Manajemen "Sea Safari Cruise" yang mengelola atraksi wisata Pirate Dinner Cruise di Kapal Sea Safari Cruise 9 menerapkan prosedur pemeriksaan suhu tubuh bagi para wisatawan yang akan menaiki kapal.
"Prosedur pemeriksaan suhu tubuh ini telah kami lakukan sejak sekitar tujuh hari yang lalu sebagai langkah dan upaya kami dalam mengantisipasi penyebaran Virus Corona atau COVID-19," kata Manager on Boat SS9 Sea Safari, Hendra Halim, di Denpasar, Bali, Sabtu.
Selain pemeriksaan suhu tubuh menggunakan alat Infrared Thermometer Gun, manajemen Sea Safari Cruise juga menyediakan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer.
Tidak hanya bagi penumpang, pemeriksaan suhu tubuh dan penggunaan hand sanitizer itu juga diwajibkan bagi seluruh pekerja dan kru kapal yang menawarkan konsep makan malam bertema bajak laut itu karena mereka juga melakukan interaksi langsung dengan para wisatawan.
Baca juga: 188 pelaut Indonesia di kapal pesiar World Dream dipulangkan
Hendra mengatakan selama proses penerapan prosedur pemeriksaan suhu tubuh, hingga saat ini pihaknya belum menemukan tamu atau wisatawan yang memiliki suhu tubuh tinggi hingga harus menolak wisatawan itu berwisata ke atas kapal.
Selain penerapan prosedur keamanan secara eksternal bagi para wisatawan dan kru, manajemen Sea Safari Cruise juga melakukan langkah-langkah menjaga kesehatan dan kebersihan secara internal checking.
Baca juga: Pemprov Bali tunda kedatangan kapal pesiar "Viking Sun"
Langkah antisipasi Virus Corona yang dilakukan itu pihaknya tidak memperkenankan para pekerja yang sakit untuk masuk kerja di kapal dan selalu menjaga kebersihan perabotan seperti meja, tempat dan alat-alat lain di seluruh bagian kapal.
"Khusus untuk kebersihan alat makan yang digunakan wisatawan seperti piring, sendok dan garpu, saat ini kami cuci dua kali guna menjaga kebersihan alat makan," kata Hendra.
Baca juga: 78 WNI di kapal pesiar "Diamond Cruise" dinyatakan sehat
Ia menambahkan semenjak mewabahnya COVID-19, pihaknya mencatat penurunan kunjungan wisatawan ke Pirate Dinner Cruise. Hal itu menurutnya terjadi karena sebelumnya wisatawan asal China tercatat mendominasi kunjungan ke kapal itu, paling tidak 50 persen setiap harinya.
"Sekarang kami mengandalkan wisatawan asal India, Nepal, negara-negara Asia Tenggara dan wisatawan domestik. Biasanya per hari ada 170-200 orang wisatawan yang berkunjung, saat ini turun menjadi sekitar 120-140 wisatawan," ujar Hendra.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Prosedur pemeriksaan suhu tubuh ini telah kami lakukan sejak sekitar tujuh hari yang lalu sebagai langkah dan upaya kami dalam mengantisipasi penyebaran Virus Corona atau COVID-19," kata Manager on Boat SS9 Sea Safari, Hendra Halim, di Denpasar, Bali, Sabtu.
Selain pemeriksaan suhu tubuh menggunakan alat Infrared Thermometer Gun, manajemen Sea Safari Cruise juga menyediakan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer.
Tidak hanya bagi penumpang, pemeriksaan suhu tubuh dan penggunaan hand sanitizer itu juga diwajibkan bagi seluruh pekerja dan kru kapal yang menawarkan konsep makan malam bertema bajak laut itu karena mereka juga melakukan interaksi langsung dengan para wisatawan.
Baca juga: 188 pelaut Indonesia di kapal pesiar World Dream dipulangkan
Hendra mengatakan selama proses penerapan prosedur pemeriksaan suhu tubuh, hingga saat ini pihaknya belum menemukan tamu atau wisatawan yang memiliki suhu tubuh tinggi hingga harus menolak wisatawan itu berwisata ke atas kapal.
Selain penerapan prosedur keamanan secara eksternal bagi para wisatawan dan kru, manajemen Sea Safari Cruise juga melakukan langkah-langkah menjaga kesehatan dan kebersihan secara internal checking.
Baca juga: Pemprov Bali tunda kedatangan kapal pesiar "Viking Sun"
Langkah antisipasi Virus Corona yang dilakukan itu pihaknya tidak memperkenankan para pekerja yang sakit untuk masuk kerja di kapal dan selalu menjaga kebersihan perabotan seperti meja, tempat dan alat-alat lain di seluruh bagian kapal.
"Khusus untuk kebersihan alat makan yang digunakan wisatawan seperti piring, sendok dan garpu, saat ini kami cuci dua kali guna menjaga kebersihan alat makan," kata Hendra.
Baca juga: 78 WNI di kapal pesiar "Diamond Cruise" dinyatakan sehat
Ia menambahkan semenjak mewabahnya COVID-19, pihaknya mencatat penurunan kunjungan wisatawan ke Pirate Dinner Cruise. Hal itu menurutnya terjadi karena sebelumnya wisatawan asal China tercatat mendominasi kunjungan ke kapal itu, paling tidak 50 persen setiap harinya.
"Sekarang kami mengandalkan wisatawan asal India, Nepal, negara-negara Asia Tenggara dan wisatawan domestik. Biasanya per hari ada 170-200 orang wisatawan yang berkunjung, saat ini turun menjadi sekitar 120-140 wisatawan," ujar Hendra.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020