Pekerjaan konstruksi Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya ditargetkan mulai 2021 setelah studi kelaikan oleh Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) rampung pada pertengahan 2020.

"Konstruksi mulai 2021 setelah hasil 'feasibility study' (studi kelaikan) rampung dan dibawa dan diputuskan oleh pemerintah," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri saat diskusi di Kemenhub, Jakarta, Jumat.

Dia menyebutkan lama konstruksi diperkirakan dua hingga tiga tahun di mana akan dibangun jalur KA baru sebagian layang (elevated) untuk jalur yang melintasi perkotaan padat penduduk sepanjang 56 kilometer.

"56 kilometer tadi akan dibangun 'elevated' karena melintasi kota-kota. Sementara untuk di luar kota kita buat jalur biasa agar efisien," katanya.

Zulfikri mengatakan awalnya memang menggunakan jalur yang sama dengan jalur yang ada saat ini (eksisting), namun dalam pembangunan revitalisasi jalur KA Semicepat Jakarta-Surabaya, KA yang sudah beroperasi saat ini tidak boleh berhenti.

Kemudian, lanjut dia, ditawarkan solusi membangun jalur sementara (temporary track) agar tidak mengganggu pengoperasian KA jarak jauh Jakarta-Surabaya.

"Kenapa enggak kita buat saja jalur baru, sama saja dengan bangun jalur baru. Kita enggak ganggu gugat jalur yang sekarang," katanya.

Dengan konstruksi demikian, Zulfikri mengatakan, bisa menghilangkan perlintasan sebidang sebanyak 1.992 perlintasan sebidang di sepanjang jalur KA Jakarta-Surabaya baik resmi maupun tidak resmi.

Baca juga: Gubernur Bali inginkan kereta api bernuansa lokal

Nantinya, setelah revitalisasi jalur KA tersebut, waktu tempuh Jakarta-Surabaya dengan kecepatan 160 kilometer per jam menjadi 5,5 jam dari yang saat ini sembilan sampai 10 jam dengan kecepatan 90 kilometer per jam.

Zulfikri meyakini apabila itu terjadi maka akan ada perpindahan dari penumpang pesawat ke kereta dengan waktu tempuh 5,5 dari kota ke kota.

"Akan ada pergeseran yang signifikan dari penumpang angkutan udara," katanya.

Saat ini tengah dilakukan pra studi kelaikan oleh JICA untuk melakukan kajian struktur jalur tersebut mengingat struktur akan memakan biaya terbesar dari konstruksi.

"Jepang sudah bekerja nanti di akhir Desember ini sudah diketahui rancangan strukturnya karena nilai terbesar konstruksi itu di strukturnya," katanya.

Pembangunannya pun, lanjut dia, akan dilakukan bertahap, yakni Jakarta-Semarang kemudian Semarang-Surabaya.

Zulfikri sudah meminta kepada Jepang untuk melibatkan industri lokal, baik itu kontraktor maupun komponen kereta.

Baca juga: 2021, Indonesia negara pertama miliki kereta cepat di Asia Tenggara

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019