Anjungan kuliner ayam betutu Kabupaten Jembrana, Bali yang berlokasi di Kelurahan Gilimanuk dibuka bertepatan dengan perayaan HUT Kota Negara ke 125.
"Selama ini menu ayam betutu seperti menjadi kuliner wajib bagi wisatawan yang masuk ke Bali lewat Pelabuhan Gilimanuk. Dengan adanya anjungan ini, kami memberikan pelayanan yang lebih nyaman terhadap tamu yang ingin menikmati masakan ayam betutu," kata Bupati Jembrana I Putu Artha, saat membuka anjungan tersebut Sabtu (15/8) yang siaran persnya diterima Minggu.
Melihat animo pengunjung terhadap masakan ayam betutu, Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan menggagas pemanfaatan lahan bekas Terminal Gilimanuk seluas 8.000 meter persegi lebih.
Di anjungan ini, pengunjung bisa menikmati masakan betutu dari enam pengusaha kecil menengah seperti betutu Men Tempeh, Ferry, Tempeh Ratu, Reni, Lina dan Adi.
Menurut Artha, di masa pandemi Covid-19 saat ini banyak kendala yang dihadapi pemilik usaha kuliner, salah satunya dan yang paling terasa adanya menurunnya jumlah pengunjung.
"Namun Pemkab Jembrana bertekad untuk terus berusaha dalam hal peningkatan ekonomi kerakyatan melalui akses pasar, pengembangan teknologi informasi, pengembangan SDM dan jaringan usaha sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan daya saing bagi UMKM," katanya.
Salah satu untuk meningkatkan dan mempertahankan ekonomi tersebut, antara lain dengan membangun fasilitas penunjang seperti anjungan betutu di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya ini.
Dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai diharapkan usahanya berkembang menjadi lebih baik, ia berharap, anjungan ini bisa menjadi basis Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dengan pembayaran menggunakan QRIS.
“Sudah saatnya kita harus seperti ini, semua betutu yang ada di Gilimanuk ini kami jadikan satu supaya mereka tidak saling tarik, dan kita fasilitasi mulai dari parkir, toilet serta tempat untuk makan," katanya.
Sementara Wakil Bupati I Made Kembang Hartawan mengatakan, ide penataan sentra kuliner tersebut berkaca dari potensi Gilimanuk yang cukup besar sebagai daerah kunjungan wisata .
"Gilimanuk ini potensinya luar biasa. Sehingga harus betul-betul ditata dengan baik. Sekarang kita bisa lihat ada fasilitas parkir, ada toilet yang nyaman, begitu juga tempat makan yang bagus," katanya.
Penataan ini baru tahap pertama karena untuk melanjutkan anggaran yang dimiliki pemerintah tersedot untuk penanggulangan Covid-19.
"Kami akan siapkan penataan berikutnya pada tahap kedua. Harapannya tempat ini bisa lebih cantik dan setiap orang yang lewat Gilimanuk mampir mencicipi kuliner betutu. Jadi kalau belum makan betutu Gilimanuk itu belum terasa masuk Bali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Selama ini menu ayam betutu seperti menjadi kuliner wajib bagi wisatawan yang masuk ke Bali lewat Pelabuhan Gilimanuk. Dengan adanya anjungan ini, kami memberikan pelayanan yang lebih nyaman terhadap tamu yang ingin menikmati masakan ayam betutu," kata Bupati Jembrana I Putu Artha, saat membuka anjungan tersebut Sabtu (15/8) yang siaran persnya diterima Minggu.
Melihat animo pengunjung terhadap masakan ayam betutu, Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan menggagas pemanfaatan lahan bekas Terminal Gilimanuk seluas 8.000 meter persegi lebih.
Di anjungan ini, pengunjung bisa menikmati masakan betutu dari enam pengusaha kecil menengah seperti betutu Men Tempeh, Ferry, Tempeh Ratu, Reni, Lina dan Adi.
Menurut Artha, di masa pandemi Covid-19 saat ini banyak kendala yang dihadapi pemilik usaha kuliner, salah satunya dan yang paling terasa adanya menurunnya jumlah pengunjung.
"Namun Pemkab Jembrana bertekad untuk terus berusaha dalam hal peningkatan ekonomi kerakyatan melalui akses pasar, pengembangan teknologi informasi, pengembangan SDM dan jaringan usaha sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan daya saing bagi UMKM," katanya.
Salah satu untuk meningkatkan dan mempertahankan ekonomi tersebut, antara lain dengan membangun fasilitas penunjang seperti anjungan betutu di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya ini.
Dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai diharapkan usahanya berkembang menjadi lebih baik, ia berharap, anjungan ini bisa menjadi basis Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dengan pembayaran menggunakan QRIS.
“Sudah saatnya kita harus seperti ini, semua betutu yang ada di Gilimanuk ini kami jadikan satu supaya mereka tidak saling tarik, dan kita fasilitasi mulai dari parkir, toilet serta tempat untuk makan," katanya.
Sementara Wakil Bupati I Made Kembang Hartawan mengatakan, ide penataan sentra kuliner tersebut berkaca dari potensi Gilimanuk yang cukup besar sebagai daerah kunjungan wisata .
"Gilimanuk ini potensinya luar biasa. Sehingga harus betul-betul ditata dengan baik. Sekarang kita bisa lihat ada fasilitas parkir, ada toilet yang nyaman, begitu juga tempat makan yang bagus," katanya.
Penataan ini baru tahap pertama karena untuk melanjutkan anggaran yang dimiliki pemerintah tersedot untuk penanggulangan Covid-19.
"Kami akan siapkan penataan berikutnya pada tahap kedua. Harapannya tempat ini bisa lebih cantik dan setiap orang yang lewat Gilimanuk mampir mencicipi kuliner betutu. Jadi kalau belum makan betutu Gilimanuk itu belum terasa masuk Bali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020