Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang membidangi agama, pemberdayaan perempuan dan sosial melakukan kunjungan kerja ke Kota Denpasar, Bali.

Kedatangan rombongan dipimpin Wakil Ketua Komisi VIII DPR, TB. Ace Hasan Syadzily, diikuti anggota Komisi VIII IGN Kusuma Kelakan diterima Wakil Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara di Keramat Agung Pemecutan, Denpasar, Kamis.

Kegiatan yang menyasar dua lokasi di Kota Denpasar, yakni Keramat Agung Pemecutan dan Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) Taman Janggan.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR, TB. Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa kunker ini dilaksanakan sebagai upaya untuk memastikan kerja pemerintahan berjalan dan maksimal. Hal ini secara khusus berkaitan dengan bidang sosial, agama, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan penanggulangan bencana.

"Kedatangan kami melaksanakan kunjungan kerja ini guna memastikan seluruh inovasi yang dilaksanakan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat," katanya.

Baca juga: Anggota Komisi III DPR yakin Natal dan Tahun Baru di Bali akan aman

Keberadaan Keramat Agung Pemecutan dengan sejarahnya dapat menjadi simbol kerukunan umat beragama. Yakni umat Hindu, Islam dan Budha melaksanakan peribadatan secara berdampingan dan bersama secara harmonis.

"Tentu Keramat Agung Pemecutan ini bisa dikatakan sebagai ikon kerukunan umat beragama di Bali, khususnya Kota Denpasar yang dapat ditiru atau diterapkan oleh daerah lain, hal ini juga sesuai dengan predikat Bali sebagai daerah paling toleran ketiga nasional," ujarnya.

Wakil Wali Kota Denpasar, Jaya Negara mengucapkan terima kasih atas dipilihnya Kota Denpasar sebagai lokasi kunjungan kerja.

Ia menilai,  sebagai Ibu Kota Provinsi Bali, Denpasar memiliki tingkat keberagaman yang tinggi sehingga rasa toleransi dan saling menghormati sesama umat menjadi penting untuk diciptakan bersama. 

"Perlu kami sampaikan bahwa di Kota Denpasar dengan keberagamanya memiliki rasa toleransi yang tinggi, bahkan dalam setiap hari besar keagamaan dapat kita saksikan bersama bagaimana tradisi 'ngejot' (berbagi makanan), dan kita laksanakan tidak hanya pada umat Hindu, melainkan dengan umat lain  sebagai wujud nyata toleransi dan rasa kebersamaan saling memiliki," Ucap Jaya Negara.

Baca juga: Koster minta dukungan ketua DPR soal pembahasan RUU Propinsi Bali

Hal yang sama dikatakan Bendesa (Ketua) Adat Denpasar, Anak Agung Ngurah Rai Sudarma didampingi juru kunci Keramat Agung, Jro Mangku Made Puger mengaku bangga Keramat Agung dipilih menjadi lokasi kunjungan kerja DPR Komisi VIII.

Ia berharap kunjungan ini mampu menghasilkan rumusan kebijakan yang mempertahankan toleransi dan kerukunan umat beragama.

Ia menambahkan bahwa Keramat Agung merupakan makam dari Raden Ayu Siti Khotodjah yang merupakan anak dari Raja Pemecutan. Dimana, Raden Ayu Siti Khotidjah merupakan seorang mualaf yang sebelumnya bernama I Gusti Ayu Rai.

Di makam tersebut juga tumbuh sebuah pohon yang konon merupakan rambut dari Raden Ayu Siti Khotodjah. Hingga saat ini, baik umat Hindu maupun umat Islam tetap melaksanakan persembahyangan di area ini, di sekitar bangunan tersebut juga terdapat tempat pemujaan umat Budha.

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019