Denpasar (Antara Bali) - Pasaran vanili dari Bali ke luar negeri yang lesu, berpengaruh besar terhadap perolehan devisa sektor perkebunan daerah ini, yakni selama sepuluh bulan, Januari - Oktober 2011, berkurang 11,56 persen.
Hasil ekspor sektor perkebunan rakyat daerah ini selama periode tersebut melorot dari bernilai 854 ribu dolar AS menjadi 755 ribu dolar, kata Kasi Ekspor Disperindag Bali Putu Bagiada SE di Denpasar, Jumat.
Harga vanili kering asal Bali di pasaran luar negeri tahun 2010 rata-rata 15,2 dolar AS/kg, naik menjadi 16,2 dolar selama tahun 2011, namun akibat volume perdagangannya berkurang maka devisanya juga melorot.
Ekspor vanili selama sepuluh bulan tersebut 39,6 ton seharga 663,5 ribu dolar, berkurang 12,73 persen dalam perolehan devisanya dari 2010 yang tercatat 760,3 ribu dolar atas pengapalan 45,4 ton, katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Hasil ekspor sektor perkebunan rakyat daerah ini selama periode tersebut melorot dari bernilai 854 ribu dolar AS menjadi 755 ribu dolar, kata Kasi Ekspor Disperindag Bali Putu Bagiada SE di Denpasar, Jumat.
Harga vanili kering asal Bali di pasaran luar negeri tahun 2010 rata-rata 15,2 dolar AS/kg, naik menjadi 16,2 dolar selama tahun 2011, namun akibat volume perdagangannya berkurang maka devisanya juga melorot.
Ekspor vanili selama sepuluh bulan tersebut 39,6 ton seharga 663,5 ribu dolar, berkurang 12,73 persen dalam perolehan devisanya dari 2010 yang tercatat 760,3 ribu dolar atas pengapalan 45,4 ton, katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011