Jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali memaparkan sejumlah kesiapan daerah setempat dalam menghadapi ancaman bencana kepada rombongan dari Kedutaan Besar Kanada untuk Indonesia yang berkunjung ke Pulau Dewata, Rabu.
"BPBD selalu berkordinasi dengan instansi atau 'stakeholder' yang merupakan salah satu fungsi kami sebagai fungsi komando. Sebagai contoh pada saat terjadi gempa bumi di Nusa Tenggara Barat (Lombok) banyak pihak (salah satunya pihak konsulat asing) menghubungi BPBD Provinsi Bali untuk mengetahui perkembangan situasi gempa bumi serta kondisi warga negara mereka yang berada di lokasi tersebut," kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin saat menerima kunjungan rombongan Kedubes Kanada, di Denpasar.
Rombongan tersebut dipimpin Annamaria Scotti selaku Konselor (Manajemen) dan Konsul serta mengajak Mark-Andrew De Sanctis (Konselor - Manager Program Cepat Tanggap), Achmad Musanif (Petugas Program Keamanan) dan Erika Tini (Asisten Konsuler).
Dalam kesempatan itu, Rentin secara umum menjelaskan fungsi dari BPBD dan menjelaskan prosedur operasional standar (SOP) pada saat terjadi suatu bencana.
Baca juga: BPBD Bali: Gunung Agung tetap siaga, jangan terpengaruh hoaks
"Kami juga telah bekerja sama dengan kalangan perhotelan untuk dilakukan Sertifikasi Kesiapsiagaan Bencana yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesiapsiagaan pihak hotel dalam hal evakuasi dan menanggulangi suatu bencana. Proses sertifikasi diberikan kepada pihak hotel dan akan dilakukan evaluasi tiap tiga tahun," katanya.
BPBD Provinsi Bali pun telah melaksanakan beberapa inovasi pencegahan sebagai contoh dengan menetapkan tanggal 26 tiap bulannya untuk melaksanakan simulasi bencana di masing-masing instansi dan hotel sesuai arahan Gubernur Bali.
"Gladi Lapang Bencana Gempabumi Tsunami juga akan dilaksanakan pada 26 Oktober 2019 yang bertempat di Kabupaten Jembrana, dengan tujuan untuk meningkatka kapasitas kami dalam menghadapi bencana tersebut. Harapanya gladi lapang ini tidak hanya diikuti oleh masyarakat lokas saja, namun juga bisa diikuti oleh kedutaan dan konsulat asing yang ada di Provinsi Bali," ucapnya.
Rombongan Kedutaan Kanada sangat antusias dan terkesan terhadap keberadaan BPBD dalam melakukan penanganan kebencanaan baik itu prabencana, saat bencana maupun pascabencana.
Mark-Andrew De Sanctis juga menanyakan kepada BPBD mengenai tantangan terbesar apa yang dihadapi dalam hal penanggulangan bencana, serta bagaimana komunikasi dan akses yang digunakan pada saat terjadi suatu bencana di sisi Bali utara.
Rentin mengemukakan tantangan terbesar saat ini adalah kurangnya jumlah peralatan serta jumlah personel yang sangat terbatas, sehingga BPBD mengupayakan untuk meningkatkan jumlah kekurangan tersebut.
Baca juga: BMKG: gempa besar di selatan Jawa itu potensi, bukan prediksi
Sedangkan untuk akses yang dapat digunakan menuju Bali utara, selain jalur darat dan berkoordinasi dengan BPBD setempat, pihaknya menggunakan akses jalur udara dengan helikopter yang bekerja sama dengan Basarnas
Dalam kesempatan itu, pihak Kedutaan Kanada menyatakan akan membantu Bali dalam meneruskan informasi kesiapsiagaan itu, karena tiap tahun lebih dari 50 ribu warga negara Kanada datang ke Bali.
Baca juga: BPBD Bali: Gunung Agung tetap siaga, jangan terpengaruh hoaks
Selain itu, Kanada juga ingin berperan dalam upaya pembangunan beberapa kebutuhan logistik dan peralatan serta dijanjikan jika ada kesempatan pelatihan bagi tenaga (SDM) BPBD akan diprioritas untuk Bali.
"Mereka menyatakan sangat senang jika diundang pada acara gladi lapang yang akan digelar 26 oktober 2019 mendatang di Kabupaten Jembrana, gladi lapang ini diskenario menghadapi bencana (disetting seperti kejadian sesungguhnya) dengan melibatkan personel dalam jumlah yang banyak dan semua stakeholders berperan sesuai tugas dan fungsi masing-masing," katanya.
Sejauh ini sudah ada lima konsulat jenderal yang bersedia hadir dan menyaksikan gladi lapang tersebut, diantaranya Australia, Amerika Serika, Tiongkok, Inggris dan terakhir Kanada.
Di akhir kegiatan rombongan berkesempatan melihat ruangan crisis center UPTD PBD serta melihat sarana prasarana yang dimiliki BPBD Provinsi Bali, seperti mobil komunikasi, ambulasn, ruang radio komunikasi serta komputer aktivasi sirine tsunami, dan diakhiri dengan sesi foto bersama.
Baca juga: BNPB hibahkan sirene Gunung Agung untuk Bali
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"BPBD selalu berkordinasi dengan instansi atau 'stakeholder' yang merupakan salah satu fungsi kami sebagai fungsi komando. Sebagai contoh pada saat terjadi gempa bumi di Nusa Tenggara Barat (Lombok) banyak pihak (salah satunya pihak konsulat asing) menghubungi BPBD Provinsi Bali untuk mengetahui perkembangan situasi gempa bumi serta kondisi warga negara mereka yang berada di lokasi tersebut," kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin saat menerima kunjungan rombongan Kedubes Kanada, di Denpasar.
Rombongan tersebut dipimpin Annamaria Scotti selaku Konselor (Manajemen) dan Konsul serta mengajak Mark-Andrew De Sanctis (Konselor - Manager Program Cepat Tanggap), Achmad Musanif (Petugas Program Keamanan) dan Erika Tini (Asisten Konsuler).
Dalam kesempatan itu, Rentin secara umum menjelaskan fungsi dari BPBD dan menjelaskan prosedur operasional standar (SOP) pada saat terjadi suatu bencana.
Baca juga: BPBD Bali: Gunung Agung tetap siaga, jangan terpengaruh hoaks
"Kami juga telah bekerja sama dengan kalangan perhotelan untuk dilakukan Sertifikasi Kesiapsiagaan Bencana yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesiapsiagaan pihak hotel dalam hal evakuasi dan menanggulangi suatu bencana. Proses sertifikasi diberikan kepada pihak hotel dan akan dilakukan evaluasi tiap tiga tahun," katanya.
BPBD Provinsi Bali pun telah melaksanakan beberapa inovasi pencegahan sebagai contoh dengan menetapkan tanggal 26 tiap bulannya untuk melaksanakan simulasi bencana di masing-masing instansi dan hotel sesuai arahan Gubernur Bali.
"Gladi Lapang Bencana Gempabumi Tsunami juga akan dilaksanakan pada 26 Oktober 2019 yang bertempat di Kabupaten Jembrana, dengan tujuan untuk meningkatka kapasitas kami dalam menghadapi bencana tersebut. Harapanya gladi lapang ini tidak hanya diikuti oleh masyarakat lokas saja, namun juga bisa diikuti oleh kedutaan dan konsulat asing yang ada di Provinsi Bali," ucapnya.
Rombongan Kedutaan Kanada sangat antusias dan terkesan terhadap keberadaan BPBD dalam melakukan penanganan kebencanaan baik itu prabencana, saat bencana maupun pascabencana.
Mark-Andrew De Sanctis juga menanyakan kepada BPBD mengenai tantangan terbesar apa yang dihadapi dalam hal penanggulangan bencana, serta bagaimana komunikasi dan akses yang digunakan pada saat terjadi suatu bencana di sisi Bali utara.
Rentin mengemukakan tantangan terbesar saat ini adalah kurangnya jumlah peralatan serta jumlah personel yang sangat terbatas, sehingga BPBD mengupayakan untuk meningkatkan jumlah kekurangan tersebut.
Baca juga: BMKG: gempa besar di selatan Jawa itu potensi, bukan prediksi
Sedangkan untuk akses yang dapat digunakan menuju Bali utara, selain jalur darat dan berkoordinasi dengan BPBD setempat, pihaknya menggunakan akses jalur udara dengan helikopter yang bekerja sama dengan Basarnas
Dalam kesempatan itu, pihak Kedutaan Kanada menyatakan akan membantu Bali dalam meneruskan informasi kesiapsiagaan itu, karena tiap tahun lebih dari 50 ribu warga negara Kanada datang ke Bali.
Baca juga: BPBD Bali: Gunung Agung tetap siaga, jangan terpengaruh hoaks
Selain itu, Kanada juga ingin berperan dalam upaya pembangunan beberapa kebutuhan logistik dan peralatan serta dijanjikan jika ada kesempatan pelatihan bagi tenaga (SDM) BPBD akan diprioritas untuk Bali.
"Mereka menyatakan sangat senang jika diundang pada acara gladi lapang yang akan digelar 26 oktober 2019 mendatang di Kabupaten Jembrana, gladi lapang ini diskenario menghadapi bencana (disetting seperti kejadian sesungguhnya) dengan melibatkan personel dalam jumlah yang banyak dan semua stakeholders berperan sesuai tugas dan fungsi masing-masing," katanya.
Sejauh ini sudah ada lima konsulat jenderal yang bersedia hadir dan menyaksikan gladi lapang tersebut, diantaranya Australia, Amerika Serika, Tiongkok, Inggris dan terakhir Kanada.
Di akhir kegiatan rombongan berkesempatan melihat ruangan crisis center UPTD PBD serta melihat sarana prasarana yang dimiliki BPBD Provinsi Bali, seperti mobil komunikasi, ambulasn, ruang radio komunikasi serta komputer aktivasi sirine tsunami, dan diakhiri dengan sesi foto bersama.
Baca juga: BNPB hibahkan sirene Gunung Agung untuk Bali
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019