Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mendorong adanya sinergi yang baik antara berbagai pihak dengan pemerintah daerah untuk pendampingan desa-desa wisata agar terwujud desa wisata terintegrasi.
"Pengembangan pariwisata khususnya di Provinsi Bali, tentunya tidak hanya diorientasikan bagi pengembangan kesejahteraan masyarakat sekitar, namun juga agar tetap dapat menjaga dan memelihara nilai-nilai luhur serta kearifan lokal masyarakat, serta harmoni melalui Tri Hita Karana (tiga sumber kebahagiaan)," kata Trisno Nugroho dalam acara Festival Desa Wisata Nusantara yang dibarengi dengan Launching BUMdes Bersama Gianyar Aman, di Desa Mas, Ubud, Gianyar, Minggu.
Oleh karena itu, menurut dia, banyak pihak yang kiranya perlu terlibat dalam peningkatan peran desa dalam pariwisata, tidak hanya dari sisi pelaku pariwisata saja namun juga unsur masyarakat adat. "Dalam hal ini, sinergi yang baik antara adat dengan unsur pemerintah daerah khususnya melalui pengelolaan dana desa akan dapat memberikan hasil yang optimal melalui Badan Usaha Milik Desa," ujarnya.
Baca juga: Pemprov Bali beri "Desa Wisata Award" kepada desa berprestasi
Melalui Festival Desa Wisata Nusantara yang rencananya akan dijadikan kegiatan tahunan Desa Mas Ubud, Gianyar, juga dipandang sangat penting dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan keberadaan keunggulan pariwisata Provinsi Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang terdepan secara nasional.
Keberadaan pariwisata, tambah Trisno, telah memberikan sumbangsih besar atau efek domino terhadap perekonomian nasional, khususnya di Provinsi Bali. Jika dikutip hasil perhitungan Badan Pusat Statistik, sumbangsih aktivitas pariwisata terhadap ekonomi Bali di sektor jasa mencapai 48,3 persen.
"Tentunya bila hal ini didukung oleh sektor-sektor pendukung seperti manufaktur, akan dapat memberikan multiplier effect tidak hanya dari sisi pertumbuhan ekonomi, namun juga penciptaan lapangan kerja," ujarnya.
Baca juga: Buleleng integrasikan desa wisata "Bali Aga" dengan Pantai Lovina
Di samping itu, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dipandang sangat strategis bagi upaya penurunan defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit). Saat ini, tercatat pada kuartal II 2019 telah mencapai 8,4 miliar dolar AS atau setara dengan 3 persen dari Produk Domestik Bruto Nasional.
"Dengan mendorong kinerja sektor pariwisata, kita sama-sama mengharapkan bahwa wisatawan asing akan semakin tertarik untuk datang dengan lama tinggal dan nilai belanja yang berkualitas. Tentunya kita sama-sama harapkan sumbangan pariwisata dapat melengkapi upaya-upaya pemerintah pusat dalam mendorong ekspor, atau mengurangi impor demi perbaikan posisi neraca transaksi berjalan tersebut," katanya.
Masih dalam upaya memberikan perhatian pada sektor pariwisata, pada tahun 2019 ini, Bank Indonesia juga memberikan pendampingan teknis kepada beberapa desa-desa wisata yang ada di Bali ini, salah satunya di Gianyar yaitu Desa Tampaksiring. Beberapa desa lain yang pernah diberikan bantuan teknis yaitu Desa Paksebali di Klungkung dan Desa Pinge di Tabanan.
"Selain itu kami juga terus berupaya untuk memberikan sumbangsih kami dalam infrastruktur fisik melalui kerangka Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang ada," ujarnya.
Baca juga: Klungkung kembangkan wisata alam desa
Fokus pendampingan yang dilakukan saat ini adalah pada upaya penciptaan 3A2P yaitu Access (peningkatan kualitas aksesibilitas ke lokasi-lokasi wisata), Amenities (dukungan manufaktur dan jasa terhadap industri pariwisata), dan Attractions (terciptanya atraksi-atraksi wisata yang berkualitas sehingga dapat menjadi insentif wisatawan khususnya mancanegara untuk hadir).
"Ketiga A tersebut didukung oleh 2P yaitu Promotion dan People, yaitu memberikan promosi yang gencar serta pembangunan kualitas SDM pariwisata yang handal. Bali mesti memiliki Desa Wisata Plus, artinya desa wisata yang terintegrasi satu sama lainnya," ucapnya.
Baca juga: Bupati Bangli ingin kembangkan pariwisata berbasis masyarakat
Dengan terselenggaranya Festival Desa Wisata Nusantara ini, diharapkan antusiasme pengunjung dan peserta dapat diraih, sehingga dapat menjadi momentum bagi pengembangan pariwisata sebagai salah satu mesin pendorong ekonomi di Provinsi Bali.
Hadir pula dalam kesempatan itu Deputi Bidang Kerja Sama Industri dan Antar Lembaga Kementerian Pariwisata, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra, Ketua DPRD Gianyar I Wayan Tagel Winarta, perwakilan Polda Bali, perwakilan Kodam IX Udayana serta Kepala Desa se-Gianyar.
Baca juga: Desa Wisata Bongkasa Pertimi kembangkan wisata alam-buatan pacu adrenalin
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Pengembangan pariwisata khususnya di Provinsi Bali, tentunya tidak hanya diorientasikan bagi pengembangan kesejahteraan masyarakat sekitar, namun juga agar tetap dapat menjaga dan memelihara nilai-nilai luhur serta kearifan lokal masyarakat, serta harmoni melalui Tri Hita Karana (tiga sumber kebahagiaan)," kata Trisno Nugroho dalam acara Festival Desa Wisata Nusantara yang dibarengi dengan Launching BUMdes Bersama Gianyar Aman, di Desa Mas, Ubud, Gianyar, Minggu.
Oleh karena itu, menurut dia, banyak pihak yang kiranya perlu terlibat dalam peningkatan peran desa dalam pariwisata, tidak hanya dari sisi pelaku pariwisata saja namun juga unsur masyarakat adat. "Dalam hal ini, sinergi yang baik antara adat dengan unsur pemerintah daerah khususnya melalui pengelolaan dana desa akan dapat memberikan hasil yang optimal melalui Badan Usaha Milik Desa," ujarnya.
Baca juga: Pemprov Bali beri "Desa Wisata Award" kepada desa berprestasi
Melalui Festival Desa Wisata Nusantara yang rencananya akan dijadikan kegiatan tahunan Desa Mas Ubud, Gianyar, juga dipandang sangat penting dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan keberadaan keunggulan pariwisata Provinsi Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang terdepan secara nasional.
Keberadaan pariwisata, tambah Trisno, telah memberikan sumbangsih besar atau efek domino terhadap perekonomian nasional, khususnya di Provinsi Bali. Jika dikutip hasil perhitungan Badan Pusat Statistik, sumbangsih aktivitas pariwisata terhadap ekonomi Bali di sektor jasa mencapai 48,3 persen.
"Tentunya bila hal ini didukung oleh sektor-sektor pendukung seperti manufaktur, akan dapat memberikan multiplier effect tidak hanya dari sisi pertumbuhan ekonomi, namun juga penciptaan lapangan kerja," ujarnya.
Baca juga: Buleleng integrasikan desa wisata "Bali Aga" dengan Pantai Lovina
Di samping itu, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dipandang sangat strategis bagi upaya penurunan defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit). Saat ini, tercatat pada kuartal II 2019 telah mencapai 8,4 miliar dolar AS atau setara dengan 3 persen dari Produk Domestik Bruto Nasional.
"Dengan mendorong kinerja sektor pariwisata, kita sama-sama mengharapkan bahwa wisatawan asing akan semakin tertarik untuk datang dengan lama tinggal dan nilai belanja yang berkualitas. Tentunya kita sama-sama harapkan sumbangan pariwisata dapat melengkapi upaya-upaya pemerintah pusat dalam mendorong ekspor, atau mengurangi impor demi perbaikan posisi neraca transaksi berjalan tersebut," katanya.
Masih dalam upaya memberikan perhatian pada sektor pariwisata, pada tahun 2019 ini, Bank Indonesia juga memberikan pendampingan teknis kepada beberapa desa-desa wisata yang ada di Bali ini, salah satunya di Gianyar yaitu Desa Tampaksiring. Beberapa desa lain yang pernah diberikan bantuan teknis yaitu Desa Paksebali di Klungkung dan Desa Pinge di Tabanan.
"Selain itu kami juga terus berupaya untuk memberikan sumbangsih kami dalam infrastruktur fisik melalui kerangka Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang ada," ujarnya.
Baca juga: Klungkung kembangkan wisata alam desa
Fokus pendampingan yang dilakukan saat ini adalah pada upaya penciptaan 3A2P yaitu Access (peningkatan kualitas aksesibilitas ke lokasi-lokasi wisata), Amenities (dukungan manufaktur dan jasa terhadap industri pariwisata), dan Attractions (terciptanya atraksi-atraksi wisata yang berkualitas sehingga dapat menjadi insentif wisatawan khususnya mancanegara untuk hadir).
"Ketiga A tersebut didukung oleh 2P yaitu Promotion dan People, yaitu memberikan promosi yang gencar serta pembangunan kualitas SDM pariwisata yang handal. Bali mesti memiliki Desa Wisata Plus, artinya desa wisata yang terintegrasi satu sama lainnya," ucapnya.
Baca juga: Bupati Bangli ingin kembangkan pariwisata berbasis masyarakat
Dengan terselenggaranya Festival Desa Wisata Nusantara ini, diharapkan antusiasme pengunjung dan peserta dapat diraih, sehingga dapat menjadi momentum bagi pengembangan pariwisata sebagai salah satu mesin pendorong ekonomi di Provinsi Bali.
Hadir pula dalam kesempatan itu Deputi Bidang Kerja Sama Industri dan Antar Lembaga Kementerian Pariwisata, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra, Ketua DPRD Gianyar I Wayan Tagel Winarta, perwakilan Polda Bali, perwakilan Kodam IX Udayana serta Kepala Desa se-Gianyar.
Baca juga: Desa Wisata Bongkasa Pertimi kembangkan wisata alam-buatan pacu adrenalin
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019