Gubernur Bali Wayan Koster berpandangan Pameran Bali Megarupa dapat menjadi ajang untuk menggali dan memperkaya khazanah kesenian setempat, terutama bagi generasi muda dalam mengembangkan kesenian kontemporer.
"Di sini Pemerintah Provinsi Bali memberikan ruang seluas-luasnya kepada masyarakat terutama anak muda untuk berkreativitas tanpa batas, berkesenian, mengembangkan jati diri masyarakat Bali yang berkesenian dan berbudaya adiluhung," kata Koster saat membuka Pameran Bali Megarupa di Museum ARMA, Ubud, Gianyar, Rabu.
Pameran Bali Megarupa merupakan rangkaian dari Festival Seni Bali Jani (FSBJ) II 2020. FSBJ sendiri merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap perkembangan kesenian kontemporer dan dilaksanakan secara berkala setiap tahun.
"Kegiatan ini selaras dengan visi 'Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru' terkait pemajuan kebudayaan yang meliputi adat, agama, tradisi, seni dan budaya. Upaya ini diperkuat lahirnya Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali," ucapnya.
Seperti salah satu isi Tri Sakti Bung Karno yang juga terkandung dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, Pemprov Bali ingin agar Bali bisa berkepribadian dalam kebudayaan.
"Jadi sudah sepantasnya sebagai masyarakat Bali, kita bangga akan kebudayaan dan kesenian Bali. Kita yang melestarikan dan terus menggali potensi kesenian kita," ujar Koster.
Baca juga: 31 Oktober-7 November 2020, Festival Seni Bali Jani II digelar virtual
Mantan anggota DPR RI tiga periode ini pun memaparkan bahwa Pulau Bali sangat unik, karena memiliki kesenian dan kebudayaan tinggi yang bisa menjadi potensi pembangunan perekonomian ke depan untuk masyarakatnya.
"Pandemi COVID-19 ini menjadikan dinamika baru, pengetahuan baru untuk mendesain kembali pembangunan di Bali. Peristiwa ini juga harus dijadikan momentum untuk mengembalikan jati diri Bali sebagai pulau penuh kesenian dan kebudayaan. Kita bangkitkan kembali apa yang kita miliki dan terus berkarya," katanya.
Untuk itulah, Koster mengatakan alasannya untuk merancang pergelaran ini melintasi ruang dan waktu melalui teknologi. "Melalui pameran yang diselenggarakan secara 'offline dan online' ini, saya harap kesenian Bali bisa semakin dijangkau di kancah global, serta bisa menggugah masyarakatnya untuk terus berkarya," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan "Kun" Adnyana mengatakan Pameran Bali Megarupa menyuguhkan kreativitas seni inovatif, modern dan kontemporer. Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong kegairahan generasi penerus dalam berkesenian.
Pameran tersebut menyuguhkan para perupa muda yang bertujuan untuk menumbuhkan para kreator hebat di bidang seni rupa modern dan kontemporer.
FSBJ tahun 2020 yang mengusung tema Candika Jiwa, Puitika Atma Kerthi, memadukan pameran langsung yang tentu saja dengan prtokol kesehatan yang sangat ketat serta secara daring. Diharapkan dengan perpaduan penyelenggaraan tersebut, karya-karya seniman Bali makin dikenal di kancah internasional.
Baca juga: 3 Oktober-31 Desember, Pewarta Foto ANTARA dan Fotografer Bali pamerkan 40 foto COVID-19 semarakkan Denfest 2020
Senada dengan hal tersebut, kurator Jean Couteau juga berharap agar para perupa Bali bisa mengambil kesempatan di tengah pandemi ini.
Pandemi mengajarkan masyarakat bahwa perubahan itu sangatlah dahsyat. Untuk itu, sekarang para perupa muda harus bisa mengembangkan karakter diri mereka masing-masing, harus mampu selalu menyesuaikan perubahan agar bisa bertahan dalam 20 atau 30 tahun mendatang.
"Sekarang ajang pembuktian, apakah mereka masih memakai media biasa atau memakai media baru? Harapan kami, mereka bisa mengambil kesempatan dengan pembaruan," ujar Jean Couteau
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Di sini Pemerintah Provinsi Bali memberikan ruang seluas-luasnya kepada masyarakat terutama anak muda untuk berkreativitas tanpa batas, berkesenian, mengembangkan jati diri masyarakat Bali yang berkesenian dan berbudaya adiluhung," kata Koster saat membuka Pameran Bali Megarupa di Museum ARMA, Ubud, Gianyar, Rabu.
Pameran Bali Megarupa merupakan rangkaian dari Festival Seni Bali Jani (FSBJ) II 2020. FSBJ sendiri merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap perkembangan kesenian kontemporer dan dilaksanakan secara berkala setiap tahun.
"Kegiatan ini selaras dengan visi 'Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru' terkait pemajuan kebudayaan yang meliputi adat, agama, tradisi, seni dan budaya. Upaya ini diperkuat lahirnya Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali," ucapnya.
Seperti salah satu isi Tri Sakti Bung Karno yang juga terkandung dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, Pemprov Bali ingin agar Bali bisa berkepribadian dalam kebudayaan.
"Jadi sudah sepantasnya sebagai masyarakat Bali, kita bangga akan kebudayaan dan kesenian Bali. Kita yang melestarikan dan terus menggali potensi kesenian kita," ujar Koster.
Baca juga: 31 Oktober-7 November 2020, Festival Seni Bali Jani II digelar virtual
Mantan anggota DPR RI tiga periode ini pun memaparkan bahwa Pulau Bali sangat unik, karena memiliki kesenian dan kebudayaan tinggi yang bisa menjadi potensi pembangunan perekonomian ke depan untuk masyarakatnya.
"Pandemi COVID-19 ini menjadikan dinamika baru, pengetahuan baru untuk mendesain kembali pembangunan di Bali. Peristiwa ini juga harus dijadikan momentum untuk mengembalikan jati diri Bali sebagai pulau penuh kesenian dan kebudayaan. Kita bangkitkan kembali apa yang kita miliki dan terus berkarya," katanya.
Untuk itulah, Koster mengatakan alasannya untuk merancang pergelaran ini melintasi ruang dan waktu melalui teknologi. "Melalui pameran yang diselenggarakan secara 'offline dan online' ini, saya harap kesenian Bali bisa semakin dijangkau di kancah global, serta bisa menggugah masyarakatnya untuk terus berkarya," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan "Kun" Adnyana mengatakan Pameran Bali Megarupa menyuguhkan kreativitas seni inovatif, modern dan kontemporer. Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong kegairahan generasi penerus dalam berkesenian.
Pameran tersebut menyuguhkan para perupa muda yang bertujuan untuk menumbuhkan para kreator hebat di bidang seni rupa modern dan kontemporer.
FSBJ tahun 2020 yang mengusung tema Candika Jiwa, Puitika Atma Kerthi, memadukan pameran langsung yang tentu saja dengan prtokol kesehatan yang sangat ketat serta secara daring. Diharapkan dengan perpaduan penyelenggaraan tersebut, karya-karya seniman Bali makin dikenal di kancah internasional.
Baca juga: 3 Oktober-31 Desember, Pewarta Foto ANTARA dan Fotografer Bali pamerkan 40 foto COVID-19 semarakkan Denfest 2020
Senada dengan hal tersebut, kurator Jean Couteau juga berharap agar para perupa Bali bisa mengambil kesempatan di tengah pandemi ini.
Pandemi mengajarkan masyarakat bahwa perubahan itu sangatlah dahsyat. Untuk itu, sekarang para perupa muda harus bisa mengembangkan karakter diri mereka masing-masing, harus mampu selalu menyesuaikan perubahan agar bisa bertahan dalam 20 atau 30 tahun mendatang.
"Sekarang ajang pembuktian, apakah mereka masih memakai media biasa atau memakai media baru? Harapan kami, mereka bisa mengambil kesempatan dengan pembaruan," ujar Jean Couteau
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020