Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menilai konten-konten yang tersaji dalam media sosial kurang mengutamakan unsur-unsur keragaman dan kemajemukan dalam bermasyarakat.

"Yang sekarang kita lihat, konten-konten kita dalam media sosial itu kurang mengutamakan keragaman, kemajemukan, dan tradisi nusantara menjadi bagian dari cara berpikir, bertindak, bernalar," ujar pria yang akrab disapa Romo Benny itu, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat.


Menurut dia, konten-konten yang berlalu-lalang di media sosial cenderung bertendensi negatif, seperti mengutarakan ujaran kebencian dan memojokkan keyakinan orang lain.

Romo Benny mengatakan masyarakat dalam bermedia sosial seharusnya mengedepankan sifat-sifat kebajikan yang menyejukkan.

Baca juga: Menkominfo: butuh hukuman perdata untuk platform media sosial
Baca juga: Pelajaran bermedsos dari keluarga besar TNI

Dia pun mendorong Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membuat regulasi yang mengatur dan mengawasi konten-konten media sosial yang bersifat menyudutkan, menimbulkan konflik SARA, serta menimbulkan ketidakharmonisan di masyarakat.

"Konten-konten ujaran kebencian terhadap keyakinan orang lain, memang dengan sendirinya di negara-negara maju itu harus diproses, sehingga penegakan hukum memiliki legalitas yang kuat terhadap ujaran kebencian itu," ujar Romo Benny.

Pewarta: Fathur Rochman

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019