Perusahaan media berbahasa Melayu berusia 80 tahun Utusan Melayu (Malaysia) Berhad (Kumpulan Utusan) berhenti menerbitkan dua media di bawah pengelolaannya Utusan Malaysia dan Kosmo!.
Pengumuman penghentian operasi tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Grup Utusan, Datuk Abdul Aziz Sheikh Fadzir dalam suratnya kepada karyawan Utusan di Kuala Lumpur, Rabu.
Perusahaan akan menghentikan operasi terhitung Rabu (9/10) dan tanggal akhir bekerja para karyawan Kamis (31/10).
Dia mengatakan sejak beberapa tahun belakangan ini Utusan Melayu telah melakukan operasional yang paling kritis sejak 80 tahun dan keadaan perusahaan semakin merosot sejak Mei 2018.
"Berbagai usaha sudah dilakukan seperti menawarkan skema pemberhentian sukarela (VSS) kepada lebih dari 700 orang karyawan. Ini merupakan pemberhentian kerja terbesar yang terpaksa dilakukan," katanya.
Perusahaan juga telah berupaya menjual aset-aset kantor untuk mendapatkan aliran dana tunai namun distribusi Utusan dan Kosmo yang semakin menurun serta sasaran RM4 juta iklan yang tidak tercapai membuat perusahaan semakin sulit.
Baca juga: Dirut ANTARA: perpaduan media tradisional-baru tak terelakkan
Dia meminta kepada para karyawan Utusan untuk mengemasi tempat kerjanya, mengambil barang pribadi masing-masing dan mengembalikan semua peralatan kantor selambat-lambatnya Rabu (9/10) jam 13.00 waktu setempat.
"Sekiranya terdapat keperluan tambahan yang berhak masuk akan diberikan pada staf Kamis, (10/10) jam 09.00 hingga jam 06.00 petang. Setelah itu akses ke kantor akan diberikan ke staf tertentu saja," katanya.
Dalam surat tersebut juga disebutkan bahwa pengumuman kepada staf akan disampaikan pada Rabu (30/10) di Dewan Besar Utusan.
Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Datuk Seri Anwar Ibrahim melalui akun twitter-nya menyatakan simpati dengan nasib karyawan Utusan Melayu.
"Saya bersimpati dengan nasib yang menimpa pekerja dan staf Utusan Melayu. Semoga ada pihak media yang lain yang sudi menempatkan mereka dii agensi-agensi mereka supaya pekerja-pekerja Utusan Melayu ini dapat meneruskan kelangsungan hidup," katanya.
Baca juga: Portal ANTARA Bali pakai nama dengan aksara daerah
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Pengumuman penghentian operasi tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Grup Utusan, Datuk Abdul Aziz Sheikh Fadzir dalam suratnya kepada karyawan Utusan di Kuala Lumpur, Rabu.
Perusahaan akan menghentikan operasi terhitung Rabu (9/10) dan tanggal akhir bekerja para karyawan Kamis (31/10).
Dia mengatakan sejak beberapa tahun belakangan ini Utusan Melayu telah melakukan operasional yang paling kritis sejak 80 tahun dan keadaan perusahaan semakin merosot sejak Mei 2018.
"Berbagai usaha sudah dilakukan seperti menawarkan skema pemberhentian sukarela (VSS) kepada lebih dari 700 orang karyawan. Ini merupakan pemberhentian kerja terbesar yang terpaksa dilakukan," katanya.
Perusahaan juga telah berupaya menjual aset-aset kantor untuk mendapatkan aliran dana tunai namun distribusi Utusan dan Kosmo yang semakin menurun serta sasaran RM4 juta iklan yang tidak tercapai membuat perusahaan semakin sulit.
Baca juga: Dirut ANTARA: perpaduan media tradisional-baru tak terelakkan
Dia meminta kepada para karyawan Utusan untuk mengemasi tempat kerjanya, mengambil barang pribadi masing-masing dan mengembalikan semua peralatan kantor selambat-lambatnya Rabu (9/10) jam 13.00 waktu setempat.
"Sekiranya terdapat keperluan tambahan yang berhak masuk akan diberikan pada staf Kamis, (10/10) jam 09.00 hingga jam 06.00 petang. Setelah itu akses ke kantor akan diberikan ke staf tertentu saja," katanya.
Dalam surat tersebut juga disebutkan bahwa pengumuman kepada staf akan disampaikan pada Rabu (30/10) di Dewan Besar Utusan.
Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Datuk Seri Anwar Ibrahim melalui akun twitter-nya menyatakan simpati dengan nasib karyawan Utusan Melayu.
"Saya bersimpati dengan nasib yang menimpa pekerja dan staf Utusan Melayu. Semoga ada pihak media yang lain yang sudi menempatkan mereka dii agensi-agensi mereka supaya pekerja-pekerja Utusan Melayu ini dapat meneruskan kelangsungan hidup," katanya.
Baca juga: Portal ANTARA Bali pakai nama dengan aksara daerah
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019