Dinas Kesehatan Provinsi Bali masih melacak warga negara Selandia Baru yang dikabarkan positif terjangkit COVID-19 yang diketahui datang dari Iran kemudian terbang ke Auckland, namun sebelumnya sempat transit (singgah) di Bali.

"Kami masih cek passenger manifest karena informasi tentang pasien tersebut tidak ada sama sekali namanya," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, di Denpasar, Ahad.

Pihaknya masih sedang melacak dan sejauh ini belum ada info karena tidak ada notifikasi sebelumnya. "Setelah penumpang tiba di Selandia Baru, baru dia sakit," ucap Suarjaya.

Sebelumnya Departemen Kesehatan Selandia Baru mengonfirmasi kasus pertama COVID-19 di negaranya pada Jumat (28/2). Pasien tersebut diketahui datang dari Iran dan melakukan perjalanan ke Auckland melalui Bali, dan dikonfirmasi positif COVID-19.

Baca juga: Bandara Ngurah Rai sediakan 48 unit "hand sanitizer" untuk penumpang

Pejabat kesehatan mengatakan pasien itu berusia 60 tahunan dan sedang dirawat di Rumah Sakit Kota Auckland.

Sebelumnya dr Suarjaya mengatakan dari 20 pasien yang sempat diobservasi di RSUP Sanglah yang sempat dicurigai atau dikhawatirkan terjangkit virus COVID-19, semuanya negatif.

Jika pun terjadi, kemungkinan yang terburuk ada yang tertular, kata Suarjaya, Pemerintah Provinsi Bali sudah menyiapkan sejumlah langkah penanganan, diantaranya tiga rumah sakit rujukan untuk isolasi, yakni RSUP Sanglah, RSUD Tabanan dan RS Sanjiwani Gianyar. Selain RS yang lain juga mampu untuk melakukan isolasi.

"Jadi protapnya sudah lengkap, alatnya sudah ada, SDM-nya sudah siap. Jadi, tidak perlu ada kekhawatiran, andaikata memang terjadi. Tetapi kita semua berharap mudah-mudahan tidak sampai terjadi. Kita doakan tidak ada," ucapnya.*

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020