Sebanyak empat kandidat dalam Pemilihan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar periode 2021-2025 memaparkan visi misi di hadapan sidang terbuka senat setempat yang digelar perpaduan antara daring dan langsung dengan jumlah peserta terbatas.

Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum di sela-sela kegiatan tersebut, di Denpasar, Senin berharap agar penggantinya mampu menjalankan amanah rencana strategis yang akan disusun pada 2021.

"Renstra ke depan saya rasa fokus pada penguatan sumber daya manusia karena beberapa guru besar kita banyak yang pensiun. Kemudian pada sistem juga perlu dilakukan pembenahan mengikuti aturan-aturan pemerintah, seperti kampus merdeka dan merdeka belajar," ujarnya.

Sementara dari segi infrastruktur atau fasilitas yang dimiliki ISI Denpasar, menurut Prof Arya, sudah tidak ada masalah.

Empat kandidat Rektor ISI Denpasar yang memaparkan visi misinya adalah Dr I Ketut Sariada, SST, MSi; Prof Dr I Wayan Adnyana, SSn, MSn; Dr Drs I Wayan Suardana, MSn, dan Prof Dr I Nyoman Artayasa, MKes. Mereka bergantian memaparkan visi-misinya selama 15 menit di hadapan sidang terbuka senat tersebut.

Kemudian, sesi kedua dilanjutkan dengan tanya jawab kandidat rektor dengan panelis selama 15 menit per kandidat. Panelis terdiri dari  anggota Senat Prof Dr I Wayan Dibia, MA, Prof I Made Bandem, dan kepala biro di lingkungan ISI Denpasar.

Kandidat nomor urut 1, I Ketut Sariada memaparkan Visi "Nangun Sani Parisuda lan Paripurna. Menurutnya, visi tersebut bermakna membangun kegiatan seni yang mencerdaskan, menyehatkan, menyejahterakan, dan menyenangkan.

"Visi itu akan kami bangun dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sehingga seni mampu memberikan pencerahan dan mencerdaskan di segala bidang, tidak hanya bagi sivitas kampus, tapi masyarakat luas," kata Sariada.

Selanjutnya, kandidat nomor urut 2, I Wayan "Kun" Adnyana, bertekad memajukan perguruan tinggi seni pelat merah tersebut dengan memanfaatkan semua potensi yang ada.

Baca juga: ISI Denpasar diskusikan strategi pengembangan kriya saat COVID-19

Kun Adnyana yang saat ini menjabat Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali setidaknya melihat 17 potensi (keunggulan) ISI Denpasar, mulai dari akreditasi institusi (A), 10 prodi sarjana (A) dan prodi di Pascasarjana ISI Denpasar juga meraih A.

"Potensi lain yang tak kalah penting, bahwa di ISI Denpasar ada mahasiswa asing dari 69 negara, dari seluruh benua belajar ke sini. Ini juga menjadi potensi yang sangat baik untuk pengembangan lembaga ke depan," kata Kun.

I Wayan Suardana, MSn., kandidat nomor urut 3, jika dipercaya menjabat rektor bertekad membawa ISI Denpasar menuju perguruan tinggi seni global berlandaskan pada kekuatan seni budaya lokal, teknologi dan digitalisasi. Ia menginginkan, ISI Denpasar menjadi barometer penciptaan seni, baik klasik, tradisi, modern, dan kontemporer.

Selanjutnya, menghasilkan lulusan yang trampil, cerdas, profesional, dan kompetitif di pasar kerja, baik lokal, nasional, dan internasional, menjadi perguruan tinggi seni yang unggul dalam segala bidang di Indonesia, menekankan keseimbangan antara akademis dan sosial di masyarakat.

"Terakhir, saya ingin mewujudkan harmonisasi antara tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan sesuai dengan tupoksinya dan terciptanya karya-karya yang spektakuler, monumental, dan populer di masyarakat," ujarnya.

Sementara kandidat nomor urut 4, I Nyoman Artayasa, ingin membangun ISI Denpasar sebagai kampus yang berbasis mutu menuju merdeka belajar. "Iklim kerja dan akademik harus mengacu pada standar mutu. Kita harus biasakan pola seperti ini untuk menentukan kualitas," ujarnya.

Jika terpilih, Artayasa berencana menambah fakultas media rekam, pendidikan dan seni. Tambahan fakultas itu, kata dia, berpotensi menarik jumlah mahasiswa yang lebih banyak lagi menuju ISI Denpasar sebagai perguruan tinggi badan hukum (PTBH). "Kami ingin ubah status perguruan tinggi satuan kerja (PT Satker) menuju PTBH, salah satu caranya menggenjot jumlah mahasiswa," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Senat ISI Denpasar Drs I Wayan Gulendra MSn mengatakan visi misi yang disampaikan empat kandidat rektor tersebut benar-benar dicermati oleh anggota senat.

Pihaknya sangat berharap Rektor ISI Denpasar yang baru nanti adalah yang visioner dan bisa menjadikan kampus setempat bersaing secara global dalam kancah yang lebih luas. "Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang mumpuni," ucap Gulendra.

Usai pemaparan visi misi tersebut, dari hasil pemungutan suara yang dilakukan 19 anggota Senat ISI Denpasar dengan pencoblosan, diperoleh hasil I Ketut Sariada mendapatkan dua suara, I Wayan Adnyana memperoleh 15 suara,  I Wayan Suardana tidak mendapatkan suara dan I Nyoman Artayasa dengan dua suara. Dengan demikian, I Wayan Suardana dinyatakan tersisih untuk tahapan pemilihan rektor selanjutnya.

Baca juga: Prodi desain mode ISI Denpasar raih hibah Rp1,1 miliar

Ketua Panitia Pemilihan Rektor ISI Denpasar Dr Anak Agung Gede Rai Remawa menambahkan, untuk tiga nama calon rektor tersebut selanjutnya akan disampaikan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk proses pemilihannya yang dijadwalkan 4 Desember mendatang, yang memiliki hak suara dalam proses pemilihan nanti dari unsur senat setempat dan Mendikbud.

"Karena pandemi, acara ini digelar dengan memenuhi protokol COVID-19, jadi kami melakukan tidak mengundang semua dosen secara luring, tetapi hanya anggota Senat dan sejumlah undangan. Ruangan ini yang kapasitasnya untuk 75 orang, tetapi hanya diisi 30 orang," ujar Rai Remawa.

 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020