Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif(Kemenparekraf) berupaya menyempurnakan fasilitas destinasi wisata di Bali demi meningkatkan kualitas sektor pariwisata melalui Program Revitalisasi Destinasi Wisata.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari Sungkari, Jumat, mengatakan masih terdapat beberapa lokasi destinasi wisata di Bali yang amenitasnya belum memadai.
“Maka dari itu, fokus utama dari kegiatan revitalisasi ialah pada perbaikan amenitas di sejumlah daya tarik wisata di Bali, berupa perbaikan toilet dan penambahan fasilitas lain untuk menunjang kebersihan, kesehatan, keamanan, serta kenyamanan wisatawan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat,” katanya.
Menurut dia, hal itu penting karena salah satu ukuran suatu destinasi wisata itu bersih, indah, dan nyaman bisa dilihat dari toilet yang menunjang.
“Penting sekali bagi destinasi wisata untuk memelihara dan menjaga kebersihan toilet sesuai dengan standar internasional,” ujar Hari Sungkari.
Hari Sungkari berharap melalui revitalisasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta daya saing destinasi pariwisata di Indonesia.
Baca juga: Kemenparekraf lakukan revitalisasi destinasi pariwisata di Klungkung
Sementara itu, Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf Wawan Gunawan, menjelaskan Program Revitalisasi Destinasi Wisata Bali akan dilakukan pada awal November 2020 pada satu kota dan delapan kabupaten di Bali (Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Tabanan, Gianyar, Klungkung, Karangasem, Buleleng, Bangli, dan Jembrana).
“Dukungan revitalisasi destinasi wisata Bali akan disesuaikan dengan prioritas dan kebutuhan di masing-masing destinasi wisata. Saat ini kebersihan dan kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi wisatawan,” katanya.
Wawan juga menjelaskan kegiatan lanjutan reaktivasi akomodasi tenaga kesehatan di destinasi wisata Bali. Untuk itu Kemenparekraf telah menyiapkan sebanyak 500 kamar di 4 hotel yang ada di Bali, yaitu Hotel Mercure, Hotel Ibis Kuta, Hotel Ibis Denpasar, dan Paragon Resort Hotel.
"Ini dilakukan sebagai bentuk upaya pemulihan ekonomi nasional untuk membantu industri perhotelan di masa pandemi COVID-19,” kata Wawan.
Baca juga: 13-30 Oktober, "Simakrama" Kepariwisataan Kemenparekraf dimulai dari Karangasem
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa mengatakan tren wisatawan ke depan akan berubah. Wisatawan akan mencari destinasi wisata yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman, serta destinasi wisata yang menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungannya.
“Program revitalisasi ini sangat sesuai dengan tren wisatawan saat ini. Karena, faktor kebersihan dan kesehatan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan kepercayaan wisatawan,” kata Putu Astawa.
Ketua Bidang Water and Sanitation_Asosiasi Toilet Indonesia Nani Sumaryati Firmansyah menambahkan program revitalisasi ini sangat baik untuk dilakukan, mengingat toilet merupakan fasilitas umum yang sangat diperlukan wisatawan.
“Tidak harus mewah, tapi sarana dan perlengkapan toilet harus lengkap serta berfungsi dengan baik,” katanya.
Setelah perbaikan, lanjut dia, pihak destinasi wisata maupun wisatawan harus sama-sama menjaga kebersihan dan keindahan toilet.
“Setiap orang harus jadi intelegence of health. Kalau first impression wisatawan pada toilet suatu destinasi itu kotor, maka mereka langsung menilai bahwa managemennya buruk," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari Sungkari, Jumat, mengatakan masih terdapat beberapa lokasi destinasi wisata di Bali yang amenitasnya belum memadai.
“Maka dari itu, fokus utama dari kegiatan revitalisasi ialah pada perbaikan amenitas di sejumlah daya tarik wisata di Bali, berupa perbaikan toilet dan penambahan fasilitas lain untuk menunjang kebersihan, kesehatan, keamanan, serta kenyamanan wisatawan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat,” katanya.
Menurut dia, hal itu penting karena salah satu ukuran suatu destinasi wisata itu bersih, indah, dan nyaman bisa dilihat dari toilet yang menunjang.
“Penting sekali bagi destinasi wisata untuk memelihara dan menjaga kebersihan toilet sesuai dengan standar internasional,” ujar Hari Sungkari.
Hari Sungkari berharap melalui revitalisasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta daya saing destinasi pariwisata di Indonesia.
Baca juga: Kemenparekraf lakukan revitalisasi destinasi pariwisata di Klungkung
Sementara itu, Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf Wawan Gunawan, menjelaskan Program Revitalisasi Destinasi Wisata Bali akan dilakukan pada awal November 2020 pada satu kota dan delapan kabupaten di Bali (Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Tabanan, Gianyar, Klungkung, Karangasem, Buleleng, Bangli, dan Jembrana).
“Dukungan revitalisasi destinasi wisata Bali akan disesuaikan dengan prioritas dan kebutuhan di masing-masing destinasi wisata. Saat ini kebersihan dan kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi wisatawan,” katanya.
Wawan juga menjelaskan kegiatan lanjutan reaktivasi akomodasi tenaga kesehatan di destinasi wisata Bali. Untuk itu Kemenparekraf telah menyiapkan sebanyak 500 kamar di 4 hotel yang ada di Bali, yaitu Hotel Mercure, Hotel Ibis Kuta, Hotel Ibis Denpasar, dan Paragon Resort Hotel.
"Ini dilakukan sebagai bentuk upaya pemulihan ekonomi nasional untuk membantu industri perhotelan di masa pandemi COVID-19,” kata Wawan.
Baca juga: 13-30 Oktober, "Simakrama" Kepariwisataan Kemenparekraf dimulai dari Karangasem
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa mengatakan tren wisatawan ke depan akan berubah. Wisatawan akan mencari destinasi wisata yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman, serta destinasi wisata yang menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungannya.
“Program revitalisasi ini sangat sesuai dengan tren wisatawan saat ini. Karena, faktor kebersihan dan kesehatan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan kepercayaan wisatawan,” kata Putu Astawa.
Ketua Bidang Water and Sanitation_Asosiasi Toilet Indonesia Nani Sumaryati Firmansyah menambahkan program revitalisasi ini sangat baik untuk dilakukan, mengingat toilet merupakan fasilitas umum yang sangat diperlukan wisatawan.
“Tidak harus mewah, tapi sarana dan perlengkapan toilet harus lengkap serta berfungsi dengan baik,” katanya.
Setelah perbaikan, lanjut dia, pihak destinasi wisata maupun wisatawan harus sama-sama menjaga kebersihan dan keindahan toilet.
“Setiap orang harus jadi intelegence of health. Kalau first impression wisatawan pada toilet suatu destinasi itu kotor, maka mereka langsung menilai bahwa managemennya buruk," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020