Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Eko S.A. Cahyanto mengatakan dalam masa pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi COVID-19, diklat 3in1 animasi ditargetkan dapat membantu kegiatan ekonomi, untuk memperoleh keahlian baru serta beradaptasi dengan tatanan baru di sektor tersebut.
"Selain bertambahnya pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja, peserta juga diharapkan dapat melatih skill atau kemampuan di bidang lainnya, terutama yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi," kata Eko dalam keterangan pers yang diterima di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan animasi merupakan subsektor industri kreatif yang tumbuh pesat dan dimanfaatkan di berbagai bidang, seperti permainan, iklan, desain, arsitektur, simulasi bidang kedokteran, militer dan lainnya.
Perkembangan positif animasi di Indonesia dapat dilihat dari banyaknya produksi animasi yang ditayangkan di stasiun televisi nasional dan lokal dalam bentuk film serial dan iklan, bahkan film layar lebar.
Menurutnya, industri animasi juga punya peran penting dalam pengembangan industri 4.0 karena sarat dengan teknologi digital. Untuk itu, dengan adanya diklat 3in1, para peserta bisa menjadi bagian implementasi industri 4.0 sebagai SDM industri animasi yang kompeten dan berdaya saing tinggi.
Baca juga: Kementerian Perindustrian sediakan pelatihan animasi di Bali
Sebelumnya, pada (28/7), BPSDMI Kemenperin melalui Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar kembali memberikan pelatihan bidang animasi kepada 73 peserta yang diselenggarakan di tiga daerah, yaitu Denpasar, Padang, dan Yogyakarta.
Sementara itu, Kepala BDI Denpasar Agus Kurniawan menyampaikan, para lulusan diklat animasi 3in1 akan ditempatkan bekerja di industri animasi yang menjadi mitra dalam pelatihan, maupun di studio-studio lainnya.
Ia menjelaskan dari data Badan Pusat Statistik (BPS), industri kreatif mampu berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar Rp1,2 triliun di tahun 2019, dengan mencatatkan nilai ekspor mencapai USD 19,98 miliar, serta menyerap 18,2 juta tenaga kerja. Dalam periode 2015-2019, sektor industri film, animasi, dan video tumbuh hingga 10,33 persen.
"SDM industri animasi yang kompeten dan berdaya bersaing global ditargetkan bisa terserap dengan baik serta memenuhi kebutuhan industri animasi di Indonesia, bahkan mancanegara," kata Agus.
Baca juga: Instruktur balai diklat industri Denpasar kunjungi LKBN ANTARA Bali
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020