Sampai dengan triwulan (TW) III tahun 2020, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Buleleng, Bali, telah mencapai 67 persen.
“PAD Kabupaten Buleleng yang dipasang pada anggaran perubahan sebesar Rp335.072.650.875. sampai TW III PAD Buleleng mencapai 67 persen atau Rp224.498.676.086,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Buleleng usai memimpin Rapat Evaluasi TAPD Buleleng, di kantor Bupati Buleleng, Rabu.
Gede Suyasa menjelaskan hingga TW III Tahun 2020, realisasi PAD sudah mencapai 67 persen. Dengan capaian ini, optimisme untuk memenuhi target sampai dengan akhir TW IV sangat tinggi. Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terus digenjot untuk mencapai hal tersebut. Ia tak menampik, selama pandemi COVID-19 seluruh aspek ekonomi terpengaruh.
"Terus digenjot. Kami juga lakukan evaluasi. Kita minta agar dapat mengoptimalkan pendapatan dari sektor yang ada," jelas Gede Suyasa
Tiap SKPD diminta untuk dapat berinovasi dan memaksimalkan upaya dalam menggali potensi PAD yang ada. Pada gambaran awal laporan realisasi PAD masing-masing SKPD, sampai bulan Oktober 2020 peningkatan terjadi cukup signifikan. Sehingga, target yang sudah dipasang optimis untuk dicapai pada akhir TW IV nanti. “Kalau dihintung hingga bulan Oktober 2020, PAD Buleleng sudah mencapai 90 persen,” ungkap Gede Suyasa.
Gede Suyasa mengatakan akan lebih menggenjot Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Buleleng (DPMPTSP) untuk mencari potensi PAD pada triwulan berikutnya, seperti pada pembangunan menara telekomunikasi harus dikejar supaya pihak pengelola segera malakukan pembayaran tahunan.
Selain itu, kata Suyasa, RSUD Buleleng sampai bulan Desember mendatang juga diharapkan bisa melampui target PAD. Hal ini di karenakan tingkat operasional yang sudah lebih baik dan juga dengan adanya Lab Polymerase Chain Reaction (PCR). ”Khusus di RSUD Buleleng mungkin bisa mencapai 100 persen dari yang ditargetkan,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
“PAD Kabupaten Buleleng yang dipasang pada anggaran perubahan sebesar Rp335.072.650.875. sampai TW III PAD Buleleng mencapai 67 persen atau Rp224.498.676.086,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Buleleng usai memimpin Rapat Evaluasi TAPD Buleleng, di kantor Bupati Buleleng, Rabu.
Gede Suyasa menjelaskan hingga TW III Tahun 2020, realisasi PAD sudah mencapai 67 persen. Dengan capaian ini, optimisme untuk memenuhi target sampai dengan akhir TW IV sangat tinggi. Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terus digenjot untuk mencapai hal tersebut. Ia tak menampik, selama pandemi COVID-19 seluruh aspek ekonomi terpengaruh.
"Terus digenjot. Kami juga lakukan evaluasi. Kita minta agar dapat mengoptimalkan pendapatan dari sektor yang ada," jelas Gede Suyasa
Tiap SKPD diminta untuk dapat berinovasi dan memaksimalkan upaya dalam menggali potensi PAD yang ada. Pada gambaran awal laporan realisasi PAD masing-masing SKPD, sampai bulan Oktober 2020 peningkatan terjadi cukup signifikan. Sehingga, target yang sudah dipasang optimis untuk dicapai pada akhir TW IV nanti. “Kalau dihintung hingga bulan Oktober 2020, PAD Buleleng sudah mencapai 90 persen,” ungkap Gede Suyasa.
Gede Suyasa mengatakan akan lebih menggenjot Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Buleleng (DPMPTSP) untuk mencari potensi PAD pada triwulan berikutnya, seperti pada pembangunan menara telekomunikasi harus dikejar supaya pihak pengelola segera malakukan pembayaran tahunan.
Selain itu, kata Suyasa, RSUD Buleleng sampai bulan Desember mendatang juga diharapkan bisa melampui target PAD. Hal ini di karenakan tingkat operasional yang sudah lebih baik dan juga dengan adanya Lab Polymerase Chain Reaction (PCR). ”Khusus di RSUD Buleleng mungkin bisa mencapai 100 persen dari yang ditargetkan,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020