Denpasar (Antara Bali) - Dua materi yang dilombakan dalam nyanyian ayat-ayat suci Weda (Utsawa Dharma Gita/UDG) dikeluarkan dari agenda Pesta Kesenian Bali ke-34 yang dijadwalkan digelar Juni-Juli 2012.
Ketua Umum Widya Sabha, Nengah Medera, di Denpasar, Rabu, mengemukakan bahwa dua materi yang dicoret yaitu "sekar agung" (kekawin) dan "sekar alit" (geguritan).
Pada awalnya, kata dia, gaung UDG bersifat lokal Bali dan seiring waktu kemudian berkembang ke tingkat nasional melalui berbagai persantian sejak 1991.
Kegiatan tersebut terdiri atas parade seni, lomba pembacaan, dan menghafal sloka (sastra), pembacaan palawakya, geguritan, kekawin, dharma widya, parade kidung daerah, sarasehan, serta pameran dengan melibatkan peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.
Meski gaungnya meluas, Nyoman Putra Suarjana menilai perhatian pemerintah terhadap pelaksanaan UDG selama ini sangat minim.
"Padahal UDG harus diselenggarakan secara mandiri dan tersendiri serta dapat alokasi anggaran secara khusus pula. Dengan harapan apresiasi masyarakat terhadap seni susastra yang sarat makna dan filsafat hidup tersebut mampu menjaring apresiasi secara tersendiri, serta gaungnya tidak tenggelam dalam kemeriahan PKB," katanya.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Ketua Umum Widya Sabha, Nengah Medera, di Denpasar, Rabu, mengemukakan bahwa dua materi yang dicoret yaitu "sekar agung" (kekawin) dan "sekar alit" (geguritan).
Pada awalnya, kata dia, gaung UDG bersifat lokal Bali dan seiring waktu kemudian berkembang ke tingkat nasional melalui berbagai persantian sejak 1991.
Kegiatan tersebut terdiri atas parade seni, lomba pembacaan, dan menghafal sloka (sastra), pembacaan palawakya, geguritan, kekawin, dharma widya, parade kidung daerah, sarasehan, serta pameran dengan melibatkan peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.
Meski gaungnya meluas, Nyoman Putra Suarjana menilai perhatian pemerintah terhadap pelaksanaan UDG selama ini sangat minim.
"Padahal UDG harus diselenggarakan secara mandiri dan tersendiri serta dapat alokasi anggaran secara khusus pula. Dengan harapan apresiasi masyarakat terhadap seni susastra yang sarat makna dan filsafat hidup tersebut mampu menjaring apresiasi secara tersendiri, serta gaungnya tidak tenggelam dalam kemeriahan PKB," katanya.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012