Negara (Antara Bali) - Suami pasien yang meninggal dunia setelah melakukan operasi sterilisasi melaporkan dugaan malapraktik dokter di RSUD Negara kepada pihak Polres Jembrana, Bali, Sabtu.

I Nengah Suardinata (45), warga Dusun Beler Bale Agung, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, tidak bisa menerima kematian istrinya, Siti Hardianti (34), Selasa (11/10) lalu.

Usai melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK), dia bergegas menuju ruang pemeriksaan di Satuan Reserse Kriminal Polres Jembrana untuk pemeriksaan lanjutan. Suardinata mengungkapkan bahwa istrinya, menjalani persalinan normal anak keempatnya, Senin (10/11) lalu.

Beberapa saat setelah persalinan, dia menuruti nasihat dokter agar istrinya menjalani operasi steril. Dia pun merelakan istrinya itu menjalani operasi.

Sampai enam jam menunggu, Suardinata tak kunjung mendapat pemberitahuan terkait kondisi istrinya yang masih berada di ruang operasi. Di sela-sela menunggu itulah, seorang dokter keluar dan meminta Suardianata menyiapkan beberapa lembar kain.

Namun beberapa jam kemudian, dokter memberitahukan bahwa pasien mengalami kritis dan harus segera dibawa ke RSUP Sanglah, Denpasar. Setibanya di RSUP Sanglah, Hardianti meninggal dunia dan jenazahnya langsung dibawa kembali ke Jembrana.

"Saya merasa keberatan dengan kejadian ini. Saya minta polisi memprosesnya secara hukum," kata Suardinata.

Sementara itu, Direktur RSUD Negara, dr Dwipayana, menyatakan bahwa pihaknya telah menangani pasien sesuai dengan prosedur yang berlaku, baik sebelum maupun sesudah operasi.

"Pasien dan suaminya sudah menandatangani surat persetujuan untuk melakukan operasi steril," katanya.

Menurut Dwipayana, dari pengecekan sebelumnya, kondisi Hardianti sehat-sehat saja. Bahkan beberapa saat setelah operasi sempat  berbicara.

Kondisi pasien, kata dia, mendadak menurun saat berada di ruang pemulihan sehingga dokter memberikan bantuan pernafasan melalui alat pacu jantung.

Setelah mendapatkan penanganan itu, paru-paru dan jantung Hardianti dalam kondisi normal, namun masih tidak sadarkan diri. "Karena kami melihat napas dan jantung normal, tapi tidak juga sadar, maka pasien kami rujuk ke Denpasar," katanya.

Ia juga membantah, jika operasi steril merupakan saran atau inisiatif dari dokter RSUD Negara.(**)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011