Gubernur Bali Wayan Koster mengajak berbagai pihak untuk ikut membangun karakter generasi muda di daerah setempat bernapaskan ke-Hinduan dan kearifan lokal yang berkembang di Pulau Dewata sehingga dapat mempertahankan keunikan yang dimiliki.
"Masyarakat Bali yang mayoritas menganut Hindu memiliki keunikan tersendiri dibandingkan agama Hindu yang dianut secara universal, pelaksanaan agama, adat istiadat dan budaya menyatu, yang satu sama lainnya saling menguatkan," kata Koster saat membuka penyelenggaraan World Hindu Wisdom Meets 2019 di Aula SMA Bali Mandara, Singaraja, Buleleng, Jumat.
Oleh karena itu, eksistensi dan keberlangsungan agama Hindu ala Bali harus tetap dijaga, terlebih dalam kaitan membangun karakter generasi muda harus tetap bernapaskan ke-Hinduan dan kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di Bali, sehingga generasi muda Bali semakin berkarakter, dipandang, dihargai dan mendapat pengakuan orang luar.
"Kita harus bisa menempatkan agama Hindu sesuai porsinya, kalau di Bali harus dilaksanakan sesuai tata cara yang berkembang di Bali, mengedepankan kearifan lokal. Kita harus memahami batasan-batasan, mana hal-hal yang benar-benar fundamental dan prinsip yang tidak boleh diubah harus kita jaga, mana hal-hal yang bisa dikembangkan mengikuti perubaham zaman," ujar Koster di hadapan para peserta dan anak didik SMAN-SMKN Bali Mandara.
Baca juga: Puluhan pemuda Badung ikuti pembinaan mental
Oleh karena itu, menurut Koster, keunikan agama Hindu di Bali yang harus dijaga eksistensinya. Generasi muda harus diarahkan berdasarkan ideologi lokal yang dimiliki agar semakin berkarakter.
Koster juga menekankan agar hendaknya masyarakat bukan berpatokan pada kesukuan. Masyarakat Bali sebagai penganut Hindu yang berada di wilayah Indonesia, harus tetap mengikuti dinamika nasional, dalam berkewarganegaraan harus berpegang teguh pada Ideologi bangsa yakni Pancasila dan UUD 1945.
"Dengan menjadi penganut agama yang baik, itu akan menjadi fondasi yang kuat dalam membangun kebangsaan kita. Kita akan bisa melawan pertarungan ideologi yang mengikis rasa kebangsaan kita, karena sejatinya pertarungan ideologi itulah tantangan terbesar kita saat ini. Kita harus bangun SDM kita. Walaupun minoritas, jika SDM kita bagus, berprestasi, kita akan bisa menguasai dunia. Kita harus bisa menjadi orang yang menentukan arus perubahan, bukan hanya sekadar mengikuti arus," ujarnya.
Baca juga: Wamenlu perkenalkan nilai-nilai Pancasila kepada pemuda berbagai negara
Sementara itu, Presiden World Hindu Parisadh (WHP) Made Mangku Pastika menyatakan dipilihnya SMAN Bali Mandara sebagai tempat penyelenggaraan acara bertema "Membentuk Karakter Pemimpin Masa Depan" tak lepas dari tujuan dibangunnya sekolah tersebut yang dipersiapkan untuk menyiapkan, mendidik, mengarahkan, membina para generasi muda calon pemimpin masa depan.
Acara yang disusun lebih banyak melibatkan generasi muda, menurut Pastika, untuk memberikan pandangan kepada generasi muda tentang wawasan beragama dalam menjalani kehidupan.
Baca juga: Wadubes AS: Bali jadi contoh bagi pemuda Asean untuk peduli lingkungan
Ia pun mengajak generasi muda untuk berbangga menganut agama Hindu. "Teori kepemimpinan Hindu sampai saat ini masih relevan dijadikan acuan pembentukan karakter pemimpin. Pemimpin-pemimpin besar dan tokoh-tokoh dunia belajar dari Hindu, karena Hindu logis, fleksibel, universal dan sebagainya jadi banggalah sebagai orang Hindu," ucap Gubernur Bali periode 2008-2018 itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Masyarakat Bali yang mayoritas menganut Hindu memiliki keunikan tersendiri dibandingkan agama Hindu yang dianut secara universal, pelaksanaan agama, adat istiadat dan budaya menyatu, yang satu sama lainnya saling menguatkan," kata Koster saat membuka penyelenggaraan World Hindu Wisdom Meets 2019 di Aula SMA Bali Mandara, Singaraja, Buleleng, Jumat.
Oleh karena itu, eksistensi dan keberlangsungan agama Hindu ala Bali harus tetap dijaga, terlebih dalam kaitan membangun karakter generasi muda harus tetap bernapaskan ke-Hinduan dan kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di Bali, sehingga generasi muda Bali semakin berkarakter, dipandang, dihargai dan mendapat pengakuan orang luar.
"Kita harus bisa menempatkan agama Hindu sesuai porsinya, kalau di Bali harus dilaksanakan sesuai tata cara yang berkembang di Bali, mengedepankan kearifan lokal. Kita harus memahami batasan-batasan, mana hal-hal yang benar-benar fundamental dan prinsip yang tidak boleh diubah harus kita jaga, mana hal-hal yang bisa dikembangkan mengikuti perubaham zaman," ujar Koster di hadapan para peserta dan anak didik SMAN-SMKN Bali Mandara.
Baca juga: Puluhan pemuda Badung ikuti pembinaan mental
Oleh karena itu, menurut Koster, keunikan agama Hindu di Bali yang harus dijaga eksistensinya. Generasi muda harus diarahkan berdasarkan ideologi lokal yang dimiliki agar semakin berkarakter.
Koster juga menekankan agar hendaknya masyarakat bukan berpatokan pada kesukuan. Masyarakat Bali sebagai penganut Hindu yang berada di wilayah Indonesia, harus tetap mengikuti dinamika nasional, dalam berkewarganegaraan harus berpegang teguh pada Ideologi bangsa yakni Pancasila dan UUD 1945.
"Dengan menjadi penganut agama yang baik, itu akan menjadi fondasi yang kuat dalam membangun kebangsaan kita. Kita akan bisa melawan pertarungan ideologi yang mengikis rasa kebangsaan kita, karena sejatinya pertarungan ideologi itulah tantangan terbesar kita saat ini. Kita harus bangun SDM kita. Walaupun minoritas, jika SDM kita bagus, berprestasi, kita akan bisa menguasai dunia. Kita harus bisa menjadi orang yang menentukan arus perubahan, bukan hanya sekadar mengikuti arus," ujarnya.
Baca juga: Wamenlu perkenalkan nilai-nilai Pancasila kepada pemuda berbagai negara
Sementara itu, Presiden World Hindu Parisadh (WHP) Made Mangku Pastika menyatakan dipilihnya SMAN Bali Mandara sebagai tempat penyelenggaraan acara bertema "Membentuk Karakter Pemimpin Masa Depan" tak lepas dari tujuan dibangunnya sekolah tersebut yang dipersiapkan untuk menyiapkan, mendidik, mengarahkan, membina para generasi muda calon pemimpin masa depan.
Acara yang disusun lebih banyak melibatkan generasi muda, menurut Pastika, untuk memberikan pandangan kepada generasi muda tentang wawasan beragama dalam menjalani kehidupan.
Baca juga: Wadubes AS: Bali jadi contoh bagi pemuda Asean untuk peduli lingkungan
Ia pun mengajak generasi muda untuk berbangga menganut agama Hindu. "Teori kepemimpinan Hindu sampai saat ini masih relevan dijadikan acuan pembentukan karakter pemimpin. Pemimpin-pemimpin besar dan tokoh-tokoh dunia belajar dari Hindu, karena Hindu logis, fleksibel, universal dan sebagainya jadi banggalah sebagai orang Hindu," ucap Gubernur Bali periode 2008-2018 itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019