Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengungkapkan kebanggaan saat menghadiri "Gebyar Pasar Minggu" yang dilaksanakan manajemen Krisna Oleh-Oleh di Kuta, Kabupaten Bandung, Minggu, karena pasar itu melibatkan para petani dan menyediakan sejumlah bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau saat kondisi lesu pada masa pandemi COVID-19.
Ratusan pengunjung "Gebyar Pasar Minggu" mendapatkan bahan sayuran yang segar dengan harga yang cukup murah. Hal ini dikarenakan petani yang langsung membawa hasil panennya kemudian bertransaksi dengan para pembeli di pasar tersebut.
"Kami mengharapkan kegiatan ini dapat memacu semangat pengusaha lainnya untuk ikut menyiapkan pasar gotong royong di wilayahnya masing-masing. Dengan demikian, kita dapat membantu upaya pemasaran hasil panen pada petani, di tengah lesunya daya beli masyarakat sebagai dapat pandemi COVID-19," ujarnya di antara para penunjung yang bertransaksi untuk mendapatkan bahan sayur segar, ikan, bumbu dapur dan lainnya.
Sejumlah kebutuhan pokok mulai dari jenis sayur dijual dengan harga Rp2.000-Rp10.000 per kilogram, telur dijual Rp8.000 per 10 butir, beras merah Rp18.000 dan beras C4 seharga Rp55.000 per kilogram, dan buah bisa dibeli mulai dari harga Rp7.000 sampai Rp24.000 per kilogramnya.
Baca juga: PKK Bali: Pasar Gotong Royong wujud kepedulian pemerintah di tengah pandemi
Dengan acara tersebut, para petani dapat berjualan langsung di halaman Krisna Oleh-Oleh dan memberi dampak positif bagi warga sekitar untuk membeli kebutuhan dapur dengan harga yang relatif terjangkau.
"Mari kita bergotong royong membangkitkan pekonomian masyarakat secara perlahan, sekaligus memberikan kesempatan pada petani untuk menyalurkan hasil panennya kepada masyarakat umum, karena saat ini hasil pertanian yang sebelumnya terserap oleh hotel dan restoran mengalami keanjlokan karena tidak tersalurkan pemasarannya dengan baik," ujar pendamping orang nomor satu di Bali itu.
Seniman multitalenta itu menyebutkan, harga jual hasil panen petani yang disalurkan melalui tengkulak sangat jauh dengan harga jual di pasaran pada umumnya. Dengan adanya wadah yang memberikan mereka tempat dan lahan berjualan, maka para petani ini akan dapat langsung memberikan harga dasar kepada masyarakat luas.
"Hal ini tentu saja memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak, yakni hasil panen petani terserap ke pasar dengan baik, dan bagi konsumen juga diuntungkan dengan mendapatkan sayuran segar dan harga yang cukup murah," ujar Putri Koster.
Baca juga: Putri Suastini Koster dukung Pemprov Bali adakan Pasar Tani
Di sisi lain, setelah kran pariwisata kembali dibuka, Putri Koster mengharapkan perekonomian masyarakat Bali dapat kembali menggeliat dan dibarengi dengan konsumsi sayur dan buah organik yang bebas kimia, sekaligus mampu mensejahterakan petani dan masyarakat luas.
Seperti yang diungkapkan I Made Sandi, seorang petani asal Munduk Andong, Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan yang merasa sangat bersyukur masih ada pihak yang peduli dengan keadaan para petani.
"Bersyukur kami dapat menjual hasil panen yang sejak wabah COVID-19 cukup sulit untuk dapat menyalurkannya ke pasaran," ujarnya.
Pihak penyelenggara "Gebyar Pasar Minggu" menyatakan bahwa kegiayan ini dimaksudkan untuk melakukan sinergitas antara pemerintah, pihak swasta dan petani dalam rangka pemasaran yang sehat dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau.
Pasar ini diharapkan menjadi momen bagi semua pihak untuk turut menikmatinya, sehingga sayur organik juga bisa dibeli dengan harga murah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Ratusan pengunjung "Gebyar Pasar Minggu" mendapatkan bahan sayuran yang segar dengan harga yang cukup murah. Hal ini dikarenakan petani yang langsung membawa hasil panennya kemudian bertransaksi dengan para pembeli di pasar tersebut.
"Kami mengharapkan kegiatan ini dapat memacu semangat pengusaha lainnya untuk ikut menyiapkan pasar gotong royong di wilayahnya masing-masing. Dengan demikian, kita dapat membantu upaya pemasaran hasil panen pada petani, di tengah lesunya daya beli masyarakat sebagai dapat pandemi COVID-19," ujarnya di antara para penunjung yang bertransaksi untuk mendapatkan bahan sayur segar, ikan, bumbu dapur dan lainnya.
Sejumlah kebutuhan pokok mulai dari jenis sayur dijual dengan harga Rp2.000-Rp10.000 per kilogram, telur dijual Rp8.000 per 10 butir, beras merah Rp18.000 dan beras C4 seharga Rp55.000 per kilogram, dan buah bisa dibeli mulai dari harga Rp7.000 sampai Rp24.000 per kilogramnya.
Baca juga: PKK Bali: Pasar Gotong Royong wujud kepedulian pemerintah di tengah pandemi
Dengan acara tersebut, para petani dapat berjualan langsung di halaman Krisna Oleh-Oleh dan memberi dampak positif bagi warga sekitar untuk membeli kebutuhan dapur dengan harga yang relatif terjangkau.
"Mari kita bergotong royong membangkitkan pekonomian masyarakat secara perlahan, sekaligus memberikan kesempatan pada petani untuk menyalurkan hasil panennya kepada masyarakat umum, karena saat ini hasil pertanian yang sebelumnya terserap oleh hotel dan restoran mengalami keanjlokan karena tidak tersalurkan pemasarannya dengan baik," ujar pendamping orang nomor satu di Bali itu.
Seniman multitalenta itu menyebutkan, harga jual hasil panen petani yang disalurkan melalui tengkulak sangat jauh dengan harga jual di pasaran pada umumnya. Dengan adanya wadah yang memberikan mereka tempat dan lahan berjualan, maka para petani ini akan dapat langsung memberikan harga dasar kepada masyarakat luas.
"Hal ini tentu saja memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak, yakni hasil panen petani terserap ke pasar dengan baik, dan bagi konsumen juga diuntungkan dengan mendapatkan sayuran segar dan harga yang cukup murah," ujar Putri Koster.
Baca juga: Putri Suastini Koster dukung Pemprov Bali adakan Pasar Tani
Di sisi lain, setelah kran pariwisata kembali dibuka, Putri Koster mengharapkan perekonomian masyarakat Bali dapat kembali menggeliat dan dibarengi dengan konsumsi sayur dan buah organik yang bebas kimia, sekaligus mampu mensejahterakan petani dan masyarakat luas.
Seperti yang diungkapkan I Made Sandi, seorang petani asal Munduk Andong, Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan yang merasa sangat bersyukur masih ada pihak yang peduli dengan keadaan para petani.
"Bersyukur kami dapat menjual hasil panen yang sejak wabah COVID-19 cukup sulit untuk dapat menyalurkannya ke pasaran," ujarnya.
Pihak penyelenggara "Gebyar Pasar Minggu" menyatakan bahwa kegiayan ini dimaksudkan untuk melakukan sinergitas antara pemerintah, pihak swasta dan petani dalam rangka pemasaran yang sehat dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau.
Pasar ini diharapkan menjadi momen bagi semua pihak untuk turut menikmatinya, sehingga sayur organik juga bisa dibeli dengan harga murah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020