Nusa Dua (Antara Bali) - Harga minyak sawit mentah atau "crude palm oil" di pasar Malaysia dapat melaju 3.300 ringgit atau 1.055 dolar AS per ton pada Januari dan secara bertahap naik menjadi 4.000 ringgit per ton pada Juni 2012.
"Hal itu karena produksi Malaysia diperkirakan datar-datar saja pada 2012, antara 18,6 juta—19 juta ton, sementara pasokan di Indonesia dapat mencapai 26,5 juta ton dengan adanya areal tanam baru," kata Dorab Mistry, Direktur Godrej International Ltd., di sela-sela konferensi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) di Nusa Dua, Bali, Jumat.
Menurut dia, kenaikan itu bakal mengerek harga pangan dunia, seperti yang diprediksi Perserikata Bangsa-Bangsa, pada level historis baru tahun ini. Selain itu, lanjut dia, pada saat pertumbuhan produksi sangat rendah dan pertumbuhan permintaan normal maka harga akan cenderung naik.
Dorab menuturkan produksi global dapat meningkat sekitar 2 juta ton tahun depan dengan pemulihan yang lebih baik di Amerika Tengah.
Dia menambahkan, permintaan untuk minyak nabati dapat naik hingga 5,5 juta—6 juta ton pada tahun pemasaran 2011-2012, melampaui pasokan, dengan makanan dan pertumbuhan permintaan biofuel yang masing-masing berkisar 3 juta ton.
"Konsumsi di India adalah pengguna minyak kelapa sawit terbesar akan terus tumbuh selama harga olein atau minyak goreng berada pada sekitar level 1.100 dolar per ton (FOB).
Dorab mengatakan, India masih merupakan pasar yang sensitif terhadap harga sehingga tidak ada faktor tunggal yang lebih kuat menyebabkan tren naik untuk harga minyak nabati dalam negeri melebihi pelemahan rupee.
Sebelumnya harga minyak kelapa sawit di pasar nasional pada 2012 diperkirakan rata-rata sebesar Rp8.400 per kilogram.
"Kami memperkirakan rata-rata harga minyak sawit selama Januari-Desember 2012 sebesar Rp8.400 per kilogram," kata Wakil Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia, Derom Bangun.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Hal itu karena produksi Malaysia diperkirakan datar-datar saja pada 2012, antara 18,6 juta—19 juta ton, sementara pasokan di Indonesia dapat mencapai 26,5 juta ton dengan adanya areal tanam baru," kata Dorab Mistry, Direktur Godrej International Ltd., di sela-sela konferensi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) di Nusa Dua, Bali, Jumat.
Menurut dia, kenaikan itu bakal mengerek harga pangan dunia, seperti yang diprediksi Perserikata Bangsa-Bangsa, pada level historis baru tahun ini. Selain itu, lanjut dia, pada saat pertumbuhan produksi sangat rendah dan pertumbuhan permintaan normal maka harga akan cenderung naik.
Dorab menuturkan produksi global dapat meningkat sekitar 2 juta ton tahun depan dengan pemulihan yang lebih baik di Amerika Tengah.
Dia menambahkan, permintaan untuk minyak nabati dapat naik hingga 5,5 juta—6 juta ton pada tahun pemasaran 2011-2012, melampaui pasokan, dengan makanan dan pertumbuhan permintaan biofuel yang masing-masing berkisar 3 juta ton.
"Konsumsi di India adalah pengguna minyak kelapa sawit terbesar akan terus tumbuh selama harga olein atau minyak goreng berada pada sekitar level 1.100 dolar per ton (FOB).
Dorab mengatakan, India masih merupakan pasar yang sensitif terhadap harga sehingga tidak ada faktor tunggal yang lebih kuat menyebabkan tren naik untuk harga minyak nabati dalam negeri melebihi pelemahan rupee.
Sebelumnya harga minyak kelapa sawit di pasar nasional pada 2012 diperkirakan rata-rata sebesar Rp8.400 per kilogram.
"Kami memperkirakan rata-rata harga minyak sawit selama Januari-Desember 2012 sebesar Rp8.400 per kilogram," kata Wakil Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia, Derom Bangun.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011