Federasi Serikat Pekerja Pariwisata (FSP Par) - Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Provinsi Bali menggelar aksi donor darah sebagai salah satu bentuk kepedulian dalam menghadapi pandemi COVID-19 dan memenuhi kebutuhan stok darah di PMI Bali.
"Meskipun para pekerja di tengah pandemi COVID-19 banyak yang tidak mendapatkan upah, ada yang dirumahkan, dan uang kami sedikit, tetapi kami masih peduli dengan sesama. Oleh karena kami tidak punya uang, tidak punya sembako, apa yang bisa kami bantu ya melalui donor darah," kata Ketua Pengurus Daerah FSP Par-SPSI Provinsi Bali Putu Satyawira Marhaendra, di sela-sela acara donor darah di Gedung SPSI Bali, di Denpasar, Senin.
Apalagi, ujar Satyawira, memang banyak rumah sakit yang sangat membutuhkan bantuan darah bagi pasien yang akan melakukan tindakan operasi ataupun untuk transfusi darah. Namun, tidak sedikit pendonor yang kini merasa takut jika harus mendonorkan darah langsung ke RSUP Sanglah maupun ke RS lainnya.
"Kegiatan donor darah ini juga atas permintaan unit donor darah PMI Provinsi Bali. Kami sebenarnya sudah mengadakan donor darah pada 1 Mei 2020, tetapi PMI mengatakan masih kekurangan stok darah, sehingga rekan-rekan yang tidak sempat mendonorkan darahnya di bulan Mei, mendapatkan kesempatan kali ini," ucapnya.
Sebelumnya FSP Par-SPSI Bali telah menjadwalkan pelaksanaan donor darah pada Agustus mendatang, sehingga boleh dikatakan aksi donor darah pada 1 Juni 2020 yang bertepatan dengan Hari Lahirnya Pancasila sebagai kegiatan tambahan yang sengaja didedikasikan untuk membantu sesama.
"Boleh dikatakan ini kegiatan sosial kemasyarakatan kami di Serikat Pekerja Pariwisata yang mungkin kedengarannya sedikit aneh karena biasanya serikat pekerja itu menuntut upah, demo, dan unjuk rasa," ujar Satyawira.
Untuk memenuhi protokol kesehatan COVID-19 khususnya physical distancing, para pendonor yang merupakan anggota FSP Par-SPSI Bali (mayoritas dari Kabupaten Badung) dibagi ke dalam empat sesi, untuk setiap sesi donor darah diberikan kuota 24 orang dalam rentang waktu satu jam.
Dari 96 anggota FSP Par yang mendaftar untuk aksi donor darah tersebut, yang diperbolehkan mengikuti donor darah sebanyak 77 orang yakni terkumpul darah untuk golongan darah A (10), golongan darah B (22), golongan darah AB (4), dan golongan 0 (41).
Sedangkan 19 orang "gagal" mendonorkan darahnya karena ada yang sedang kondisi tekanan darah rendah, tekanan darah tinggi, demam, habis operasi, kurang tidur hingga dalam kondisi sedang mengkonsumsi obat.
Sebelumnya dalam aksi donor darah yang dilaksanakan FSP Par-SPSI Bali pada 20 Februari 2020 untuk memperingati HUT Kota Denpasar ke-232 dapat terkumpul 167 kantong darah dan saat 1 Mei berhasil terkumpul 84 kantong darah.
"Bukan kesengajaan kami memilih hari Lahirnya Pancasila untuk melakukan aksi donor darah kali ini. Namun, sebelumnya ini mengacu pada kegiatan donor darah yang kami jadwalkan untuk 5 Agustus mendatang memperingati HUT Provinsi Bali. Supaya jaraknya dua bulan menuju awal Agustus, sehingga donor darah di bulan Juni harus dilakukan awal bulan juga," kata Satyawira.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Meskipun para pekerja di tengah pandemi COVID-19 banyak yang tidak mendapatkan upah, ada yang dirumahkan, dan uang kami sedikit, tetapi kami masih peduli dengan sesama. Oleh karena kami tidak punya uang, tidak punya sembako, apa yang bisa kami bantu ya melalui donor darah," kata Ketua Pengurus Daerah FSP Par-SPSI Provinsi Bali Putu Satyawira Marhaendra, di sela-sela acara donor darah di Gedung SPSI Bali, di Denpasar, Senin.
Apalagi, ujar Satyawira, memang banyak rumah sakit yang sangat membutuhkan bantuan darah bagi pasien yang akan melakukan tindakan operasi ataupun untuk transfusi darah. Namun, tidak sedikit pendonor yang kini merasa takut jika harus mendonorkan darah langsung ke RSUP Sanglah maupun ke RS lainnya.
"Kegiatan donor darah ini juga atas permintaan unit donor darah PMI Provinsi Bali. Kami sebenarnya sudah mengadakan donor darah pada 1 Mei 2020, tetapi PMI mengatakan masih kekurangan stok darah, sehingga rekan-rekan yang tidak sempat mendonorkan darahnya di bulan Mei, mendapatkan kesempatan kali ini," ucapnya.
Sebelumnya FSP Par-SPSI Bali telah menjadwalkan pelaksanaan donor darah pada Agustus mendatang, sehingga boleh dikatakan aksi donor darah pada 1 Juni 2020 yang bertepatan dengan Hari Lahirnya Pancasila sebagai kegiatan tambahan yang sengaja didedikasikan untuk membantu sesama.
"Boleh dikatakan ini kegiatan sosial kemasyarakatan kami di Serikat Pekerja Pariwisata yang mungkin kedengarannya sedikit aneh karena biasanya serikat pekerja itu menuntut upah, demo, dan unjuk rasa," ujar Satyawira.
Untuk memenuhi protokol kesehatan COVID-19 khususnya physical distancing, para pendonor yang merupakan anggota FSP Par-SPSI Bali (mayoritas dari Kabupaten Badung) dibagi ke dalam empat sesi, untuk setiap sesi donor darah diberikan kuota 24 orang dalam rentang waktu satu jam.
Dari 96 anggota FSP Par yang mendaftar untuk aksi donor darah tersebut, yang diperbolehkan mengikuti donor darah sebanyak 77 orang yakni terkumpul darah untuk golongan darah A (10), golongan darah B (22), golongan darah AB (4), dan golongan 0 (41).
Sedangkan 19 orang "gagal" mendonorkan darahnya karena ada yang sedang kondisi tekanan darah rendah, tekanan darah tinggi, demam, habis operasi, kurang tidur hingga dalam kondisi sedang mengkonsumsi obat.
Sebelumnya dalam aksi donor darah yang dilaksanakan FSP Par-SPSI Bali pada 20 Februari 2020 untuk memperingati HUT Kota Denpasar ke-232 dapat terkumpul 167 kantong darah dan saat 1 Mei berhasil terkumpul 84 kantong darah.
"Bukan kesengajaan kami memilih hari Lahirnya Pancasila untuk melakukan aksi donor darah kali ini. Namun, sebelumnya ini mengacu pada kegiatan donor darah yang kami jadwalkan untuk 5 Agustus mendatang memperingati HUT Provinsi Bali. Supaya jaraknya dua bulan menuju awal Agustus, sehingga donor darah di bulan Juni harus dilakukan awal bulan juga," kata Satyawira.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020