Konsul Jenderal China di Denpasar, Gou Haodong mengatakan tingkat kematian akibat Virus Corona atau COVID-19 di Tiongkok saat ini sudah terkendali dan jumlahnya berada dibawah 3 persen.
"Sekarang kondisi di Tiongkok sudah mulai membaik. Menurut data yang kami dapat pada selama seminggu terakhir ini di luar Provinsi Hubei yang terdaftar dalam kasus baru perharinya ada dibawah 10 orang, sedangkan di Provinsi Hubei sudah mulai membaik, perhari kasus baru itu ada lebih dari 100 kejadian," katanya disela-sela pameran untuk memperingati 70 tahun hubungan Diplomatik antara RRT dan RI di Denpasar, Jumat malam.
Ia menjelaskan sesuai data yang diperolehnya bahwa 5 Maret 2020 jumlah kasus virus corona mencapai 80.552 kasus. Untuk warga yang sudah sembuh sebanyak 53.726 dan sekarang tinggal 20 ribuan pasien yang masih dirawat di China, khususnya di Kota Wuhan.
"Tapi sangat menyedihkan juga, untuk angka kematian mencapai 30.420. Puncaknya, bisa satu hari mencapai kematiannnya 400an orang. Tapi sampai sekarang perhari mungkin puluhan orang yang meninggal. Tapi kami percaya kedepannya dengan upaya-upaya yang kami ambil, angka ini akan terus menurun sampai nol," jelas Gou Haodong.
Korban yang meninggal akibat dari COVID-19 berasal dari berbagai bidang pekerjaan, katanya ada dari petani dan direktur film, bahkan ada empat anggota keluarga dan semuanya meninggal. "Ada juga beberapa wartawan di China ketika bertugas meninggal juga," jelasnya.
Ia menyampaikan dengan tingkat kematian di Tiongkok yang sudah dibawah 3 persen ini tidak terlepas dari adanya langkah-langkah yang sudah dilakukan Pemerintah Tiongkok. Selain itu juga banyak mendapat dukungan dari masyarakat Internasional, misalnya WHO dan PBB dalam pencegahan virus corona ini.
Baca juga: Konjen China siap bantu promosikan Pariwisata Bali lewat medsos
Gou Haodong menambahkan bahwa banyak organisasi Indonesia dan Pemerintah Indonesia yang banyak memberikan pasokan atau kebutuhan medis dari ke Tiongkok.
"Sekarang kondisinya di Kota Wuhan masih belum normal. Jadi, warga Wuhan masih di rumah saja, tidak keluar karena sekarang masih ada 20 ribu lebih belum sembuh. Jadi untuk mencegah penyebaran lagi kita tetap harus waspada dan tetap tinggal di rumah saja," katanya.
Ia mengatakan banyak ahli-ahli dibidang Psikologi juga ikut membantu kondisi di sana karena orang tidak bisa keluar dalam waktu lama. Kemudian banyak proses konsultasi yang bisa diakses melalui internet.
"Karena sekarang kondisinya sudah semakin membaik tingkat kesembuhan juga terus meningkat ini karena ahli-ahli atau petugas medis sudah punya pengalaman untuk menangangi virus ini. Kedua, dengan kombinasi obat tradisional Tiongkok dan obat dari barat pasien nya lebih cepat sembuh," jelasnya.
Baca juga: Gubernur : Program "We Love Bali Movement" buktikan ketangguhan Bali
Sedangkan untuk wisatawan Tiongkok yang masih berada di Bali, Kata dia bahwa para wisatawan tersebut merasa nyaman dan aman.
"Kami juga mendapat informasi dari turis China yang ada di sini bahwa mereka aman-aman saja di hotel bisa belanja atau jalan-jalan ke mana tidak ada halangan apapun," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Sekarang kondisi di Tiongkok sudah mulai membaik. Menurut data yang kami dapat pada selama seminggu terakhir ini di luar Provinsi Hubei yang terdaftar dalam kasus baru perharinya ada dibawah 10 orang, sedangkan di Provinsi Hubei sudah mulai membaik, perhari kasus baru itu ada lebih dari 100 kejadian," katanya disela-sela pameran untuk memperingati 70 tahun hubungan Diplomatik antara RRT dan RI di Denpasar, Jumat malam.
Ia menjelaskan sesuai data yang diperolehnya bahwa 5 Maret 2020 jumlah kasus virus corona mencapai 80.552 kasus. Untuk warga yang sudah sembuh sebanyak 53.726 dan sekarang tinggal 20 ribuan pasien yang masih dirawat di China, khususnya di Kota Wuhan.
"Tapi sangat menyedihkan juga, untuk angka kematian mencapai 30.420. Puncaknya, bisa satu hari mencapai kematiannnya 400an orang. Tapi sampai sekarang perhari mungkin puluhan orang yang meninggal. Tapi kami percaya kedepannya dengan upaya-upaya yang kami ambil, angka ini akan terus menurun sampai nol," jelas Gou Haodong.
Korban yang meninggal akibat dari COVID-19 berasal dari berbagai bidang pekerjaan, katanya ada dari petani dan direktur film, bahkan ada empat anggota keluarga dan semuanya meninggal. "Ada juga beberapa wartawan di China ketika bertugas meninggal juga," jelasnya.
Ia menyampaikan dengan tingkat kematian di Tiongkok yang sudah dibawah 3 persen ini tidak terlepas dari adanya langkah-langkah yang sudah dilakukan Pemerintah Tiongkok. Selain itu juga banyak mendapat dukungan dari masyarakat Internasional, misalnya WHO dan PBB dalam pencegahan virus corona ini.
Baca juga: Konjen China siap bantu promosikan Pariwisata Bali lewat medsos
Gou Haodong menambahkan bahwa banyak organisasi Indonesia dan Pemerintah Indonesia yang banyak memberikan pasokan atau kebutuhan medis dari ke Tiongkok.
"Sekarang kondisinya di Kota Wuhan masih belum normal. Jadi, warga Wuhan masih di rumah saja, tidak keluar karena sekarang masih ada 20 ribu lebih belum sembuh. Jadi untuk mencegah penyebaran lagi kita tetap harus waspada dan tetap tinggal di rumah saja," katanya.
Ia mengatakan banyak ahli-ahli dibidang Psikologi juga ikut membantu kondisi di sana karena orang tidak bisa keluar dalam waktu lama. Kemudian banyak proses konsultasi yang bisa diakses melalui internet.
"Karena sekarang kondisinya sudah semakin membaik tingkat kesembuhan juga terus meningkat ini karena ahli-ahli atau petugas medis sudah punya pengalaman untuk menangangi virus ini. Kedua, dengan kombinasi obat tradisional Tiongkok dan obat dari barat pasien nya lebih cepat sembuh," jelasnya.
Baca juga: Gubernur : Program "We Love Bali Movement" buktikan ketangguhan Bali
Sedangkan untuk wisatawan Tiongkok yang masih berada di Bali, Kata dia bahwa para wisatawan tersebut merasa nyaman dan aman.
"Kami juga mendapat informasi dari turis China yang ada di sini bahwa mereka aman-aman saja di hotel bisa belanja atau jalan-jalan ke mana tidak ada halangan apapun," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020