Festival Seni Bali Jani (FSBJ) II Tahun 2020 yang diadakan mulai 31 Oktober hingga 7 November 2020 akan melibatkan sekitar 1.000 seniman dan pekerja seni di Pulau Dewata, yang seluruh rangkaian kegiatan ditampilkan melalui media virtual dan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
"Format seni virtual ini kami harapkan dapat menjangkau seluas-luasnya kemungkinan kreatif, elaborasi dan eksplorasi terkait estetik, stilistik, teknik artistik dan tematik, berikut olah wahana atau media (penggunaan berbagai peranti media baru/digital dalam proses dan penyajian)," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof Dr I Wayan "Kun" Adnyana, di Denpasar, Kamis.
Format penyelenggaraan festival secara virtual ini, lanjut dia, merupakan bentuk transformasi sosial bagi masyarakat Bali. Ada proses alih pengetahuan dan keterampilan yang terjadi serentak di Bali, yakni terkait proses persiapan dan produksi suatu pementasan karya seni komunal secara daring, termasuk bagaimana cara publik menikmati sajian tersebut.
"Ini bukan semata festival kesenian, melainkan juga sebuah upaya bersama menjaga optimisme masyarakat di tengah rundungan berita tentang COVID-19," ujarnya.
Melalui program seni yang berkesinambungan secara terencana, terkelola, dan terlaksana dengan baik, diharapkan menumbuhkan solidaritas masyarakat agar peduli pada sesama.
"Sigap tanggap dalam menghadapi kesulitan dan problematik sosial. Seni bukan hanya menghadirkan keindahan, melainkan juga seruan kesadaran," ucap Kun Adnyana yang juga akademisi ISI Denpasar itu.
Baca juga: Gubernur : Pameran Bali Megarupa perkaya khazanah kesenian
Selain itu, kata dia, kehadiran festival ini dapat menjadi pelebur sekat-sekat antarbidang seni melalui interaksi, dialog, kerja sama dan kolaborasi melalui seni alih media, multimedia maupun transmedia yang bersifat lintas batas, sekaligus kontekstual dengan dinamika kekinian.
Festival Seni Bali Jani II akan disajikan secara virtual di kanal YouTube Disbud Prov. Bali. Festival kali ini mengusung tagar utama #BaliArtsVirtual, dengan menampilkan 1.000 seniman dari 45 sanggar/komunitas/yayasan seni se-Bali.
Isian FSBJ II meliputi pawimba (lomba), adilango (pergelaran), megarupa (pameran), timbang rasa (serasehan), beranda pustaka (bursa buku), dan penganugerahan Penghargaan Bali Jani Nugraha.
"Perhelatan FSBJ II 2020 ini terbilang istimewa, bukan hanya karena diselenggarakan di tengah pandemi COVID-19, namun juga sebagai konsistensi jawaban atas permberlakuan Perda Nomor 4 tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali yang diundangkan 9 Juli 2020, serta sejalan dengan visi Pembangunan Provinsi Bali 2018-2023: Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru," ujarnya.
Gubernur Bali Wayan Koster melalui penetapan regulasi dan penataan program yang terpadu dan berkelanjutan, berkomitmen menjadikan Festival Seni Bali Jani sebagai wahana apresiasi sekaligus upaya membangun ekosistem pemajuan seni modern, kontemporer dan karya-karya inovatif lainnya.
Sejumlah nama penting dan mumpuni hadir sebagai narasumber timbang rasa (sarasehan) dan timbang buku, di antaranya Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Dr. Hilmar Farid, jurnalis senior Seno Joko Suyono, Sha Ine Febriyanti, Dr. Tommy Awuy dan lain-lain.
Baca juga: Temu wirasa semarakkan rangkaian Jantra Tradisi Bali 2020
Sarasehan juga mengetengahkan topik perihal tata kelola pameran seni virtual, bersama narasumber Dr Djuli Djati Prambudi dan Drs Pustanto.
Sementara itu, Kurator FSBJ II Prof Dr. I Gede Arya Sugiartha menambahkan, festival kali ini mengusung tajuk utama "Candika Jiwa: Puitika Atma Kerthi" yang bermakna semesta kreativitas terkini dalam "mencandikan" jiwa, spirit, taksu, atau ide-ide cemerlang.
Kegiatan apresiasi budaya yang digelar pertama kali pada Tahun 2019 ini berfokus pada ragam kesenian modern, kontemporer dan kesenian yang bersifat inovatif.
Terdapat delapan ragam pawimba (lomba) yang dihadirkan pada festival kali ini, yakni Video TikTok Bali Jani (tingkat umum); Musikalisasi Puisi (tingkat umum); Teater Modern (tingkat SMA/SMK); Seni Lukis (tingkat SMP/SLB); Naskah Drama (tingkat umum); Vlog Kuliner Bali Jani (tingkat umum); Artikel Jurnalistik (tingkat umum); dan Karya Cipta Fotografi (tingkat umum).
Pada pembukaan festival melalui kanal daring Youtube Disbud Prov. Bali akan ditampilkan adilango (pergelaran) seni kolosal bertajuk "Malaikat Pencubit Jiwa", berupa operet sajian Sanggar Kini Berseri berkolaborasi dengan komunitas seni SMA/SMK.
Sejumlah komunitas seni terpilih akan turut mempresentasikan karya mereka, di antaranya Teater Kalangan, Sanggar Seni Gumiart, Gus Teja World Music, Sanggar Silurbarong, Teater Mini, Komunitas Mahima, Seniman Klungkung Berani (Sekuni), Teater Mandiri, Yayasan Symphony Kasih, Kampung Seni Banyuning, Sanggar Surya Nada Mandala, Komunitas Budaya PRAMUSTI Bali, Sanggar Seni Gita Lestari, Komunitas Seni Musik Candrametu, Bali Experimental Teater (BET), Yayasan Pendidikan Dria Raba (Yapendra), Sanggar Seni Guntur Madu 'Neo Nolin', Teater Jineng, dan Komunitas Seni Gede Yudi Production.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Format seni virtual ini kami harapkan dapat menjangkau seluas-luasnya kemungkinan kreatif, elaborasi dan eksplorasi terkait estetik, stilistik, teknik artistik dan tematik, berikut olah wahana atau media (penggunaan berbagai peranti media baru/digital dalam proses dan penyajian)," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof Dr I Wayan "Kun" Adnyana, di Denpasar, Kamis.
Format penyelenggaraan festival secara virtual ini, lanjut dia, merupakan bentuk transformasi sosial bagi masyarakat Bali. Ada proses alih pengetahuan dan keterampilan yang terjadi serentak di Bali, yakni terkait proses persiapan dan produksi suatu pementasan karya seni komunal secara daring, termasuk bagaimana cara publik menikmati sajian tersebut.
"Ini bukan semata festival kesenian, melainkan juga sebuah upaya bersama menjaga optimisme masyarakat di tengah rundungan berita tentang COVID-19," ujarnya.
Melalui program seni yang berkesinambungan secara terencana, terkelola, dan terlaksana dengan baik, diharapkan menumbuhkan solidaritas masyarakat agar peduli pada sesama.
"Sigap tanggap dalam menghadapi kesulitan dan problematik sosial. Seni bukan hanya menghadirkan keindahan, melainkan juga seruan kesadaran," ucap Kun Adnyana yang juga akademisi ISI Denpasar itu.
Baca juga: Gubernur : Pameran Bali Megarupa perkaya khazanah kesenian
Selain itu, kata dia, kehadiran festival ini dapat menjadi pelebur sekat-sekat antarbidang seni melalui interaksi, dialog, kerja sama dan kolaborasi melalui seni alih media, multimedia maupun transmedia yang bersifat lintas batas, sekaligus kontekstual dengan dinamika kekinian.
Festival Seni Bali Jani II akan disajikan secara virtual di kanal YouTube Disbud Prov. Bali. Festival kali ini mengusung tagar utama #BaliArtsVirtual, dengan menampilkan 1.000 seniman dari 45 sanggar/komunitas/yayasan seni se-Bali.
Isian FSBJ II meliputi pawimba (lomba), adilango (pergelaran), megarupa (pameran), timbang rasa (serasehan), beranda pustaka (bursa buku), dan penganugerahan Penghargaan Bali Jani Nugraha.
"Perhelatan FSBJ II 2020 ini terbilang istimewa, bukan hanya karena diselenggarakan di tengah pandemi COVID-19, namun juga sebagai konsistensi jawaban atas permberlakuan Perda Nomor 4 tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali yang diundangkan 9 Juli 2020, serta sejalan dengan visi Pembangunan Provinsi Bali 2018-2023: Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru," ujarnya.
Gubernur Bali Wayan Koster melalui penetapan regulasi dan penataan program yang terpadu dan berkelanjutan, berkomitmen menjadikan Festival Seni Bali Jani sebagai wahana apresiasi sekaligus upaya membangun ekosistem pemajuan seni modern, kontemporer dan karya-karya inovatif lainnya.
Sejumlah nama penting dan mumpuni hadir sebagai narasumber timbang rasa (sarasehan) dan timbang buku, di antaranya Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Dr. Hilmar Farid, jurnalis senior Seno Joko Suyono, Sha Ine Febriyanti, Dr. Tommy Awuy dan lain-lain.
Baca juga: Temu wirasa semarakkan rangkaian Jantra Tradisi Bali 2020
Sarasehan juga mengetengahkan topik perihal tata kelola pameran seni virtual, bersama narasumber Dr Djuli Djati Prambudi dan Drs Pustanto.
Sementara itu, Kurator FSBJ II Prof Dr. I Gede Arya Sugiartha menambahkan, festival kali ini mengusung tajuk utama "Candika Jiwa: Puitika Atma Kerthi" yang bermakna semesta kreativitas terkini dalam "mencandikan" jiwa, spirit, taksu, atau ide-ide cemerlang.
Kegiatan apresiasi budaya yang digelar pertama kali pada Tahun 2019 ini berfokus pada ragam kesenian modern, kontemporer dan kesenian yang bersifat inovatif.
Terdapat delapan ragam pawimba (lomba) yang dihadirkan pada festival kali ini, yakni Video TikTok Bali Jani (tingkat umum); Musikalisasi Puisi (tingkat umum); Teater Modern (tingkat SMA/SMK); Seni Lukis (tingkat SMP/SLB); Naskah Drama (tingkat umum); Vlog Kuliner Bali Jani (tingkat umum); Artikel Jurnalistik (tingkat umum); dan Karya Cipta Fotografi (tingkat umum).
Pada pembukaan festival melalui kanal daring Youtube Disbud Prov. Bali akan ditampilkan adilango (pergelaran) seni kolosal bertajuk "Malaikat Pencubit Jiwa", berupa operet sajian Sanggar Kini Berseri berkolaborasi dengan komunitas seni SMA/SMK.
Sejumlah komunitas seni terpilih akan turut mempresentasikan karya mereka, di antaranya Teater Kalangan, Sanggar Seni Gumiart, Gus Teja World Music, Sanggar Silurbarong, Teater Mini, Komunitas Mahima, Seniman Klungkung Berani (Sekuni), Teater Mandiri, Yayasan Symphony Kasih, Kampung Seni Banyuning, Sanggar Surya Nada Mandala, Komunitas Budaya PRAMUSTI Bali, Sanggar Seni Gita Lestari, Komunitas Seni Musik Candrametu, Bali Experimental Teater (BET), Yayasan Pendidikan Dria Raba (Yapendra), Sanggar Seni Guntur Madu 'Neo Nolin', Teater Jineng, dan Komunitas Seni Gede Yudi Production.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020