Asosiasi profesi para general manager hotel yang tergabung dalam Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali berpandangan sudah saatnya daerah setempat kembali menggarap pasar wisatawan domestik dengan lebih maksimal, sebagai strategi untuk menggairahkan pariwisata Bali yang terdampak akibat penurunan kunjungan wisatawan China.

"Pasar domestik itu 'kan potensinya sekitar 275 juta, kalau ini bisa bergulir 'kan sangat bagus," kata Wakil Ketua IHGMA Bali I Made Ramia Adnyana, di Denpasar, Selasa.

Hanya saja, Ramia melihat untuk menggarap pasar wisatawan domestik itu menghadapi tantangan masih tingginya harga tiket pesawat.

"Oleh karena itu, kami minta kepada Direksi Garuda yang baru bisa mengambil kebijakan penurunan harga tiket pesawat, sehingga wisatawan domestik bisa lebih banyak yang bergulir ke Bali," ucapnya.

Ramia pun tidak mau jika kalangan pariwisata dianggap selama ini melupakan pasar domestik, dan baru teringat ketika ada dampak penurunan kunjungan wisatawan China karena terjadi wabah virus corona di Negeri Tirai Bambu.

"Kami dari dulu tidak pernah melupakan pasar domestik, buktinya sepanjang 2019 itu kunjungan wisatawan domestik mencapai sekitar 10 juta. Domestik selama ini kami garap juga," ujarnya.

Ramia mengatakan, dengan menggarap wisatawan domestik sebagai salah satu "traditional market" secara lebih signifikan, maka akan menjadi salah satu solusi di tengah dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat mewabahnya penyakit pneumonia karena virus corona jenis baru (2019-nCoV) itu.

"Kalau wisatawan domestik itu lebih mengedepankan adat ketimuran. Wisatawan domestik juga suka berwisata ke tempat yang pemandangannya bagus untuk berswafoto dan suka berbelanja oleh-oleh," kata Ramia.

Baca juga: Turis mancanegara lalui Bandara Ngurah Rai Bali tumbuh 3 persen

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Adi Nugroho mengatakan dengan adanya wabah virus corona dan juga penutupan penerbangan dari dan ke China mulai 5 Februari 2020, tidak dimungkiri akan berdampak pada penurunan kunjungan wisatawan China ke Pulau Dewata.

Namun, seberapa besar penurunannya, Adi belum dapat memastikan karena masih melihat data perkembangan lebih lanjut.

Berdasarkan data kunjungan wisman ke Bali sepanjang 2019 dengan jumlah total 6.275.210 jiwa, wisatawan China berada pada posisi kedua tingkat kunjungan tertinggi ke Pulau Dewata yakni mencapai 1.186.057 jiwa (18,90 persen).

Adapun jumlah kunjungan wisman dari negara lainnya yakni di peringkat pertama Australia (1.241.128), setelah China ada India (374.043), Inggris (287.201), Amerika Serikat (276.859), Jepang (257.959), Korea Selatan (213.356), Perancis (206.941), Jerman (196.774), Malaysia (185.256), dan gabungan dari negara lainnya sebanyak 1.849.636 orang.
Wakil Ketua IHGMA Bali I Made Ramia Adnyana (Antaranews Bali/istimewa/2020)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020