Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan stok beras aman selama menghadapi wabah COVID-19, dengan tersedia cadangan yang cukup untuk beberapa bulan ke depan.

"Dari neraca pangan nasional kita, sebenarnya kita punya neraca cukup bagus terkendali baik, cukup tersedia," kata Yasin dalam telekonferensi yang dipantau dari Jakarta, Minggu.

Dia mengatakan pemerintah melalui Kementerian Pertanian menjamin solusi pangan rakyat agar stok pangan tersedia bagi 267 juta penduduk Indonesia.

Saat ini, ia mengatakan neraca pangan nasional memiliki surplus cadangan beras kurang lebih 3,5 juta ton. Sementara pada kurun Februari hingga Mei lahan persawahan mampu memproduksi 12,4 juta ton beras.

Jika ditambah stok di Badan Urusan Logistik (Bulog) dan di penggilingan maka terdapat total stok sebanyak 15 juta ton beras.

Yasin mengatakan ada tiga pilihan pendekatan dalam skema pangan nasional yaitu optimistis, moderat dan pesimistis menilik keadaan lahan yang dapat menghasilkan beras dan aspek distribusi hingga sampai ke masyarakat.

Dari sisi optimistis, kata dia, terdapat stok 15 juta ton beras nasional dan kebutuhan beras nasional 7,6 juta ton lebih kurun Februari-Mei 2020. Jika begitu akan ada sisa stok 7 juta ton lebih.

Sementara dengan pendekatan moderat, lanjut dia, dari 3,5 juta ton stok yang ada dan skema kemampuan produksi beras turun 4 persen dari stok 12,4 juta ton maka tinggal 11 juta ton lebih. Sedangkan kebutuhan beras naik menjadi 7,6 juta-7,9 juta ton maka akan tetap tersisa stok dalam kisaran 7 juta ton beras.

Kemudian melalui pendekatan pesimistis, kata Yasin, dengan stok 3,5 juta ton, produksi 11,2 juta ton sementara kebutuhan beras nasional 8,3 juta maka akan tersedia sisa stok 6 juta ton hingga akhir Mei 2020.

"Kalau begitu bulan puasa dan Idul Fitri dalam kendali aman. Data sudah kami validasi sampai ke daerah. Semoga Allah memberi, ada inayah sehingga data ini menjadi data obyektif normatif," katanya.
 

Pewarta: Anom Prihantoro

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020