Banda Aceh (Antara Bali) - Kapal PLTD Apung yang dihempas gelompang tsunami 26 Desember 2004 dari pantai Ulee Lheu ke Gampong (Desa) Punge Blang Cut, Kecamatan Meuraxa menjadi salah satu tempat wisata favorit di Kota Banda Aceh.
"Wisatawan yang datang ke Banda Aceh umumnya telah menjadikan kapal PLTD Apung sebagai tujuan utama, selain itu kapal di atas rumah di kawasan Lampulo juga menjadi daya tarik tersendiri untuk mengenang dasyatnya gelombang tsunami yang melanda Aceh akhir Desember 2004," kata Wali Kota Banda Aceh Mawardy Nurdin di Banda Aceh, Senin.
Hal tersebut disampaikan Mawardy Nurdin seusai menerima penyerahan fisik palka kapal PLTD Apung dari PT PLN (Persero) Aceh di aula Balai Kota.
Menurutnya, gelombang tsunami yang membuat kapal dengan berat 2.600 ton itu terdampar sejauh 2,5 kilometer dari pantai Ulee Lheu ke daratan Gampong Punge Blang Cut Kecamatan Meuraxa.
"Kapal PLTD Apung itu sudah menjadi pembicaraan para wisatawan, tidak hanya di Indonesia bahkan hingga mancanegara," kata Mawardy.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Wisatawan yang datang ke Banda Aceh umumnya telah menjadikan kapal PLTD Apung sebagai tujuan utama, selain itu kapal di atas rumah di kawasan Lampulo juga menjadi daya tarik tersendiri untuk mengenang dasyatnya gelombang tsunami yang melanda Aceh akhir Desember 2004," kata Wali Kota Banda Aceh Mawardy Nurdin di Banda Aceh, Senin.
Hal tersebut disampaikan Mawardy Nurdin seusai menerima penyerahan fisik palka kapal PLTD Apung dari PT PLN (Persero) Aceh di aula Balai Kota.
Menurutnya, gelombang tsunami yang membuat kapal dengan berat 2.600 ton itu terdampar sejauh 2,5 kilometer dari pantai Ulee Lheu ke daratan Gampong Punge Blang Cut Kecamatan Meuraxa.
"Kapal PLTD Apung itu sudah menjadi pembicaraan para wisatawan, tidak hanya di Indonesia bahkan hingga mancanegara," kata Mawardy.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011