Nusa Dua (Antara Bali) - Kelompok penyayang binatang yang tergabung dalam "Animal Friends Jogja" dan "Jakarta Animal Network" menggelar unjuk rasa terkait penyelenggaraan konferensi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) di Bali International Convention Center (BICC), Westin Resort, Nusa Dua, Kamis.
Dalam orasi di depan BICC itu, Benfika selaku koordinator aksi menuntut pihak perusahaan kelapa sawit untuk peduli terhadap primata atau orang utan yang dilindungi undang-undang.
Para pengunjuk rasa mengecam keras kegiatan perusahaan sawit yang menyimpang sehingga dapat mengakibatkan satwa liar, terutama primata, terusir dari habitatnya.
Menurut Benfika, penyimpangan tersebut berupa penggundulan hutan di luar batas hak guna usaha, pembukaan lahan tanpa izin, hingga praktik pembantaian satwa liar, terutama orang utan yang dianggap sebagai hama.
Berdasarkan data "IUCN Red List of Threatened Species", populasi satwa langka orang utan Borneo diperkirakan kurang dari 50 ribu ekor atau separuh dari populasi pada 60 tahun silam.
Sementara itu, orang utan Sumatera diperkirakan populasinya hanya sekitar 7.300 ekor, turun 80 persen dalam kurun waktu 75 tahun terakhir.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Dalam orasi di depan BICC itu, Benfika selaku koordinator aksi menuntut pihak perusahaan kelapa sawit untuk peduli terhadap primata atau orang utan yang dilindungi undang-undang.
Para pengunjuk rasa mengecam keras kegiatan perusahaan sawit yang menyimpang sehingga dapat mengakibatkan satwa liar, terutama primata, terusir dari habitatnya.
Menurut Benfika, penyimpangan tersebut berupa penggundulan hutan di luar batas hak guna usaha, pembukaan lahan tanpa izin, hingga praktik pembantaian satwa liar, terutama orang utan yang dianggap sebagai hama.
Berdasarkan data "IUCN Red List of Threatened Species", populasi satwa langka orang utan Borneo diperkirakan kurang dari 50 ribu ekor atau separuh dari populasi pada 60 tahun silam.
Sementara itu, orang utan Sumatera diperkirakan populasinya hanya sekitar 7.300 ekor, turun 80 persen dalam kurun waktu 75 tahun terakhir.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011