Umat Hindu di Bali menyelenggarakan upacara ritual "Pancawali Krama" yang dipusatkan di Pura Agung Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem bertepatan dengan "Tilem Kesanga" tahun 2019.

Pewarta ANTARA dari pelataran Pura Agung Besakih, Rabu, melaporkan bahwa ritual "Pancawali Krama" merupakan upacara yang diselenggarakan setiap 10 tahun sekali yang dipimpin sedikitnya 10 rohaniawan Hindu.

Dalam upacara keagamaan yang tergolong besar tersebut juga dihadiri Gubernur Wayan Koster dan Wakilnya Tjokorde Oka Artha Ardhana Sukawati, Wakil Bupati Karangasem Wayan Artha Dipa, Ketua PHDI Bali Gusti Ngurah Sudiana dan undangan lainnya.

Menurut Ketua PHDI Bali Ngurah Sudiana, bahwa upacara "Pancawali Krama" ini berbagai sesaji dipersembahkan kepada Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa), termasuk juga melakukan "Yadnya" atau korban suci berupa hewan, seperti itik, ayam, bab, kambing dan lainnya.

"Ritual Pancawali Krama ini merupakan bagian dari upacara ritual terbesar, yakni "Eka Dasa Ludra" yang digelar setiap 100 tahun. Upacara terbesar itu terakhir dilakukan pada tahun 1979," ujar Ngurah Sudiana yang juga Rektor IHDN Denpasar.

Dalam ritual "Pancawali Krama" tersebut juga dipentaskan kesenian Bali yang disakralkan (tari wali), antara lain Topeng Sidakarya, Baris Gede, Rejang Dewa, Rejang Giri Kusuma dan Rejang Renteng. Selain itu juga dipentaskan wayang kulit.

"Semua rangkaian upacara ini yang dilakukan sehari menjelang Nyepi atau yang disebut "Kesanga" (bulan mati kesembilan tersebut) bertujuan menetralisir alam agar harmonis. Baik itu alam pada diri sendiri (buana alit), maupun alam semesta (buana agung)," ucapnya.

Upacara keagamaan yang tergolong unik ini, juga disaksikan wisatawan, baik wisatawan Nusantara maupun mancanegara. Mereka sangat kagum dan tercengang menyaksikan ritual keagamaan yang menjadi aset kebudayaan Indonesia, bahkan dunia. (*)

Video oleh I Komang Suparta



 

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019