London (Antara Bali) - Dubes RI untuk Kerajaan Swedia dan Latvia, Dewa Made Juniarta Sastrawan, mengajak masyarakat memperkenalkan Indonesia dengan konsep diaspora, yakni proses migrasi secara fisik, sosial maupun budaya.


"Duta Besar mengatakan itu dalam acara ramah tamah bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Swedia dan masyarakat Indonesia di Gothenburg," ujar Koordinator Pusat PPI Swedia Muhammad Mufti Azis kepada ANTARA London, Senin.
Acara ramah tamah yang digelar KBRI Stockholm di Gothenburg itu sekaligus memperkenalkan Dubes Juniarta Sastrawan yang resmi menjabat sebagai kepala perwakilan RI di Swedia dan Latvia sejak 2012.
Menurut dia, Swedia telah menjadi negara tujuan belajar favorit bagi warga Indonesia yang umumnya mengambil pendidikan master dan doktoral di negeri Viking ini. "Sekitar 100 pelajar kita saat ini menuntut ilmu di Swedia," tuturnya pada acara yang diawali persembahan tarian 'Pisau Surit' dari Karo, Sabtu malam.
Dubes menekankan konsep diaspora sebagai metode untuk memperkenalkan Indonesia di Swedia. "Generasi Indonesia mulai masuk Swedia tahun 1950-an dan saat ini menyebar di berbagai tempat. Seiring dengan waktu, warga kita yang tinggal di Swedia terus berkembang baik dari jumlah populasi maupun taraf kehidupannya," katanya.
Melalui diaspora Indonesia, ia mengharapkan Nusantara dapat menjadi lebih dikenal baik di Swedia. "Banyak orang Swedia yang mengenal Bali daripada Indonesia sendiri, padahal Nusantara merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan budayanya," ucapnya.(*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Duta Besar mengatakan itu dalam acara ramah tamah bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Swedia dan masyarakat Indonesia di Gothenburg," ujar Koordinator Pusat PPI Swedia Muhammad Mufti Azis kepada ANTARA London, Senin.
Acara ramah tamah yang digelar KBRI Stockholm di Gothenburg itu sekaligus memperkenalkan Dubes Juniarta Sastrawan yang resmi menjabat sebagai kepala perwakilan RI di Swedia dan Latvia sejak 2012.
Menurut dia, Swedia telah menjadi negara tujuan belajar favorit bagi warga Indonesia yang umumnya mengambil pendidikan master dan doktoral di negeri Viking ini. "Sekitar 100 pelajar kita saat ini menuntut ilmu di Swedia," tuturnya pada acara yang diawali persembahan tarian 'Pisau Surit' dari Karo, Sabtu malam.
Dubes menekankan konsep diaspora sebagai metode untuk memperkenalkan Indonesia di Swedia. "Generasi Indonesia mulai masuk Swedia tahun 1950-an dan saat ini menyebar di berbagai tempat. Seiring dengan waktu, warga kita yang tinggal di Swedia terus berkembang baik dari jumlah populasi maupun taraf kehidupannya," katanya.
Melalui diaspora Indonesia, ia mengharapkan Nusantara dapat menjadi lebih dikenal baik di Swedia. "Banyak orang Swedia yang mengenal Bali daripada Indonesia sendiri, padahal Nusantara merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan budayanya," ucapnya.(*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012