Gubernur Bali Wayan Koster menjelaskan konsep visi pembangunan "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" secara detail kepada ribuan mahasiswa dan civitas akademika Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dalam acara kuliah umum selama lebih dari 2,5 jam.
"Visi 'Nangun Sat Kerthi Loka Bali' ini sesungguhnya saya susun dengan berakar pada nilai-nilai dan kearifan lokal masyarakat Bali. Dengan acara seperti ini, kami harapkan ISI Denpasar menjadi lebih tahu arah pembangunan Bali ke depan," katanya pada kuliah umum bertajuk "Nangun Sat Kerthi Loka Bali untuk Pemajuan Seni Budaya" itu di Denpasar, Jumat.
Melalui visi tersebut, pihaknya ingin menyeimbangkan urusan pembangunan Bali dari sisi sekala (jasmani) dan niskala (rohani).
"Selama ini yang kita urus melalui kebijakan dan regulasi sering kali hanya yang berkaitan dengan unsur sekala, padahal Bali itu diwariskan mengandung unsur niskala. Unsur niskala juga yang membedakan Bali dengan daerah lainnya, Bali menjadi terkenal dan mempunyai aura yang sangat kuat karena unsur niskala ini," ucapnya.
Selain itu, katanya, visi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" untuk mewujudkan Bali Era Baru dengan tiga dimensi utama, yakni bisa menjaga keseimbangan alam, krama (masyarakat), dan kebudayaan Bali, "genuine" Bali, bisa memenuhi kebutuhan, harapan, aspirasi krama Bali dalam berbagai aspek kehidupan, dan manajemen risiko agar memiliki kesiapan yang cukup dalam mengantisipasi munculnya permasalahan dan tantangan baru dalam tataran nasional serta global.
Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di Bali itu juga memaparkan sejumlah program prioritas di berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, pariwisata, agama, seni, dan budaya yang akan diimplementasikan selama lima tahun kepemimpinannya bersama Wagub Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati itu.
Menanggapi hal itu, Rektor ISI Denpasar I Gede Arya Sugiartha menyatakan berterima kasih kepada Gubernur Bali Wayan Koster karena memenuhi undangan untuk memberikan kuliah umum.
"Kami memandang visi Bapak Gubernur sangat berparadigma budaya, kami lihat luar biasa keberpihakannya kepada masalah kebudayaan. Oleh sebab itu, kami inginkan Bapak Gubernur memberikan penjelasan dari sisi konsep, rencana kerja apa yang akan dilakukan dengan visi tersebut sehingga bisa benar-benar dipahami seluruh civitas akademika ISI Denpasar," ucapnya.
Ia menjelaskan ISI Denpasar sebagai institusi yang bergerak di bidang budaya tentunya akan mendukung upaya dan program yang dirancang Pemprov Bali untuk mengimplementasikan visi tersebut.
"Jadi, apa yang bisa kami lakukan agar 'conect' juga dengan program-program yang akan kami selenggarakan. Kebetulan pada 2019 ini ISI Denpasar tengah menyusun rencana strategis lima tahun, mulai dari visi yang baru, rencana kerja yang baru, dan konsep pengembangan lembaga yang baru," katanya.
Hal tersebut, menurut dia, harus terkoneksi dengan Pemprov Bali karena memang kampus setempat berada di wilayah Provinsi Bali.
Arya mencontohkan untuk pelaksanaan Pesta Kesenian Bali dan Festival Seni Bali Jani yang dilaksanakan Pemprov Bali, sudah tentu orang-orang ISI Denpasar memegang peranan strategis, baik sebagai konseptor, pelaku, dan pembinaan kepada masyarakat.
"Demikian pula terkait rencana pembangunan Pusat Kebudayaan Bali yang akan mengintegrasikan seluruh aktivitas budaya, tentunya civitas akademika ISI Denpasar yang akan menjadi garda terdepan untuk mendukung program itu," ujar guru besar seni karawitan itu. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Visi 'Nangun Sat Kerthi Loka Bali' ini sesungguhnya saya susun dengan berakar pada nilai-nilai dan kearifan lokal masyarakat Bali. Dengan acara seperti ini, kami harapkan ISI Denpasar menjadi lebih tahu arah pembangunan Bali ke depan," katanya pada kuliah umum bertajuk "Nangun Sat Kerthi Loka Bali untuk Pemajuan Seni Budaya" itu di Denpasar, Jumat.
Melalui visi tersebut, pihaknya ingin menyeimbangkan urusan pembangunan Bali dari sisi sekala (jasmani) dan niskala (rohani).
"Selama ini yang kita urus melalui kebijakan dan regulasi sering kali hanya yang berkaitan dengan unsur sekala, padahal Bali itu diwariskan mengandung unsur niskala. Unsur niskala juga yang membedakan Bali dengan daerah lainnya, Bali menjadi terkenal dan mempunyai aura yang sangat kuat karena unsur niskala ini," ucapnya.
Selain itu, katanya, visi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" untuk mewujudkan Bali Era Baru dengan tiga dimensi utama, yakni bisa menjaga keseimbangan alam, krama (masyarakat), dan kebudayaan Bali, "genuine" Bali, bisa memenuhi kebutuhan, harapan, aspirasi krama Bali dalam berbagai aspek kehidupan, dan manajemen risiko agar memiliki kesiapan yang cukup dalam mengantisipasi munculnya permasalahan dan tantangan baru dalam tataran nasional serta global.
Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di Bali itu juga memaparkan sejumlah program prioritas di berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, pariwisata, agama, seni, dan budaya yang akan diimplementasikan selama lima tahun kepemimpinannya bersama Wagub Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati itu.
Menanggapi hal itu, Rektor ISI Denpasar I Gede Arya Sugiartha menyatakan berterima kasih kepada Gubernur Bali Wayan Koster karena memenuhi undangan untuk memberikan kuliah umum.
"Kami memandang visi Bapak Gubernur sangat berparadigma budaya, kami lihat luar biasa keberpihakannya kepada masalah kebudayaan. Oleh sebab itu, kami inginkan Bapak Gubernur memberikan penjelasan dari sisi konsep, rencana kerja apa yang akan dilakukan dengan visi tersebut sehingga bisa benar-benar dipahami seluruh civitas akademika ISI Denpasar," ucapnya.
Ia menjelaskan ISI Denpasar sebagai institusi yang bergerak di bidang budaya tentunya akan mendukung upaya dan program yang dirancang Pemprov Bali untuk mengimplementasikan visi tersebut.
"Jadi, apa yang bisa kami lakukan agar 'conect' juga dengan program-program yang akan kami selenggarakan. Kebetulan pada 2019 ini ISI Denpasar tengah menyusun rencana strategis lima tahun, mulai dari visi yang baru, rencana kerja yang baru, dan konsep pengembangan lembaga yang baru," katanya.
Hal tersebut, menurut dia, harus terkoneksi dengan Pemprov Bali karena memang kampus setempat berada di wilayah Provinsi Bali.
Arya mencontohkan untuk pelaksanaan Pesta Kesenian Bali dan Festival Seni Bali Jani yang dilaksanakan Pemprov Bali, sudah tentu orang-orang ISI Denpasar memegang peranan strategis, baik sebagai konseptor, pelaku, dan pembinaan kepada masyarakat.
"Demikian pula terkait rencana pembangunan Pusat Kebudayaan Bali yang akan mengintegrasikan seluruh aktivitas budaya, tentunya civitas akademika ISI Denpasar yang akan menjadi garda terdepan untuk mendukung program itu," ujar guru besar seni karawitan itu. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019