Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangli melaporkan seorang petani I Nengah Sukarsa (37) dinyatakan tenggelam di Danau Batur, Kabupaten Bangli, saat memasang jaring ikan di pinggiran danau dengan menggunakan sampan tradisional pada Selasa pagi.
"Berdasarkan keterangan warga sekitar, korban merupakan petani ikan di Danau Batur yang biasa memasang jaring ikan di pinggiran danau," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bangli I Wayan Karmawan dihubungi dari Denpasar, Selasa.
Berdasarkan informasi dari warga, lanjut dia, korban Sukarsa memang rutin memasang jaring ikan setiap pagi dari pukul 05.00-07.00 Wita dengan menggunakan sampan tradisional.
"Saat kejadian pagi ini, korban seperti biasa memasang jaring bersama petani lainnya termasuk bersama orang tua korban bernama I Nengah Parta dengan memasang jaring secara terpencar," ujarnya.
Sekitar pukul 07.00 Wita, petani yang ikut memasang jaring dikejutkan dengan tangisan orang tua korban, dan setelah ditanya mengatakan bahwa I Nengah Sukarsa jatuh ke danau karena hanya sampannya saja dilihat tanpa tuan. Petani lainnya pun ikut panik seraya meminta bantuan pada masyarakat di daratan.
"Sejatinya korban sangat pandai menyelam, hanya saja saat kejadian korban memakai sepatu boat yang diperkirakan menyulitkan korban dalam berenang," ucap Karmawan.
Baca juga: Danau buatan akan atasi meluapnya danau Batur
Secara terpisah, Kepala Desa Buahan, Kecamatan Kintamani, baru melaporkan ke BPBD sekitar pukul 10.00 Wita untuk meminta bantuan agar didatangkan Basarnas Denpasar untuk membantu pencarian korban.
Warga secara bergotong royong berusaha mencari korban dengan menyusuri pinggiran danau tempat korban terakhir memasang jaring. "Sampai saat ini proses pencarian masih dilakukan, semoga korban dapat diselamatkan," ucap Karmawan.
Baca juga: Bocah delapan tahun tenggelam di Jembrana
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Berdasarkan keterangan warga sekitar, korban merupakan petani ikan di Danau Batur yang biasa memasang jaring ikan di pinggiran danau," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bangli I Wayan Karmawan dihubungi dari Denpasar, Selasa.
Berdasarkan informasi dari warga, lanjut dia, korban Sukarsa memang rutin memasang jaring ikan setiap pagi dari pukul 05.00-07.00 Wita dengan menggunakan sampan tradisional.
"Saat kejadian pagi ini, korban seperti biasa memasang jaring bersama petani lainnya termasuk bersama orang tua korban bernama I Nengah Parta dengan memasang jaring secara terpencar," ujarnya.
Sekitar pukul 07.00 Wita, petani yang ikut memasang jaring dikejutkan dengan tangisan orang tua korban, dan setelah ditanya mengatakan bahwa I Nengah Sukarsa jatuh ke danau karena hanya sampannya saja dilihat tanpa tuan. Petani lainnya pun ikut panik seraya meminta bantuan pada masyarakat di daratan.
"Sejatinya korban sangat pandai menyelam, hanya saja saat kejadian korban memakai sepatu boat yang diperkirakan menyulitkan korban dalam berenang," ucap Karmawan.
Baca juga: Danau buatan akan atasi meluapnya danau Batur
Secara terpisah, Kepala Desa Buahan, Kecamatan Kintamani, baru melaporkan ke BPBD sekitar pukul 10.00 Wita untuk meminta bantuan agar didatangkan Basarnas Denpasar untuk membantu pencarian korban.
Warga secara bergotong royong berusaha mencari korban dengan menyusuri pinggiran danau tempat korban terakhir memasang jaring. "Sampai saat ini proses pencarian masih dilakukan, semoga korban dapat diselamatkan," ucap Karmawan.
Baca juga: Bocah delapan tahun tenggelam di Jembrana
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019