Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati meminta masukan dari para tetua (penglingsir) dan tokoh-tokoh di daerah itu agar dapat memberikan masukan yang berharga dalam pembangunan di Pulau Dewata.

"Saya harap bisa turut memberikan masukan dan bimbingan dalam melaksanakan tugas kami sebagai pemimpin Bali. Tuntunan para penglingsir dan sameton (saudara) semua sangat berharga untuk pembangunan Bali ke depan," kata Wagub Bali dalam acara Mahasabha ke-2 Paiketan Pasemetonan Trah Sri Arya Sentong (PPTSAS) di Wantilan Taman Pujaan Bangsa, Margarana, Tabanan, Jumat.

Pria yang akrab disapa Cok Ace ini menyebut visi pembangunan Nangun Sat Kerthi Loka Bali, juga mencakup pula usaha untuk menjaga keharmonisan krama (masyarakat) di seluruh Bali.

"Kami ingin bersatu semua pasemetonan dan paiketan (klan) di Bali. Jangan malah saling bertikai antarsaudara. Satukan pikiran dan rasa persatuan di seluruh masyarakat. Harus ada proses-proses perbaikan dan konsolidasi berbagai konflik yang terjadi. Karena semuanya, punya kewajiban dalam menjaga Bali," ujarnya.

Cok Ace yang juga tokoh Puri Ubud ini juga berterima kasih kini diberikan kesempatan untuk mengabdi di Bali bersama Gubernur Wayan Koster.

"Kita bersama-sama menyelesaikan masalah-masalah riil di Bali. Kita lihat kesadaran sebagai umat Hindu, sebagai Orang Bali yang makin memudar. Kita cari cara, dengan peraturan regulasi-regulasi, contohnya peraturan tentang penggunaan pakaian adat Bali. Kalau bukan kita yang memakai, siapa lagi? Lalu ada pula peraturan tentang bahasa dan sastra Bali. Di sana tempat kita belajar, filosofi, etika dan lainnya," ujarnya.

Perda Desa Adat, lanjut dia, juga dibuat untuk mengatur lebih jauh keberadaan, eksistensi desa adat. "Mari bersama kita dukung dan kuatkan. Di samping ditambah pembangunan fisik seperti jalan shortcut ke Singaraja sudah dalam progress, dan tahun depan ditargetkan sudah selesai," ucapnya.

Baca juga: Gubernur Bali minta masukan untuk pameran pembangunan

Sementara itu Ketua Panitia I Gusti Ketut Purnayasa mengatakan keberadaan paiketan (klan) tersebut merupakan pemikiran sejak lama. "Setelah diinvetarisasi, jumlahnya cukup banyak, ada di seluruh Bali hingga luar sehingga perlu mewujudkan wadah berkumpul dan berkomunikasi," ucapnya.

Mahasabha dilaksanakan selama dua hari dengan jumlah peserta sekitar 2.000 jiwa. Mahasabha akan membahas keputusan-keputusan, anggaran rumah tangga dan memilih pengurus periode 2019-2024.

Baca juga: Gubernur Koster ajak bupati/wali kota hapuskan ego sektoral (video)

Dalam acara tersebut, hadir pula perwakilan anggota DPRD Bali, Wakil Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya, Ketua DPRD Tabanan I Made Dirga, pemuka agama yakni sulinggih dan pinandita, dan tokoh-tokoh lainnya.

Video oleh Humas Pemprov Bali

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019