Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Jaksel) bersama Pemerintah Kota Tanggerang Selatan, Banten, berkolaborasi mengatasi gangguan kesehatan di masyarakat secara terpadu selama masa pancaroba atau pergantian musim dari kemarau ke hujan.
"Kita harus waspada di awal November ini akan memasuki musim penghujan," kata Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan, Isnawa Adji, di Jakarta, Jumat.
Kolaborasi dua pemerintahan ini ditandai dengan kegiatan koordinasi penanganan masalah kesehatan dan keamanan terpadu di Jalan Mawar, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pasanggrahan yang dihadiri pula Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany.
Koordinasi penanganan masalah kesehatan secara terpadu ditandai dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang diikuti oleh warga kedua wilayah.
Baca juga: Jatim minta bantuan BNPB padamkan Arjuno dengan "water bombing"
Lokasi Jalan Mawar, Kelurahan Bintaro dipilih karena merupakan wilayah perbatasan antara Kota Jakarta Selatan dan Kota Tanggerang Selatan yakni Kelurahan Bintaro dan Kelurahan Rempoa.
Salah satu penyakit yang kerap terjadi di musim penghujan adalah Demam Berdarah Dengu (DBD) sehingga kegiatan PSN menjadi fokus perhatian terutama kedua wilayah perbatasan tersebut.
"Biasanya di musim pancaroba ini sangat potensi sekali peningkatan kasus demam berdarah. Untuk itu antara dua camat, dua lurah dan dua pemerintah kota, bersama sama bahu-membahu untuk melakukan kegiatan ini," kata Isnawa.
Baca juga: BPBD Bali: Wapena jadi peninggalan berharga Sutopo
Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmy mengatakan kunci dari keamanan kebersihan lingkungan adalah keguyuban dan kekeluargaan antar masyarakat dan pemerintah daerah.
Menurut dia, wilayah perbatasan hanyalah sebuah administratif saja, perlu ada keguyuban, kekompakan untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan demi terciptanya masyarakat sehat dan lingkungan bersih.
"Tidak adanya rasa individu antara satu tetangga dengan tetangga lainnya. Inilah yang harus terus dipertahankan di wilayah kita masing-masing," kata Airin.
Airin pun berharap dengan kegiatan ini menjadi titik awal membangun kolaborasi penanganan masalah kesehatan secara terpadu antar dua wilayah.
"Mudah-mudahan ini menjadi titik awal untuk kita bagaimana berkolaborasi dan bekerja sama, yang tujuan akhirnya membuat masyarakat kita sejahtera," kata Airin.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kita harus waspada di awal November ini akan memasuki musim penghujan," kata Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan, Isnawa Adji, di Jakarta, Jumat.
Kolaborasi dua pemerintahan ini ditandai dengan kegiatan koordinasi penanganan masalah kesehatan dan keamanan terpadu di Jalan Mawar, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pasanggrahan yang dihadiri pula Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany.
Koordinasi penanganan masalah kesehatan secara terpadu ditandai dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang diikuti oleh warga kedua wilayah.
Baca juga: Jatim minta bantuan BNPB padamkan Arjuno dengan "water bombing"
Lokasi Jalan Mawar, Kelurahan Bintaro dipilih karena merupakan wilayah perbatasan antara Kota Jakarta Selatan dan Kota Tanggerang Selatan yakni Kelurahan Bintaro dan Kelurahan Rempoa.
Salah satu penyakit yang kerap terjadi di musim penghujan adalah Demam Berdarah Dengu (DBD) sehingga kegiatan PSN menjadi fokus perhatian terutama kedua wilayah perbatasan tersebut.
"Biasanya di musim pancaroba ini sangat potensi sekali peningkatan kasus demam berdarah. Untuk itu antara dua camat, dua lurah dan dua pemerintah kota, bersama sama bahu-membahu untuk melakukan kegiatan ini," kata Isnawa.
Baca juga: BPBD Bali: Wapena jadi peninggalan berharga Sutopo
Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmy mengatakan kunci dari keamanan kebersihan lingkungan adalah keguyuban dan kekeluargaan antar masyarakat dan pemerintah daerah.
Menurut dia, wilayah perbatasan hanyalah sebuah administratif saja, perlu ada keguyuban, kekompakan untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan demi terciptanya masyarakat sehat dan lingkungan bersih.
"Tidak adanya rasa individu antara satu tetangga dengan tetangga lainnya. Inilah yang harus terus dipertahankan di wilayah kita masing-masing," kata Airin.
Airin pun berharap dengan kegiatan ini menjadi titik awal membangun kolaborasi penanganan masalah kesehatan secara terpadu antar dua wilayah.
"Mudah-mudahan ini menjadi titik awal untuk kita bagaimana berkolaborasi dan bekerja sama, yang tujuan akhirnya membuat masyarakat kita sejahtera," kata Airin.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019