Puncak Gita Jayanti Nasional 2019 untuk menggemakan Hari Pewahyuan Bhagavad-gita dan sekaligus mendorong umat Hindu untuk lebih rajin membaca kitab suci akan dipusatkan di Pura Samuan Tiga, Kabupaten Gianyar, Bali, pada 14 Desember 2019.
"Kegiatan Gita Jayanti Nasional ini diselenggarakan oleh Perkumpulan 'International Society for Krishna Consciousness (ISKCON)' di Indonesia yang didukung oleh Pemerintah Provinsi Bali, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), World Hindu Parisad (WHP) dan organisasi Hindu lainnya," kata Ketua Panitia GJN 2019 Mahadri D di Pantai Mertasari, Denpasar, Minggu.
Mahadri mengemukakan kegiatan GJN tahun 2019 mengangkat tema "melalui nilai-nilai universal Bhagavad-Gita kita wujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul menuju Indonesia maju".
Berbagai kegiatan diselenggarakan serangkaian GJN 2019, antara lain Gita Edukasi (Seminar-seminar dan beberapa perlombaan terkait Bhagavad-gita), Gita Camp, Gita Aksi (Distribusi Bhagavad- gita, bakti sosial, donor darah dan cek kesehatan), Gita Puja bersama di tempat-tempat persembahyangan, Gita Marathon berupa distribusi Bhagavad Gita serta Perayaan Puncak Gita Jayanti (Gita Shanti).
Menurut dia, berbagai nilai-nilai universal Bhagavad Gita seperti : Truth (Kebenaran yang sejati), Right Conduct (perilaku baik), Peace (kedamaian yang sejati), Non violence (bebas dari kekerasan), dan Love (cinta kasih kepada setiap makhluk) sangatlah esensial dalam pengembangan SDM yang tidak hanya unggul serta memiliki moral dan akhlak yang mulia.
"Bhagavad Gita merupakan inti sari kitab Veda yang mengandung ajaran kerohanian untuk mencapai kesempurnaan hidup yang disampaikan dalam bentuk dialog antara Krisna dan Arjuna di Kurusetra," ucap Mahadri.
Untuk itu, pihaknya mengharapkan perayaan Gita Jayanti ini dapat menjadi sebuah momentum untuk membangun SDM Indonesia yang unggul serta memiliki moral dan akhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai universal dari Bhagavad-gita.
"Ajang itu juga memperkenalkan nilai-nilai universal dari Bhagavad-gita kepada masyarakat luar tanpa memandang latar belakang, suku, ras, agama, asal dan sebagainya. Memperdalam pemahaman Bhagavad-gita dalam rangka mewujudkan persatuan, perdamaian dan kesejahteraan," ucapnya.
Baca juga: Umat Hindu gelar ritual "Pancawali Krama" di Pura Besakih (video)
Selain itu, mengimplementasikan nilai-nilai universal dari Bhagavad-gita dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta memaknai Gita Jayanti sebagai momentum untuk menjalin komunikasi dan kerja sama antarumat beragama.
Melestarikan budaya dan membangkitkan kreativitas sesuai nilai-nilai universal dari Bhagavad-gita dalam pelaksanaan dharma negara dan dharma agama.
Buku tersebut juga memberikan pengetahuan yang jelas tentang atma, paramatma atau bhagavan (Tuhan), karma, punarbawa, karma, yoga, bhakti, pelepasan ikatan material, pengaruh material serta pengetahuan tentang cara mencapai prema-bhakti.
"Untuk itu, Bhagavad-Gita dapat dijadikan pedoman hidup untuk melewati penderitaan dunia material yang dipengaruhi tiga sifat alam (satwam, rajas, tamas)," ujarnya.
Dalam menyebarkan pengetahuan tersebut, pihaknya telah menyelenggarakan beragam kegiatan dalam rutinitas di pasraman. Bahkan dalam rangkaian GJN 2019 menggelar Gita Maraton untuk mendukung penyebaran Bhagavad-Gita ke seluruh dunia secara serempak selama dua bulan November - Desember.
Buku Bhagavad Gita Menurut Aslinya milik Sri Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada, telah menjadi best seller yang terjual lebih dari 100 juta copy di seluruh dunia. Buku tersebut sudah diterjemahkan lebih dari 80 bahasa dunia salah satu diantaranya bahasa Indonesia.
Sri Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada yang juga pendiri ISKCON menyampaikan banyak yang mengetahui kisah Mahabarata namun tidak mengetahui Bhagavad Gita, karena semestinya setiap orang harus mengetahui ajaran ini.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas Sundarananda Dasa menambahkan dalam memahami pengetahuan (Tuhan) diharapkan mendekati guru kerohanian yang tepat.
Begitu juga, perayaan Hari Suci Saraswati yang berdekatan dengan parayaan Gita Jayanti Nasional sebagai momentum dalam meningkatkan keinginan mendapatkan pengetahuan rohani, bukan pengetahuan material saja. Dengan pengetahuan rohani dapat memuaskan sang roh untuk mengakhiri penderitaan material dan kembali ke dunia rohani.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kegiatan Gita Jayanti Nasional ini diselenggarakan oleh Perkumpulan 'International Society for Krishna Consciousness (ISKCON)' di Indonesia yang didukung oleh Pemerintah Provinsi Bali, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), World Hindu Parisad (WHP) dan organisasi Hindu lainnya," kata Ketua Panitia GJN 2019 Mahadri D di Pantai Mertasari, Denpasar, Minggu.
Mahadri mengemukakan kegiatan GJN tahun 2019 mengangkat tema "melalui nilai-nilai universal Bhagavad-Gita kita wujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul menuju Indonesia maju".
Berbagai kegiatan diselenggarakan serangkaian GJN 2019, antara lain Gita Edukasi (Seminar-seminar dan beberapa perlombaan terkait Bhagavad-gita), Gita Camp, Gita Aksi (Distribusi Bhagavad- gita, bakti sosial, donor darah dan cek kesehatan), Gita Puja bersama di tempat-tempat persembahyangan, Gita Marathon berupa distribusi Bhagavad Gita serta Perayaan Puncak Gita Jayanti (Gita Shanti).
Menurut dia, berbagai nilai-nilai universal Bhagavad Gita seperti : Truth (Kebenaran yang sejati), Right Conduct (perilaku baik), Peace (kedamaian yang sejati), Non violence (bebas dari kekerasan), dan Love (cinta kasih kepada setiap makhluk) sangatlah esensial dalam pengembangan SDM yang tidak hanya unggul serta memiliki moral dan akhlak yang mulia.
"Bhagavad Gita merupakan inti sari kitab Veda yang mengandung ajaran kerohanian untuk mencapai kesempurnaan hidup yang disampaikan dalam bentuk dialog antara Krisna dan Arjuna di Kurusetra," ucap Mahadri.
Untuk itu, pihaknya mengharapkan perayaan Gita Jayanti ini dapat menjadi sebuah momentum untuk membangun SDM Indonesia yang unggul serta memiliki moral dan akhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai universal dari Bhagavad-gita.
"Ajang itu juga memperkenalkan nilai-nilai universal dari Bhagavad-gita kepada masyarakat luar tanpa memandang latar belakang, suku, ras, agama, asal dan sebagainya. Memperdalam pemahaman Bhagavad-gita dalam rangka mewujudkan persatuan, perdamaian dan kesejahteraan," ucapnya.
Baca juga: Umat Hindu gelar ritual "Pancawali Krama" di Pura Besakih (video)
Selain itu, mengimplementasikan nilai-nilai universal dari Bhagavad-gita dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta memaknai Gita Jayanti sebagai momentum untuk menjalin komunikasi dan kerja sama antarumat beragama.
Melestarikan budaya dan membangkitkan kreativitas sesuai nilai-nilai universal dari Bhagavad-gita dalam pelaksanaan dharma negara dan dharma agama.
Buku tersebut juga memberikan pengetahuan yang jelas tentang atma, paramatma atau bhagavan (Tuhan), karma, punarbawa, karma, yoga, bhakti, pelepasan ikatan material, pengaruh material serta pengetahuan tentang cara mencapai prema-bhakti.
"Untuk itu, Bhagavad-Gita dapat dijadikan pedoman hidup untuk melewati penderitaan dunia material yang dipengaruhi tiga sifat alam (satwam, rajas, tamas)," ujarnya.
Dalam menyebarkan pengetahuan tersebut, pihaknya telah menyelenggarakan beragam kegiatan dalam rutinitas di pasraman. Bahkan dalam rangkaian GJN 2019 menggelar Gita Maraton untuk mendukung penyebaran Bhagavad-Gita ke seluruh dunia secara serempak selama dua bulan November - Desember.
Buku Bhagavad Gita Menurut Aslinya milik Sri Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada, telah menjadi best seller yang terjual lebih dari 100 juta copy di seluruh dunia. Buku tersebut sudah diterjemahkan lebih dari 80 bahasa dunia salah satu diantaranya bahasa Indonesia.
Sri Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada yang juga pendiri ISKCON menyampaikan banyak yang mengetahui kisah Mahabarata namun tidak mengetahui Bhagavad Gita, karena semestinya setiap orang harus mengetahui ajaran ini.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas Sundarananda Dasa menambahkan dalam memahami pengetahuan (Tuhan) diharapkan mendekati guru kerohanian yang tepat.
Begitu juga, perayaan Hari Suci Saraswati yang berdekatan dengan parayaan Gita Jayanti Nasional sebagai momentum dalam meningkatkan keinginan mendapatkan pengetahuan rohani, bukan pengetahuan material saja. Dengan pengetahuan rohani dapat memuaskan sang roh untuk mengakhiri penderitaan material dan kembali ke dunia rohani.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019