Gianyar (Antara Bali) - Situs purbakala dan objek wisata spiritual Goa Gajah di Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Minggu pagi terlihat sepi pengunjung karena sebagian besar wilayah Pulau Bali terus diguyur hujan deras.
"Tidak hari ini saja, beberapa waktu terakhir memang lebih sedikit wisatawan yang ke sini. Mungkin wisatawan lokal dan asing agak enggan berkunjung karena tangga menuju areal Goa Gajah saat hujan menjadi licin," kata Nengah Ayu, salah seorang pedagang oleh-oleh khas Bali di objek wisata tersebut.
Ia menyampaikan, akibat menurunnya jumlah pengunjung ke objek wisata spiritual itu juga menyebabkan penurunan jumlah barang yang terjual.
"Biasanya saya dapat menjual cindera mata di atas Rp200 ribu per hari, tetapi karena pengunjung sepi, omset kami hari ini paling hanya Rp50 ribu," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan saat Family Gathering ANTARA Bali yang melibatkan sekitar 70 anggota keluarga yang didukung Tokobagus.com ini, pagi itu hanya tampak beberapa bus wisata dan minibus yang berada di areal parkir Goa Gajah.
Satu mobil di antaranya mengangkut wisatawan mancanegara, sedangkan beberapa kendaraan lainnya berpenumpang wisatawan lokal. Mereka umumnya tidak sampai satu jam melihat-lihat sekeliling objek wisata itu.
Di tengah sepinya pengunjung, tidak menyurutkan semangat tiga orang wisman tersebut yang membaur dengan keluarga ANTARA, untuk terus menanyakan detail arca-arca purbakala yang terdapat di sana kepada pemandu wisata.
Secara keseluruhan objek Goa Gajah terdiri atas empat komplek berdasarkan tempat ditemukannya benda-benda purbakala, yakni sebuah goa beserta kelengkapannya berupa arca-arca di dalamnya, areal depan goa, taman pancuran atau 'Petirtan' dan reruntuhan relief Tukad Pangkung.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Tidak hari ini saja, beberapa waktu terakhir memang lebih sedikit wisatawan yang ke sini. Mungkin wisatawan lokal dan asing agak enggan berkunjung karena tangga menuju areal Goa Gajah saat hujan menjadi licin," kata Nengah Ayu, salah seorang pedagang oleh-oleh khas Bali di objek wisata tersebut.
Ia menyampaikan, akibat menurunnya jumlah pengunjung ke objek wisata spiritual itu juga menyebabkan penurunan jumlah barang yang terjual.
"Biasanya saya dapat menjual cindera mata di atas Rp200 ribu per hari, tetapi karena pengunjung sepi, omset kami hari ini paling hanya Rp50 ribu," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan saat Family Gathering ANTARA Bali yang melibatkan sekitar 70 anggota keluarga yang didukung Tokobagus.com ini, pagi itu hanya tampak beberapa bus wisata dan minibus yang berada di areal parkir Goa Gajah.
Satu mobil di antaranya mengangkut wisatawan mancanegara, sedangkan beberapa kendaraan lainnya berpenumpang wisatawan lokal. Mereka umumnya tidak sampai satu jam melihat-lihat sekeliling objek wisata itu.
Di tengah sepinya pengunjung, tidak menyurutkan semangat tiga orang wisman tersebut yang membaur dengan keluarga ANTARA, untuk terus menanyakan detail arca-arca purbakala yang terdapat di sana kepada pemandu wisata.
Secara keseluruhan objek Goa Gajah terdiri atas empat komplek berdasarkan tempat ditemukannya benda-benda purbakala, yakni sebuah goa beserta kelengkapannya berupa arca-arca di dalamnya, areal depan goa, taman pancuran atau 'Petirtan' dan reruntuhan relief Tukad Pangkung.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012