Sebanyak tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan roti yang aman bagi penderita diabetes mellitus (DM) dengan bahan baku campuran ekstra okra (Abelmoschus Esculentus).
Ketiga mahasiswa penggagas roti tersebut, yakni Novitasari Dwi Mar'atusholihah, Anggun Nurani, Rehan Almira. Mereka mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Teknologi Pangan (ITP).
Menurut ketua tim, Novitasari Dwi Mar'atusholihah, di Malang, Minggu, walaupun bukan makanan pokok masyarakat Indonesia, roti menjadi makanan yang cukup digemari.
Namun, katanya, hal yang perlu diwasapai roti justru memiliki kandungan gula yang tinggi, sehingga menjadi masalah bagi penderita diabetes mellitus jika gemar mengonsumsi roti.
"Itulah yang melatarbelakangi kami menciptakan roti yang ramah bagi para penderita diabetes millitus," katanya.
Cara membuat roti yang ramah bagi penderita diabetes mellitus, yakni mencampur bahan roti dengan ekstrak okra. Tanaman asli Afrika itu menjadi bahan tambahan untuk menekan kadar gula pada roti. Produk tersebut dinamai Rita Ok (Roti Tawar Okra).
Buah okra salah satu tanaman yang tinggi serat dan kandungan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Kandungan kimia dari okra di antaranya 67,50 persen α-selulosa, 15,40 persen hemiselulosa, 7,10 persen lignin, 3,40 persen komponen pektik, 3,90 persen komponen lemak dan linin, serta 2,70 persen ekstrak air. Efek kimia tersebut memiliki manfaat sebagai antidiabetes.
Mahasiswa semester enam itu, menerangkan temuannya sudah disusun sejak awal April lalu. Penelitian tersebut telah dan sedang dalam masa uji.
"Ada dua tahap pengujian. Satu sudah, yakni uji infifo, tinggal satu lagi, yakni uji serat," katanya.
Ia menerangkan buah okra nantinya diekstrak dan akan berbentuk gel. Gel itulah yang akan dicampurkan dalam bahan pembuatan roti. Selanjutnya, pembuatan roti akan melalui proses seperti pada umumnya.
"Ada sedikit perbedaan dengan roti pada umumnya, hanya teksturnya agak sedikit lembek. Lainnya sama dengan roti biasanya," ucapnya.
Dalam kurun waktu empat bulan, Novita dan dua rekannya akan mengoptimalkan penelitan mereka. Melalui penelitian dengan bimbingan dosen Dr Warkoyo itu, diharapkan mendapatkan informasi produk ekstrak buah okra yang mampu menurunkan kadar gula dalam darah.
"Harapannya ini dapat dijadikan alternatif produk pangan aman untuk dikonsumsi penderita diabetes mellitus," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Ketiga mahasiswa penggagas roti tersebut, yakni Novitasari Dwi Mar'atusholihah, Anggun Nurani, Rehan Almira. Mereka mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Teknologi Pangan (ITP).
Menurut ketua tim, Novitasari Dwi Mar'atusholihah, di Malang, Minggu, walaupun bukan makanan pokok masyarakat Indonesia, roti menjadi makanan yang cukup digemari.
Namun, katanya, hal yang perlu diwasapai roti justru memiliki kandungan gula yang tinggi, sehingga menjadi masalah bagi penderita diabetes mellitus jika gemar mengonsumsi roti.
"Itulah yang melatarbelakangi kami menciptakan roti yang ramah bagi para penderita diabetes millitus," katanya.
Cara membuat roti yang ramah bagi penderita diabetes mellitus, yakni mencampur bahan roti dengan ekstrak okra. Tanaman asli Afrika itu menjadi bahan tambahan untuk menekan kadar gula pada roti. Produk tersebut dinamai Rita Ok (Roti Tawar Okra).
Buah okra salah satu tanaman yang tinggi serat dan kandungan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Kandungan kimia dari okra di antaranya 67,50 persen α-selulosa, 15,40 persen hemiselulosa, 7,10 persen lignin, 3,40 persen komponen pektik, 3,90 persen komponen lemak dan linin, serta 2,70 persen ekstrak air. Efek kimia tersebut memiliki manfaat sebagai antidiabetes.
Mahasiswa semester enam itu, menerangkan temuannya sudah disusun sejak awal April lalu. Penelitian tersebut telah dan sedang dalam masa uji.
"Ada dua tahap pengujian. Satu sudah, yakni uji infifo, tinggal satu lagi, yakni uji serat," katanya.
Ia menerangkan buah okra nantinya diekstrak dan akan berbentuk gel. Gel itulah yang akan dicampurkan dalam bahan pembuatan roti. Selanjutnya, pembuatan roti akan melalui proses seperti pada umumnya.
"Ada sedikit perbedaan dengan roti pada umumnya, hanya teksturnya agak sedikit lembek. Lainnya sama dengan roti biasanya," ucapnya.
Dalam kurun waktu empat bulan, Novita dan dua rekannya akan mengoptimalkan penelitan mereka. Melalui penelitian dengan bimbingan dosen Dr Warkoyo itu, diharapkan mendapatkan informasi produk ekstrak buah okra yang mampu menurunkan kadar gula dalam darah.
"Harapannya ini dapat dijadikan alternatif produk pangan aman untuk dikonsumsi penderita diabetes mellitus," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019