Satu dari empat tenaga medis yang telah dinyatakan sembuh dari paparan virus corona jenis baru penyebab COVID-19, yakni Dian Sari Maharani, mendapat sambutan meriah bak seorang pahlawan kesehatan saat pulang ke rumahnya di Desa Tunggangri, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis.
Diantar belasan koleganya sesama tenaga medis yang tergabung dalam Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Dian disambut warga sepanjang perjalanan menuju rumahnya.
Tidak hanya melambai-lambaikan tangan, beberapa warga dan anak-anak ikut menyambut kedatangan Dian Sari dengan membentangkan poster berisi tulisan bernada dukungan terhadap para tenaga medis yang berjuang di garis depan melawan wabah COVID-19.
Sebelum menginjakkan kaki menuju halaman rumah, Dian lebih dulu singgah ke Balai Desa Tunggangri guna mendapat sambutan formal dengan suasana kekeluargaan dari Kepala Desa Tunggangri Sri Lailatin dan unsur Forkopimcam Sumbergempol.
"Kami atas nama Pemerintah Desa Tunggangri mengucapkan selamat datang untuk mbak Dian. Tentu berterima kasih kepada teman-teman tenaga medis yang mana mbak Dian sudah sembuh dari virus corona. Mudah-mudahan mbak Dian diberi kesehatan dan bisa kembali berjuang untuk Indonesia," kata Sri Lailatin dalam pidato sambutannya.
Baca juga: IDI Bali apresiasi bantuan APD kepada tenaga medis
Sri memastikan kepulangan Dian Sari mendapat sambutan hangat masyarakat. Warga bahkan mengapresiasi perjuangan para medis yang telah berjibaku dengan dokter guna mengobati pasien corona yang sakit dan harus menjalani perawatan intensif di RSUD.
Sebagai pahlawan kesehatan, terlihat beberapa poster dukungan kepadanya yang dipasang oleh warga disepanjang jalan dari Kantor Desa hingga rumah Dian.
Warga juga menuliskan ajakan untuk melawan virus corona, bukan menjauhi penderitanya atau pasien yang terpapar COVID-19.
Dian Sari Maharani merupakan tenaga medis bagian keperawatan yang bertugas di bagian ICU 1, RSUD dr. Iskak Tulungagung.
Ia terkonfirmasi menjadi pasien terpapar dari klaster 3, yakni dari pasien RSUD dr. Iskak berinisial Hn yang sempat dirawat di paviliun karena demam namun belakangan terkonfirmasi positif COVID-19 setelah beberapa hari meninggal dunia.
Sejak itu, lonjakan kasus COVID-19 cukup tajam. Selain menular ke keluarga pasien lain, sejumlah tenaga medis ikut terpapar, termasuk Dian Sari Maharani yang sempat menangani pasien saat masuk ke ICU-1.
Baca juga: IPK Bali buka layanan konsultasi online bagi tenaga medis selama COVID-19
Setelah dinyatakan positif COVID-19, Dian mengaku sempat mengalami tekanan psikologis.
Dian mengaku saat itu sempat kalut terlebih saat dirinya mulai masuk karantina di RSUD dr. Iskak Tulungagung.
Ketika dikarantina, dirinya hanya sibuk dengan komunikasi melalui aplikasi percakapan Whatsapp dan media sosial.
Kabar Dian sembuh juga terdengar hingga ke warga Desa Tunggangri. Warga lalu memberi dukungan dan motivasi pada Dian. Dukungan lainnya kata Dian, muncul dari teman sejawat dan berhasil membuat dirinya optimistis sembuh.
Rasa optimistis dan percaya diri yang terbangun membuat daya tahan tubuhnya meningkat. Hasilnya setelah tiga pekan dikarantina, Dian dinyatakan sembuh. Dua kali tes "swab" terakhir yang dikirim ke Balitbangkes Kemenkes, Jakarta hasilnya selalu negatif.
Pada Rabu (22/4) sore ia dan tiga tenaga medis lain di RSUD dr. Iskak, yakni dua dokter dan satu ahli gizi mendapat surat keterangan sehat dari Direktur RSUD dr. Iskak, yakni dr Supriyanto.
Kini setelah benar-benat sembuh dan kembali bisa menghirup udara luar dengan bebas, ia berkumpul lagi dengan keluarga, Dian bertekad untuk kembali mengabdi kepada masyarakat untuk memberikan sosialisasi tentang COVID-19.
Baca juga: IDI akan investigasi meninggalnya petugas medis COVID-19
Ia berpesan kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam melawan virus corona. Karena, menurutnya, COVID-19 bukan penyakit yang bisa disepelekan.
"Mari kita tingkatkan pola hidup bersih dan sehat. Jangan lupa menjaga daya tahan tubuh dengan menjaga PHBS, makanan bergizi, pakai masker, cuci tangan dan juga lakukan 'physical distancing' dan ikuti instruksi dari pemerintah," katanya.
Tak lupa Dian juga berterima kasih atas berbagai dukungan yang mengalir untuknya.
"Alhamdulillah saya merasa senang dan terima kasih kepada tamen-teman RSUD memberikan pelayanan yang terbaik kepada saya selama saya dirawat di rumah sakit. Saya juga terima kasih kepada masyarakat Desa Tunggangri, karena sambutannya meriah. Ini membuat saya semangat dan saya akhirnya sembuh," demikian Dian Sari Maharani.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Diantar belasan koleganya sesama tenaga medis yang tergabung dalam Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Dian disambut warga sepanjang perjalanan menuju rumahnya.
Tidak hanya melambai-lambaikan tangan, beberapa warga dan anak-anak ikut menyambut kedatangan Dian Sari dengan membentangkan poster berisi tulisan bernada dukungan terhadap para tenaga medis yang berjuang di garis depan melawan wabah COVID-19.
Sebelum menginjakkan kaki menuju halaman rumah, Dian lebih dulu singgah ke Balai Desa Tunggangri guna mendapat sambutan formal dengan suasana kekeluargaan dari Kepala Desa Tunggangri Sri Lailatin dan unsur Forkopimcam Sumbergempol.
"Kami atas nama Pemerintah Desa Tunggangri mengucapkan selamat datang untuk mbak Dian. Tentu berterima kasih kepada teman-teman tenaga medis yang mana mbak Dian sudah sembuh dari virus corona. Mudah-mudahan mbak Dian diberi kesehatan dan bisa kembali berjuang untuk Indonesia," kata Sri Lailatin dalam pidato sambutannya.
Baca juga: IDI Bali apresiasi bantuan APD kepada tenaga medis
Sri memastikan kepulangan Dian Sari mendapat sambutan hangat masyarakat. Warga bahkan mengapresiasi perjuangan para medis yang telah berjibaku dengan dokter guna mengobati pasien corona yang sakit dan harus menjalani perawatan intensif di RSUD.
Sebagai pahlawan kesehatan, terlihat beberapa poster dukungan kepadanya yang dipasang oleh warga disepanjang jalan dari Kantor Desa hingga rumah Dian.
Warga juga menuliskan ajakan untuk melawan virus corona, bukan menjauhi penderitanya atau pasien yang terpapar COVID-19.
Dian Sari Maharani merupakan tenaga medis bagian keperawatan yang bertugas di bagian ICU 1, RSUD dr. Iskak Tulungagung.
Ia terkonfirmasi menjadi pasien terpapar dari klaster 3, yakni dari pasien RSUD dr. Iskak berinisial Hn yang sempat dirawat di paviliun karena demam namun belakangan terkonfirmasi positif COVID-19 setelah beberapa hari meninggal dunia.
Sejak itu, lonjakan kasus COVID-19 cukup tajam. Selain menular ke keluarga pasien lain, sejumlah tenaga medis ikut terpapar, termasuk Dian Sari Maharani yang sempat menangani pasien saat masuk ke ICU-1.
Baca juga: IPK Bali buka layanan konsultasi online bagi tenaga medis selama COVID-19
Setelah dinyatakan positif COVID-19, Dian mengaku sempat mengalami tekanan psikologis.
Dian mengaku saat itu sempat kalut terlebih saat dirinya mulai masuk karantina di RSUD dr. Iskak Tulungagung.
Ketika dikarantina, dirinya hanya sibuk dengan komunikasi melalui aplikasi percakapan Whatsapp dan media sosial.
Kabar Dian sembuh juga terdengar hingga ke warga Desa Tunggangri. Warga lalu memberi dukungan dan motivasi pada Dian. Dukungan lainnya kata Dian, muncul dari teman sejawat dan berhasil membuat dirinya optimistis sembuh.
Rasa optimistis dan percaya diri yang terbangun membuat daya tahan tubuhnya meningkat. Hasilnya setelah tiga pekan dikarantina, Dian dinyatakan sembuh. Dua kali tes "swab" terakhir yang dikirim ke Balitbangkes Kemenkes, Jakarta hasilnya selalu negatif.
Pada Rabu (22/4) sore ia dan tiga tenaga medis lain di RSUD dr. Iskak, yakni dua dokter dan satu ahli gizi mendapat surat keterangan sehat dari Direktur RSUD dr. Iskak, yakni dr Supriyanto.
Kini setelah benar-benat sembuh dan kembali bisa menghirup udara luar dengan bebas, ia berkumpul lagi dengan keluarga, Dian bertekad untuk kembali mengabdi kepada masyarakat untuk memberikan sosialisasi tentang COVID-19.
Baca juga: IDI akan investigasi meninggalnya petugas medis COVID-19
Ia berpesan kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam melawan virus corona. Karena, menurutnya, COVID-19 bukan penyakit yang bisa disepelekan.
"Mari kita tingkatkan pola hidup bersih dan sehat. Jangan lupa menjaga daya tahan tubuh dengan menjaga PHBS, makanan bergizi, pakai masker, cuci tangan dan juga lakukan 'physical distancing' dan ikuti instruksi dari pemerintah," katanya.
Tak lupa Dian juga berterima kasih atas berbagai dukungan yang mengalir untuknya.
"Alhamdulillah saya merasa senang dan terima kasih kepada tamen-teman RSUD memberikan pelayanan yang terbaik kepada saya selama saya dirawat di rumah sakit. Saya juga terima kasih kepada masyarakat Desa Tunggangri, karena sambutannya meriah. Ini membuat saya semangat dan saya akhirnya sembuh," demikian Dian Sari Maharani.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020