjadi penyemangat untuk terus berprestasi pada bidang-bidang lainnya,” katanya.

Dalam debat ini, tim Undiksha berhadapan dengan puluhan tim dari berbagai perguruan tinggi yang telah diseleksi dari negara-negara di ASEAN.

Tim debat Undiksha itu terdiri dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris yakni Ni Made Sania Indri Wahyuni, Ni Putu Ayu Niya Loviyani dan Rahul Krisna Nasution.

Pada babak final, tim Undiksha di bawah binaan Made Astawa Kusuma Mandala, S.Pd., M.A berhadapan dengan Universitas Negeri Padang dan di grandfinal dengan Universitas Negeri Lampung.

Topik yang diperdebatkan berkaitan dengan isu internasional, terutama menyangkut konflik antarnegara. “Untuk mendapatkan prestasi ini, tim melakukan persiapan secara offline maupun online,” ungkap Mandala.

Baca juga: Mahasiswa Undiksha Bali ikutkan karya dalam pameran seni rupa internasional

Salah satu anggota tim debat, Sania Indri Wahyuni mengatakan tidak menyangka peraih prestasi gemilang ini. Timnya sempat pesimis untuk bisa mengikuti kompetisi karena dihadapkan dengan pandemic COVID-19.

“Tapi kami inisiatif mencari informasi sembari melatih diri akhirnya sampai di kompetisi ini,” ucapnya.

Pada kompetisi ini, ia bersama rekannya juga mendapatkan pengalaman berkaitan dengan public speaking maupun menumbuhkan pemikiran kritis terhadap persoalan maupun isu-isu yang berkembang di masyarakat.

“Selain itu kami juga mengetahui mekanisme penyampaian argumentasi. Banyak sekali kami pelajari dari peserta lain terutama dari Malaysia dan Adjudicator yang dari Pakistan," katanya.

Juri dari Oxford juga memberikan Pandangan lebih luas mengenai debat terutama di bahasa Inggris.

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020