Para pelajar yang mewakili Bali dalam lomba permainan tradisional di ajang Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2019 di Jakarta, "menyapu bersih" perolehan juara dengan menyabet juara pertama untuk semua jenis permainan tradisional yang dilombakan.

"Memang ini sudah kami antisipasi, kami tidak mau gegabah mengirimkan kontingen. Oleh karena itu, kami melakukan terobosan bersama agar kita mendapatkan peserta kontingen yang tangguh, yang bisa memberikan jaminan mengharumkan nama Bali di tingkat nasional dalam lomba permainan tradisional ini," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan "Kun" Adnyana, di Denpasar, Senin.

Kegiatan pra-PKN di tingkat provinsi untuk penjaringan anak-anak berbakat dari Pulau Dewata yang akan mengikuti perlombaan di Pekan Kebudayaan Nasional 2019 telah dilaksanakan pada September 2019.

"Kami membuka kesempatan kontingen terbaik dari masing-masing kabupaten/kota dan juga kontingen inisiatif dari SMP se-Bali yang memang sesuai dengan kriteria umur untuk menjadi calon peserta lomba. Jadi, kami jaring kemudian berhasil menemukan pemenang untuk kemudian dikirim ke Jakarta," ujarnya yang juga akademisi ISI Denpasar.

Para pemenang atau juara untuk penjaringan di tingkat provinsi, selanjutnya diberikan pelatihan atau pembinaan khusus. "Astungkara (atas restu Tuhan-red), wakil dari Bali berhasil menyabet empat emas dari empat perlombaan tradisional di Pekan Kebudayaan Nasional," ucap Kun Adnyana.

Adapun permainan tradisional yang dilombakan yakni lomba Egrang atau dalam Bahasa Bali disebut "Metajog", lomba Hadang atau "Megala-gala" dalam Bahasa Bali, lomba Terompah Panjang, serta lomba Lari Balok. Untuk keempat lomba ini, Bali berhasil meraih juara I. Selain keempat lomba tersebut, Bali juga meraih juara I lomba yel-yel. Sedangkan eksebisi gangsing tidak dilombakan.

Pada lomba Egrang, Bali diwakili oleh I Ketut Adi Purnama Yasa, I Kadek Mahendra Wijaya, I Kadek Budi Setiawan dan I Kadek Ari Suardika.

Sedangkan lomba Hadang diwakili oleh I Kadek Ramanda Surya, Made Nata Nuraga, I Gede Ananda Prya Dharma, I Ketut Diana Putra, Wayan Nopa Jaya, dan I Made Desta Arya Utama. Kecepatan dan kekompakan yang diawali dari kesatuan hati antar tim menjadi kunci keberhasilan permainan ini.

Baca juga: Pentas "Somya Bhuta" Taman Budaya Bali ramaikan panggung PKN

Sementara lomba Terompah Panjang yang memerlukan kekompakan, konsentrasi, dan disiplin diwakili oleh Kadek Giriwulan Wijayanti, AA Made Dyah Widianita, Putri Agung MaharaniApriyanti, Ni Putu Alika Mas Ariputri, dan Dzihni Sabikah Aini.

Terakhir, lomba Lari Balok diwakili oleh Ni Made Mia Armila Sari, Ni Putu Niovi Angreni, I Wayan Sadiarta, dan I Putu Teddy Prahastana. Permainan ini tentu membutuhkan kekuatan, keseimbangan dan konsentrasi yang dapat meningkatkan daya kreativitas.

Sedangkan untuk eksebisi gangsing yang mengadu ketangkasan, keterampilan, serta kekuatan fisik diwakili oleh Gede Agustina, Ketut Ariawan, Nyoman Gede Arya Dana, dan IMade Abhi Jana Putra.

Kun Adnyana menambahkan, oleh karena Pekan Kebudayaan Nasional dilaksanakan sebagai kegiatan rutin setiap tahun, pihaknya untuk tingkat Provinsi Bali juga akan mengakomodasi sebagai agenda tahunan juga.

"Kami akan siapkan slot untuk pekan kebudayaan juga. Mekanismenya akan dilaksanakan sekitar bulan September supaya bisa memperoleh kontingen di tingkat provinsi yang tepat dan berkualitas sesuai kriteria setiap tahun untuk mewakili Bali," katanya.

Baca juga: Seniman muda Bali pentaskan "Candra Bhawa" di Pekan Kebudayaan Nasional (video)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019