Denpasar (Antara Bali) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Nusron Wahid, mengajak rakyat Indonesia untuk belajar memahami nilai-nilai perdamaian dari masyarakat Bali.

"Khususnya pada umat Islam yang merupakan mayoritas masyarakat Indonesia, semangat persaudaraan dan perdamaian jangan hanya dimaknai bagi sesama muslim saja. Yang terpenting dapat menghargai perbedaan yang ada dalam bingkai NKRI," katanya dalam acara Pelantikan Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Bali di Sanur, Denpasar.

"Saya memimpikan Indonesia secara luas dapat seperti Bali yang terbuka dengan daerah-daerah lain, tetapi di satu sisi tidak kehilangan jati diri. Bali setiap hari kedatangan tamu yang membawa berbagai corak budaya, namun kultur dan tradisi masyarakat Bali sendiri tidak pernah hilang," kata anggota Fraksi Partai Golkar DPR itu.

Ia menilai masyarakat Indonesia saat ini justru telah terbawa ke dalam proses denasionalisasi dan demoralisasi. Hal itu dapat dilihat dari adanya konflik antaretnis dan agama di berbagai daerah di Tanah Air. "Kultur keindonesiaan sendiri akan hilang jika tidak dibentengi dengan rasa nasionalisme yang tinggi," kata Nusron.

Kepada umat Islam dia mengajak untuk menonjolkan unsur keindonesiaannya dan bukan unsur keagamaannya. "Pemikiran seyogyanya diarahkan bahwa kita ini orang Indonesia yang beragama Islam bukan malah sebaliknya, orang Islam yang ada di Indonesia," katanya.

"Patut mencontoh Bali karena seberapa pun gempuran pengaruh dari luar, tetapi daerah ini masih tetap tidak kehilangan rasa nasionalismenya. Bisa dilihat, walaupun Bali mayoritas Hindu tetapi tidak pernah sekali pun menuntut adanya syariat Hindu," ujarnya Nusron menambahkan.(LHS/M038).

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012