Guncangan gempa 5,0 magnitudo di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali juga dirasakan warga Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin.
"Kami sekeluarga sempat panik dan lari keluar rumah karena guncangan terasa cukup kuat," kata Anisa, salah seorang warga di Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember.
Ia mengatakan getaran gempa tersebut agak lama, sehingga tidak segera masuk ke rumah dan menunggu di depan rumah. "Beberapa tetangga juga ada yg menunggu di luar rumah sampai getaran gempa benar-benar tidak terasa lagi," katanya.
Sementara Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo mengatakan guncangan gempa Bali dirasakan hampir di semua kecamatan di Jember.
"Banyak warga Jember yang merasakan getaran gempa bumi yang berpusat di Jembrana, Bali," katanya.
Ia menjelaskan petugas masih melakukan pemantauan di lapangan terkait dengan dampak gempa bumi tersebut. "Sejauh ini belum ada laporan kerusakan di Jember akibat gempa bumi Bali dan mudah-mudahan tidak ada," katanya.
Wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa diguncang gempa bumi tektonik pada Senin (12/8) pukul 05.51 WIB.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi itu memiliki kekuatan M=5,0 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=4,9.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,92 LS dan 113,89 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 189 km arah barat daya Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali pada kedalaman 68 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi itu dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar naik (Thrust Fault).
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kami sekeluarga sempat panik dan lari keluar rumah karena guncangan terasa cukup kuat," kata Anisa, salah seorang warga di Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember.
Ia mengatakan getaran gempa tersebut agak lama, sehingga tidak segera masuk ke rumah dan menunggu di depan rumah. "Beberapa tetangga juga ada yg menunggu di luar rumah sampai getaran gempa benar-benar tidak terasa lagi," katanya.
Sementara Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo mengatakan guncangan gempa Bali dirasakan hampir di semua kecamatan di Jember.
"Banyak warga Jember yang merasakan getaran gempa bumi yang berpusat di Jembrana, Bali," katanya.
Ia menjelaskan petugas masih melakukan pemantauan di lapangan terkait dengan dampak gempa bumi tersebut. "Sejauh ini belum ada laporan kerusakan di Jember akibat gempa bumi Bali dan mudah-mudahan tidak ada," katanya.
Wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa diguncang gempa bumi tektonik pada Senin (12/8) pukul 05.51 WIB.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi itu memiliki kekuatan M=5,0 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=4,9.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,92 LS dan 113,89 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 189 km arah barat daya Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali pada kedalaman 68 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi itu dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar naik (Thrust Fault).
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019