Dua unit bus sekolah milik Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Buleleng disiapkan untuk menjemput para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Buleleng yang sedang berada di Denpasar dan telah menjalani rapid test.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Buleleng Gede Gunawan A.P di Singaraja, Selasa, mengatakan sesuai arahan Bupati bahwa Dishub Buleleng ditugaskan untuk menjemput para PMI asal Buleleng yang notabene sudah melewati rapid test dan dinyatakan negatif COVID-19.

"Para PMI ini akan langsung diarahkan sesuai jumlah yang bisa dipulangkan ke Buleleng," katanya.

Baca juga: Pemerintah desa di Buleleng siapkan vila-sekolah untuk karantina pekerja migran

Menurut Gunawan, sebelum melakukan penjemputan pihak Dishub Buleleng akan melakukan langkah-langkah keamanan sesuai dengan protokol COVID-19, seperti melakukan penyemprotan desinfektan pada permukaan maupun di dalam bus serta melengkapi personil dan kondektur dengan APD.

"Dishub Buleleng telah menyiapkan dua bus dengan kapasitas masing-masing 24 kursi lengkap dengan personil dan kondektur yang dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD)," jelasnya.

Ia mengatakan sejak mendapat perintah dari Bupati Buleleng, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi Bali. Nantinya, apabila ada kendala yang timbul bisa dengan cepat diatasi.

Baca juga: Bali siapkan 1.012 tempat tidur untuk karantina pekerja migran

Dengan demikian sejak Senin 13 April 2020 Dishub Buleleng sudah siap untuk menjemput para PMI asal Buleleng.

"Untuk penjemputan, kami menunggu informasi. Berapa orang yang akan dijemput, apabila jumlahnya lebih dari 15 orang maka akan menggunakan dua bus," ucap Gunawan.

Bupati Buleleng yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Buleleng, Putu Agus Suradnyana, mengatakan kebijakan untuk menyediakan bus bagi PMI ini diambil karena untuk PMI yang negatif COVID-19 menjadi tanggung jawab kabupaten.

Baca juga: Santri dan pekerja migran yang pulang ke Badung terus dipantau

Para migran akan diisolasi di kabupaten masing-masing dengan rentang waktu 14-20 hari. "Untuk sementara 14 hari dulu. Paling panjang 20 hari," ungkapnya.

Ia menambahkan di Buleleng sudah disiapkan tempat isolasi khusus yang dapat dipilih sekolah, gedung pemerintahan, dan penginapan yang disewa. Namun, kebanyakan hotel atau penginapan tidak mau menyewakan tempat.

"Ini bukan masalah biaya tapi ketulusan atau keikhlasan dari hotel itu sendiri untuk memberikan tempatnya," ujar Agus Suradnyana.

 

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020