Denpasar (Antara Bali) - PT Aerowisata Hotels and Resorts membangun enam unit hotel berbintang di Belitung, Jakarta, dan Bali, pada tahun 2012.
"Tahun depan kami membangun enam unit hotel berbintang. Investasinya sekitar Rp500 miliar untuk satu unit hotel berbintang," kata Executive Vice President PT Aerowisata Hotels and Resorts, Anton Partono, saat dihubungi dari Denpasar, Kamis.
Rencana perusahaan yang 100 persen sahamnya dimiliki oleh PT Garuda Indonesia itu semakin menambah panasnya iklim persaingan hotel berbintang di Indonesia, terutama di daerah tujuan wisata.
Bahkan, hal itu menunjukkan bahwa krisis keuangan yang melanda sejumlah negara di Eropa tidak memengaruhi bisnis perhotelan nasional.
"Krisis itu hanya terjadi di Italia, Spanyol, dan Yunani. Negara Eropa lainnya tidak. Jadi, kami sama sekali tidak mengkhawatirkan dampak dari krisis itu," kata Anton yang baru saja pulang dari London, Inggris, untuk survei pasar wisatawan asing itu.
Aerowisata tetap akan bersaing di pasar kelas menengah ke atas dengan membidik wisatawan asing asal Eropa. Arsitektur bangunan hotel pun tetap akan mengedepankan model bangunan tradisional masyarakat Indonesia dengan halaman dan taman yang luas.
"Kami tidak akan ikut-ikutan membangun hotel bergaya minimalis. Kami tetap membangun hotel seperti kebanyakan hotel kami selama ini karena model bangunan seperti yang ada ini yang paling banyak diminati wisatawan asing asal Eropa," katanya.
Bahkan, pekan ini ada pesawat carteran yang mengangkut puluhan wisatawan asing asal Rusia akan berlibur di Lombok. Selama berada di Lombok, mereka akan menginap di Hotel Senggigi Beach di bawah naungan Aerowisata itu.
"Turis asing asal Rusia itu kami yang mendapatkannya saat kami melakukan promosi di sejumlah negara di Eropa. Bulan depan masih ada lagi wisatawan Eropa yang akan ke Lombok," kata Anton.
Selain senang menginap di hotel berhalaman luas, turis asing asal Eropa juga memperhatikan aspek lingkungan sebagaimana diimplementasikan dalam program "Eco Hotel".
Sampai 2010 ini, dari 14 hotel yang dikelola Aerowisata, sebanyak lima unit mendapatkan sertifikat Eco Hotel dari TUV Rheinland yang meliputi Hotel Sanur Beach (Bali), Hotel Senggigi Beach (Lombok), Hotel Grand Preanger (Bandung, Jabar), Hotel Labersa Grand (Pekanbaru, Riau), dan Hotel Aerotel (Biak, Papua).(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Tahun depan kami membangun enam unit hotel berbintang. Investasinya sekitar Rp500 miliar untuk satu unit hotel berbintang," kata Executive Vice President PT Aerowisata Hotels and Resorts, Anton Partono, saat dihubungi dari Denpasar, Kamis.
Rencana perusahaan yang 100 persen sahamnya dimiliki oleh PT Garuda Indonesia itu semakin menambah panasnya iklim persaingan hotel berbintang di Indonesia, terutama di daerah tujuan wisata.
Bahkan, hal itu menunjukkan bahwa krisis keuangan yang melanda sejumlah negara di Eropa tidak memengaruhi bisnis perhotelan nasional.
"Krisis itu hanya terjadi di Italia, Spanyol, dan Yunani. Negara Eropa lainnya tidak. Jadi, kami sama sekali tidak mengkhawatirkan dampak dari krisis itu," kata Anton yang baru saja pulang dari London, Inggris, untuk survei pasar wisatawan asing itu.
Aerowisata tetap akan bersaing di pasar kelas menengah ke atas dengan membidik wisatawan asing asal Eropa. Arsitektur bangunan hotel pun tetap akan mengedepankan model bangunan tradisional masyarakat Indonesia dengan halaman dan taman yang luas.
"Kami tidak akan ikut-ikutan membangun hotel bergaya minimalis. Kami tetap membangun hotel seperti kebanyakan hotel kami selama ini karena model bangunan seperti yang ada ini yang paling banyak diminati wisatawan asing asal Eropa," katanya.
Bahkan, pekan ini ada pesawat carteran yang mengangkut puluhan wisatawan asing asal Rusia akan berlibur di Lombok. Selama berada di Lombok, mereka akan menginap di Hotel Senggigi Beach di bawah naungan Aerowisata itu.
"Turis asing asal Rusia itu kami yang mendapatkannya saat kami melakukan promosi di sejumlah negara di Eropa. Bulan depan masih ada lagi wisatawan Eropa yang akan ke Lombok," kata Anton.
Selain senang menginap di hotel berhalaman luas, turis asing asal Eropa juga memperhatikan aspek lingkungan sebagaimana diimplementasikan dalam program "Eco Hotel".
Sampai 2010 ini, dari 14 hotel yang dikelola Aerowisata, sebanyak lima unit mendapatkan sertifikat Eco Hotel dari TUV Rheinland yang meliputi Hotel Sanur Beach (Bali), Hotel Senggigi Beach (Lombok), Hotel Grand Preanger (Bandung, Jabar), Hotel Labersa Grand (Pekanbaru, Riau), dan Hotel Aerotel (Biak, Papua).(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011