Denpasar (Antara Bali) - Pengamat sosial  politik Dr Luh Riniti Rahayu pesimistis program bantuan langsung tunai (BLT) untuk warga miskin sebagai bentuk kompensasi atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan tepat sasaran.

"Data kemiskinan di Indonesia sejauh ini belum akurat. Seringkali ketika ada bantuan, data kemiskinan menjadi membengkak. Jika data kemiskinan belum akurat, sasaran BLT juga tidak akan tepat sasaran," kata Dekan FISIPOL Universitas Ngurah Rai di Denpasar, Sabtu.

Ia mengingatkan pemerintah, kalau ingin memberikan bantuan kepada rakyat, maka haruslah berdasarkan data akurat.

"Tidak dimungkiri bias ketidaktepatan sekian persen pasti ada. Dari sinilah seharusnya para pemimpin yang paling bawah paham akan kondisi daerahnya," ujar Riniti yang juga Direktur LSM Bali Sruti.

Ia menambahkan bahwa jangan sampai warga  yang tidak miskin dapat BLT. "Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, tidak jarang saat bantuan pemerintah datang ke desa, tiba-tiba yang kaya menjadi miskin. Data kemiskinan juga menjadi meningkat," ucapnya.

Riniti berpandangan bahwa pemberian BLT untuk tujuan jangka panjang bukan solusi bagi rakyat.(LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012