Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Bali, meminta petani setempat menghidupkan 'Sekaa Manyi' atau kelompok pemanen padi di Bali selama musim panen raya Padi di tengah ancaman penyebaran COVID-19 atau virus corona.
"Kami sudah menugaskan para penyuluh lapangan untuk berkoordinasi dengan para pekaseh dan kelompok tani agar memanfaatkan tenaga kerja lokal dengan menghidupkan kembali Sekaa Manyi yang sebenarnya jumlahnya cukup banyak dan sudah dibantu pemerintah dengan berbagai peralatan panen," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana di Mangupura, Selasa.
Ia mengatakan hal tersebut dilakukan terkait dengan adanya kekhawatiran proses panen raya yang terjadi mulai bukan April ini akan mengalami sedikit kendala terutama terkait ketersediaan tenaga kerja buruh panen.
"Adanya kebijakan social distancing dengan pembatasan sosial yang semakin ketat membuat kemungkinan buruh panen dari luar daerah yang akan melakukan panen padi di wilayah Badung akan sangat langka," katanya.
Menurutnya, di tengah adanya kekhawatiran dampak virus corona tersebut, panen raya yang mulai terjadi pada bulan April ini sangat menggembirakan dalam upaya mengamankan produksi dan stok pangan khususnya gabah.
Baca juga: Wagub Bali minta warga subak bentengi lahan dengan Perda Desa Adat
Ia menjelaskan berdasarkan estimasi luas panen dan estimasi produksi gabah kering panen (GKP) bulan Maret-Juni, akan ada 7.502 hektare luas panen dengan produksi gabah sekitar 47.577,69 ton dengan estimasi produksi beras sebanyak 29.640,90 ton.
"Dengan estimasi kebutuhan beras sampai bulan Juni sekitar 20.640,90 ton, sehingga dalam tiga bulan kedepan akan ada surplus beras sekitar 9.105,98 ton, belum termasuk stok gabah di penyosohan beras masih ada sebanyak 228,1 ton," ungkap Wayan Wijana.
Ia menambahkan, untuk estimasi produksi beras sampai bulan Desember mendatang diperkirakan ada sekitar 67.260,09 ton dengan estimasi kebutuhan sekitar 62.772,42 ton, sehingga apabila hanya untuk memenuhi kebutuhan penduduk di wilayah Kabupaten Badung masih akan ada surplus beras sebanyak 4.487,67 ton.
Wayan Wijana mengatakan berdasarkan hasil monitoring panen raya di sejumlah subak, produksi gabah petani juga sudah sesuai dengan estimasi dengan produksi gabah kering panen rata-rata enam hingga tujuh ton per hektare.
"Harapan kami bersama ini tidak akan ada kendala sehingga produksi beras dipastikan aman," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Kami sudah menugaskan para penyuluh lapangan untuk berkoordinasi dengan para pekaseh dan kelompok tani agar memanfaatkan tenaga kerja lokal dengan menghidupkan kembali Sekaa Manyi yang sebenarnya jumlahnya cukup banyak dan sudah dibantu pemerintah dengan berbagai peralatan panen," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana di Mangupura, Selasa.
Ia mengatakan hal tersebut dilakukan terkait dengan adanya kekhawatiran proses panen raya yang terjadi mulai bukan April ini akan mengalami sedikit kendala terutama terkait ketersediaan tenaga kerja buruh panen.
"Adanya kebijakan social distancing dengan pembatasan sosial yang semakin ketat membuat kemungkinan buruh panen dari luar daerah yang akan melakukan panen padi di wilayah Badung akan sangat langka," katanya.
Menurutnya, di tengah adanya kekhawatiran dampak virus corona tersebut, panen raya yang mulai terjadi pada bulan April ini sangat menggembirakan dalam upaya mengamankan produksi dan stok pangan khususnya gabah.
Baca juga: Wagub Bali minta warga subak bentengi lahan dengan Perda Desa Adat
Ia menjelaskan berdasarkan estimasi luas panen dan estimasi produksi gabah kering panen (GKP) bulan Maret-Juni, akan ada 7.502 hektare luas panen dengan produksi gabah sekitar 47.577,69 ton dengan estimasi produksi beras sebanyak 29.640,90 ton.
"Dengan estimasi kebutuhan beras sampai bulan Juni sekitar 20.640,90 ton, sehingga dalam tiga bulan kedepan akan ada surplus beras sekitar 9.105,98 ton, belum termasuk stok gabah di penyosohan beras masih ada sebanyak 228,1 ton," ungkap Wayan Wijana.
Ia menambahkan, untuk estimasi produksi beras sampai bulan Desember mendatang diperkirakan ada sekitar 67.260,09 ton dengan estimasi kebutuhan sekitar 62.772,42 ton, sehingga apabila hanya untuk memenuhi kebutuhan penduduk di wilayah Kabupaten Badung masih akan ada surplus beras sebanyak 4.487,67 ton.
Wayan Wijana mengatakan berdasarkan hasil monitoring panen raya di sejumlah subak, produksi gabah petani juga sudah sesuai dengan estimasi dengan produksi gabah kering panen rata-rata enam hingga tujuh ton per hektare.
"Harapan kami bersama ini tidak akan ada kendala sehingga produksi beras dipastikan aman," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020