Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan tingkat konsumsi ikan hingga sebanyak 62 kilogram per kapita per tahun pada 2024, sehingga kementerian itu siap untuk bekerja sama dengan berbagai pihak terkait termasuk swasta dan lembaga pendidikan.

"Angka konsumsi ikan nasional pada 2019 adalah 54,9 kilogram per tahun. Kami menargetkan angka konsumsi ikan nasional pada 2024 mencapai 62,05 kilogram per kapita," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dalam Webinar Nasional "Gemar Makan Ikan untuk Pencegahan Stunting" yang digelar Universitas Binawan, Sabtu.

Menurut Edhy, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan konsumsi tersebut termasuk menggalakkan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan.

Selain itu, ujar dia, telah pula dibangun pasar ikan modern dan berbagai kebijakan yang ada untuk memperkuat distribusi logistik untuk perikanan domestik.

KKP telah memberikan berbagai pelatihan pengolahan berbagai komoditas kelautan dan perikanan sebagai upaya menumbuhkan kreativitas dalam mengolah ikan di masyarakat, yang bisa pula menjadi sumber pendapatan bagi keluarga.

"Kami siap bekerja sama dengan Universitas Binawan untuk mengatasi stunting dan menyebarluaskan gemar makan ikan," katanya.

Sementara itu Plt Rektor Universitas Binawan Ayu Dwi Nindyati juga menyatakan pihaknya siap bersama-sama dengan pemerintah untuk bekerja sama dalam mengurangi stunting atau kekerdilan di Indonesia.

Ayu Dwi Nindyati mengemukakan bahwa hal itu penting karena stunting dapat memiliki efek yang berkelanjutan hingga ke kualitas generasi penerus bangsa Indonesia.

Sedangkan Dekan FKM Univ Binawan Agung Cahyono Triwibowo menyatakan bahwa stunting menjadi masalah utama, karena Indonesia diperkirakan masih memiliki prevalensi hingga sekitar 30 persen padahal batasan menurut WHO seharusnya dalam kisaran 10-20 persen.

Untuk itu, ujar Agung, penting agar budaya makan ikan dapat terus ditingkatkan sehingga menjadi sumber protein utama di Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengingatkan pentingnya menghasilkan produk perikanan khususnya bagi UMKM di berbagai daerah karena konsumsi ikan tumbuh paling pesat secara global di antara berbagai sumber protein yang ada.

"Menurut FAO, konsumsi ikan tumbuh 3,1 persen per tahun, lebih besar dibandingkan rata-rata konsumsi sumber protein lainnya yang hanya sekitar 2 persen," kata Teten Masduki dalam acara yang digelar di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu (19/8).

Menurut Teten Masduki, data ini penting mengingat bahwa 96 persen dari pelaku usaha di sektor perikanan di Tanah Air adalah UMKM.

Apalagi, ia mengemukakan bahwa perikanan pada saat ini mendapat persepsi atau pandangan dari banyak orang sebagai makanan yang sehat.

"Kita punya laut yang begitu luas, sehingga kita mesti mengubah cara konsumsi agar lebih banyak mengonsumsi ikan," katanya.

Pewarta: M Razi Rahman

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020