Kalangan pelaku industri spa di tanah air menyatakan industri jasa spa Indonesia memiliki potensi untuk mendunia jika didukung kebijakan pemerintah serta adanya sinergi dengan semua pemangku kepentingan terkait.

Direktur Marketing dan Spa PT Mustika Ratu Isabella Silalahi di Jakarta, Sabtu mengatakan, industri jasa spa di Thailand tak hanya berkembang di dalam negeri namun sudah mampu mendunia karena mampu menembus ke negara-negara lain.

"Kita berharap industri spa di Indonesia bisa seperti di Thailand mampu mendunia. Apalagi di Indonesia memiliki potensi yang mendukung," katanya saat pembukaan House of Mustika Ratu (HOMR) di Jakarta Selatan.

Tantangan industri spa Indonesia untuk mendunia menurut dia, belum adanya dukungan penuh dari pemerintah, seperti dari Kementerian Pariwisata, Kementerian Perdagangan ataupun Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Pemerintah Thailand, tambahnya, memberikan dukungan penuh terhadap industri spa di sana karena sebagai salah satu bagian dalam sektor pariwisata. Bentuk dukungan tersebut misalnya dengan selalu mempromosikan dalam kegiatan-kegiatan internasional.

Selain itu, sumber daya manusia (SDM) industri spa di Thailand yakni tenaga terapis juga lebih percaya diri ketika berada di negara lain sehingga mendukung tumbuhnya jasa spa Thailand di pasar internasional.

Padahal, ujar Isabella, potensi industri spa Indonesia tak kalah dibandingkan dari Thailand seperti dukungan sumber daya alam berupa rempah-rempah yang beragam sebagai bahan baku dalam industri tersebut.

Selain itu, banyaknya ragam teknik pemijatan tradisional yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan kekayaan tradisi turun temurun.

"Untuk itu Kementerian Pariwisata, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pendidikan dan Bekraf selaku pemerintah harus bersinergi dengan pelaku industri di tanah air untuk mengangkat industri spa mendunia," katanya.

Pada kesempatan itu Isabella juga menyatakan, kaum urban milenial merupakan pasar potensial bagi industri spa di dalam negeri terutama di kota-kota besar, karena gaya hidup mereka yang dipenuhi aktifitas dengan tingkat stress tinggi.

Namun demikian, tambahnya, saat ini konsumen jasa spa di dalam negeri masih di dominasi generasi tua atau berusia 35 ke atas yakni sektar 70-80 persen dari pengunjung.

"Oleh karena itu kami ingin membalik agar pengunjung jasa spa 70-80 persen dari kalangan generasi milinial yakni berusia 20-35 tahun," katanya.

Spa, tambahnya, menjadi salah satu aktivitas pilihan bagi masyarakat termasuk kaum milenial untuk merelaksasikan diri setelah menjalani rutinitas sehari-hari selain pariwisata.
 

Pewarta: Subagyo

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019